4• | Kehidupan baru |

26.1K 4.1K 52
                                    

Sebuah mobil berwarna putih memasuki sebuah gerbang tinggi rumah mewah dan berhenti tepat di depan pintu besar rumah tersebut.

"Ayo sayang " ajak seorang wanita dia adalah Helena ibu Luna.

Syakilla yang berada ditubuh Luna mengangguk dan tak lama datang seorang pria berjas hitam yang mengangkat dirinya dan mendudukannya di kursi roda.

Dan Syakilla baru menyadari kalau Luna sekaya ini, sampai-sampai dirumahnya terdapat banyak pria berjas hitam yang dia tebak adalah bodyguard.

Helena mendorong kursi roda yang ditempati putrinya menuju ke dalam, setelah seorang wanita perpenampilan rapih dengan seragam maidnya membukakan pintu.

Sekarang Syakilla melihat dengan jelas isi dari rumah besar Luna. Dan matanya berbinar-binar. Benar-benar kaya raya keluarga antagonis satu ini. Sangat berbeda dengan rumahnya yang dulu.

Helena mendorong kursi roda diikuti beberapa pria berjas yang membawa sebuah tas yang Syakilla tebak adalah tas berisi pakaiannya. Helena mendorongnya menuju sebuah lift dan seorang pria berjas menekan tombol dan pintu lift terbuka.

Mereka berempat masuk kedalam dan pria berjas tadi menekan lagi angka 3 pada tombol lift tersebut.

Syakilla yakin jika Mita berada disini dia akan ternganga dengan semua kemewahan yang Luna miliki. Beberapa barang yang mewah dan pajangan berlapis emas. Benar-benar kaya raya antagonis yang satu ini.

Tak lama pintu lift terbuka dan Helena segera mendorong kursi rodanya menuju sebuah pintu berwarna putih dan tergantung sebuah papan nama bernama ALUNA FAMER ZERON dan tanda hati di sebelahnya. Syakila terkikik geli dengan tanda hati yang berada di ujung papan itu.

Setelah pintu terbuka, lagi-lagi dibuka oleh salah satu pria berjas nampaklah sebuah ruangan mewah bernuansa putih dan abu-abu.

Baru melangkah maju melewati pintu, harum vanilla mengeruak. Dengan senyuman yang berbinar Syakilla menghirup rakus bau kesukaannya itu. Ternyata seleranya dan juga Luna sama.

"Welcome back princessnya bunda..." kata Helena yang kini berada di depan Syakilla sambil merentangkan kedua tangannya dan tersenyum bahagia.

Syakila kemudian ikut tersenyum melihat kebahagiaan wanita cantik di depannya itu. Dia perlahan mendekat dan memeluk Helena.

"Bunda tinggal sebentar ya sayang, kalau kamu butuh apa-apa bilang sama salah satu bodyguard yang ada di depan pintu kamar kamu" kata Helena yang kemudian membuat Syakilla melotot.

"Ish Luna ga bakalan kabur bun, gausah dijaga ketat juga. Berasa jadi tahanan" jawab Syakilla yang sudah lancar menyebut dirinya sebagai Luna sambil mengerucutkan biibirnya.

Helena tertawa geli melihat ekspresi anaknya itu kemudian mengelus sayang puncak kepala anak sematawayangnya itu.

"Ini juga demi kebaikan kamu sayang. Udah.. Kalian taruh pakaian di depan lemari nanti bi Muti bakalan urus"kata Helena sambil menunjuk salah satu pria berjas dan terlihat pria tersebut segera melaksanakan perintahnya.

"Inget ya sayang kalo ada apa-apa cepet panggil salah satu bodyguard oke" kata Helena dengaan senyuman yang tak luntur dari bibirnya. Dengan terpaksa Syakilla mengangguk.

Helena keluar dan semua pria berjas juga pergi meninggalkan kamar Luna. Syakilla kembali menjelajahi kamar Luna, sangat mewah. Itu adalah salah dua kata yang saat ini tercetak jelas di dalam otak Syakila.

Dia sangat bersyukur namun dia kembali teringat akan alur ceritanya, Syakilla kemudian mendekat ke arah balkon kamar. Sesampainya disana dia bisa melihat kalau pembatas balkon itu lebih tinggi dibandingkan seharusnya.

Syakila menerka-nerka, bukannya dia berada di rumah sakit karena terjatuh dari balkon? Jangan-jangan dari kamarnya ini? Hei apakah Luna kehilangan akalnya?!

Luna terjatuh dari lantai tiga! Astaga mengingat ini membuat Syakila menghela nafas kasar. Pantas saja dia harus kembali dengan kursi roda.

Syakila kemudian mengedarkan pandangannya, terlihat rumah yang ia tempati ini sangat besar. Kemudian dia meliahat ke arah dimana terlihat seorang lelaki muda dan ahh~~ tampan sedang memarkirkan motornya.

"Tunggu dulu , kalo gak salah si Luna sama Alex rumahnya tetanggaan kan? Beratti itu Alex? " tanya Syakilla sambil menutup mulutnya.

Pantas saja Luna menyukai Alex, dilihat dari manapun Alex terlihat sangat tampan dan sempurna. Dengan berbalut jaket bomber hitam dan celana levis serta bruhh...motor sport jangan lupakan itu, jika Mita melihat Alex, Syakilla pastikan dia juga akan jatuh hati pada Alex.

Memikirkan hal ini Syakilla menjadi penasaran dengan wujud Juna dan juga Ana. Pasti Ana lebih cantik dari dirinya dan juga Juna pasti tidak kalah tampan dari lelaki yang sekarang memandanginya.

Eh.. Tunggu.. sekarang Alex menatap dirinya dengan kepala sedikit terangkat karena kamarnya berada di lantai tiga.

Astaga, Syakilla buru-buru memundurkan kursi rodanya dan segera pergi dari balkon.

"Fyuhh jadi gini rasanya ditatap sama malaikat maut sendiri" gumam Syakilla sambil meringis membayangkan adegan saat Alex mulai menyiksanya.

"Enggak - enggak!! Gamau!! Aku gamau mati ditangan Alex! Hei Syakilla jangan tergoda dengan ketampanan iblis yang satu ini. Oke sekarang nama ku ALUNA dan ALUNA YANG KALI INI TIDAK AKAN MEMBIARKAN AKHIR TRAGIS DI KEHIDUPANNYA. WOOHH........ SEMANGAT!! " kata Syakilla dengan menggebu-gebu.

Taklama seorang wanita mengetuk pintu kamar.
"Non ini bi Muti, mau ngeberesin bajunya non Luna" katanya.

Luna menaikan sebelah alisnya, dia tidak pernah diperlakukan bak putri raja sebelumnya.

"Masuk aja bi" teriak Luna, kemudian pintu berdecit dan masuk seorang wanita dengan pakaian yang sama dengan sosok wanita yang ia temui saat melangkah masuk ke dalam rumah ini.

Wanita tersebut segera berjalan menuju tas hitam setelah menundukkan dirinya pada Luna.

"Ini sih jadinya cerita rakyat jelata yang mati terus bangun jadi putri raja" gumam Luna sambil menggaruk pipinya.

MENGUBAH TAKDIR TOKOH ANTAGONIS [ 01 ]Where stories live. Discover now