04 - Tatapan

190K 29.2K 5.7K
                                    

"Alvarez! Al!" teriak Alvero dari luar kamar Alvarez—putranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alvarez! Al!" teriak Alvero dari luar kamar Alvarez—putranya.

Gedoran pintu yang tidak biasa itu berhasil membuat Alvarez kesal sendiri karena dipaksa keluar dari mimpi untuk segera sadar. Ayahnya itu selalu saja mengganggu Alvarez di hari minggu. Padahal semalaman Alvarez lelah karena begadang bermain PS.

Dengan serpihan nyawa yang baru saja terkumpul, Alvarez membuka pintu, matanya masih tertutup rapat, namun telinganya sedang menunggu ayahnya berbicara.

"Beliin jangkrik buat makan Jigong." Ujar Alvero to the point.

"Astaga, Yah! Alvarez masih ngantuk."

"Jigong laper itu dari kemarin belum makan. Beliin di tempat Mbak Ipeh."

Detik itu juga Alvarez semakin benci Jigong!

"Kenapa harus Alvarez? Ayah ngapain? Pak Didik di depan juga nggak sibuk kalo pagi. Minta tolong Pak Didik aja." Rengek Alvarez semakin kesal Alvero membangunkannya hanya untuk menyuruhnya membelikan jangkrik untuk Jigong.

Jigong ini burung peliharaan kesayangan Alvero. Makanannya adalah jangkrik alam dari toko pakan hewan Mbak Ipeh. Entah kenapa Jigong maunya jangkrik dari toko itu. Mungkin karena tahu dia kesayangan Alvero, Jigong jadi manja dan pilih-pilih makanan.

"Mbak Ipeh itu bakal kasih banyak bonus kalo yang beli ganteng. Kamu itu ganteng dapet warisan dari ayah dimanfaatkan dengan baik. Ayah dimarahin bunda ini gara-gara diem aja digodain Mbak Ipeh cuma demi bonusnya."

"Ayah tahu Alvarez takut jangkrik, kan?"

"Lagian yang ambil jangkriknya Mbak Ipeh. Udah sana! Bonusnya itu telur jangkrik kualitas tinggi. Mbak Ipeh nggak jual telur jangkrik bonus itu. Telur jangkrik itu hanya untuk orang ganteng kata Mbak Ipeh."

"Alvarez ngantuk. Biarin Jigong puasa hari ini."

"Beli sekarang atau motor dan mobil kamu ayah jual? Plus uang jajan ...," belum selesai dengan ancamannya, Alvarez segera memotong.

"Huh! Iya! Alvarez mandi dulu." Sungutnya kesal.

"Ngakunya banyak duit, cuma demi bonus telur jangkrik buat si Jigong, anaknya yang ganteng dan satu-satunya dikorbankan buat dirayu Mbak Ipeh," omel Alvarez dan tentu didengar Alvero mengingat pintu kamar Alvarez lupa ditutup.

"Ayah denger ya, Al!"

•••000•••

Hari Minggu, Zea yang biasa tidur molor alias tidur bangkong, kali ini bangun lebih pagi. Ia ingin menghabiskan hari minggu bersama mama dan papanya. Berhubung kedua orang tuanya sedang berada di rumah.

Zea yang baru selesai mandi, dengan riang turun dari lantai dua kamarnya berada. Baru saja kakinya menginjak tangga terakhir, ia sudah melihat papa dan mamanya bersiap dengan dua koper di ruang tamu.

ALVAREZ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang