Day 30

1.3K 143 41
                                    

Hari ini, aku lagi lagi menanti kehadiran sosok Ten.

Aku sangat rindu dengannya, rindu dengan senyuman indah miliknya, rindu dengan suara yang selalu antusias bercerita mengenai banyak hal, rindu dengan rambut hitam mengkilat miliknya itu. Bahkan, aku rindu membuatkan orange squash untuknya.

Tepat pukul satu siang, pintu café terbuka membuat aku berharap besar bahwa Ten datang kembali.

Saat aku menengok kearah pintu, di sana ada Doyoung, salah satu perawat yang aku kenal dengan baik.

Doyoung datang memberikan sepucuk surat berwarna soft blue dengan tempelan stiker smiley, stiker tersebut sama dengan liontin yang aku berikan pada Ten beberapa hari lalu.

Di saat aku membuka isi surat tersebut, terdapat satu buah liontin persis dengan liontin yang aku berikan pada Ten dan satu buah kertas yang berisi tulisan entah dari siapa.

Doyoung mengajakku untuk duduk disalah satu tempat duduk.

Di baca ya, John. Pelan-pelan. Kata Doyoung.

Aku menurut dengan jantung yang berdegup kencang, diam-diam aku mengeratkan liontin smiley itu. Pikiran negatif mulai menghampiri, takut untuk membuka lebih lanjut.

Namun, aku tetap membuka surat tersebut lalu menghela nafas tak lupa berdoa sambil mengelus liontin smiley itu.

Dear Johnny,

Halo, Johnny. Ini aku Ten, seseorang yang sempat kamu beri liontin smiley yang sama dengan yang mungkin sedang kamu pegang sekarang. Oh, tidak. Itu bukan liontin pemberianmu, itu aku beli sendiri dengan bantuan dari Doyoung. Sekarang, kita punya liontin couple! Yang satu aku pegang, yang satu lagi kamu pegang ya, Janji? Jangan hilang ya! Aku maksa! Hehehe....

Johnny, kalau kamu membaca surat ini artinya sekarang aku sudah tidak usah menahan sakit lagi. Aku sekarang sudah bebas dari segala macam penyakit. Bisa dikatakan aku sembuh total! Kamu senangkan, Johnny? Disini, banyak orang baik Johnny. Aku gak kesepian lagi disini.

Johnny, Terima kasih sudah menemani 30 hari sebelum aku meninggalkan dunia ini. Sebelumnya aku minta maaf, gak pamit dulu sebelum pergi meninggalkanmu dan meninggalkan dunia ini. Aku, buru-buru Johnny. Aku gak mau lihat kamu sedih karena aku tinggal ketempat yang lebih indah lagi.

Aku memang sudah di vonis gak akan bisa sembuh, Johnny. Maaf aku tidak bisa memberi tau padamu fakta ini. Dan, waktuku hanya sisa 40 hari lagi, tapi ternyata Tuhan lebih sayang aku dan dia memanggilku lebih cepat dari perhitungan. Tapi! Aku tidak sedih lagi Johnny. Aku senang, senang sekali! Karena 30 hariku diisi denganmu, ditemani denganmu. Terima kasih!

Sebenarnya, Aku juga mau berterima kasih pada Taeyong yang sudah mengenalkanku dengan café dimana kamu bekerja. Aku memang bukan orang yang suka keluar-keluar kamar. Tapi, saat itu Taeyong bercerita bahwa ia bertemu dengan Jaehyun di café ini, dan dia bilang Jaehyun memiliki satu teman barista lainnya yang tampan! Ya, itu kamu Johnny. Ternyata Taeyong tidak salah, pada saat pertama kali aku masuk kedalam café, aku gugup. Dan perlu kamu tau, dibalik alasan mengapa aku selalu memesan orange squash setiap kesana. Itu dalam rangka agar kamu selalu mengingat aku, si lelaki yang selalu memesan orange squash. Begitulah cara aku untuk memberi trademark padamu.

Johnny, aku gak pernah salah buat milih cafemu sebagai tempat dimana aku menghabiskan sisa waktu hidupku. Dan, aku gak pernah salah untuk memilih kamu, sebagai orang terakhir yang menemani aku menghabiskan waktu bersama meskipun hanya diakhir-akhir. Namun, aku gak pernah menyesal. Karena apapun itu diakhir, aku masih bisa menghabiskan waktu bersamamu.

Johnny perlu kamu ketahui, Aku meninggalkan dunia ini, dengan perasaan bahagia. Dan kamu, menjadi salah satu alasan kenapa aku bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang.

Maaf, aku duluan meninggalkanmu.

Tolong, Untuk selalu bahagia Johnny. Ini merupakan salah satu permintaan aku yang terakhir.

Bisa kan?

Sekali lagi, Terima kasih dan Maaf.

Johnny, I love you.

-Ten Chittaphon Leechaiyapornkul.

Aku tersenyum sambil menitihkan air mata dan menggenggam erat liontin smiley tersebut.

Johnny, Terima kasih sudah memberikan kesan baik untuk hari-hari terakhir Ten. Dia, sangat bahagia dan bahkan diakhir hidupnya, dia tersenyum. Dia benar-benar meninggalkan dunia dengan perasaan bahagia. Kata Doyoung.

Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, namun aku bahagia, bisa menjadi salah satu alasan kenapa Ten meninggalkan dunia ini dengan perasaan bahagia.

Ten, tunggu aku ya?

Aku janji bakal terus bahagia, dan lanjutin apa yang tidak sempat kamu capai. Aku bakal lakuin semua, atas nama kamu.

Ten, terima kasih sudah berjuang keras melawan semua penyakit yang ada.

Aku yakin, saat ini kamu sudah di tempatkan di tempat yang sangat indah bersama orang-orang baik.

Terima kasih, sudah datang dihidup Johnny Suh.

Kamu, menjadi salah satu cerita indah yang menghiasi hidup seorang Johnny Suh. 

30 Days || JOHNTENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें