Chapter 31

426 25 0
                                    

"Udah 2 hari kita cari-cari buku paket. Tapi gak ketemu sama sekali anjrot." Ningning yang sudah lelah, mencari ke setiap sudut kelas langsung tepar di lantai.

"Gue doa'in yang ngumpetin buku paketnya Ningning sama Karina. Cepet mati," ancam Denata namun tak ada yang menghiraukan ucapannya sama sekali.

Mereka berpikir ucapan Denata. Hanya gurauan semata.

"Permisi." Samudera si ketua osis Sma Baladewa. Mengetuk pintu, kelas X-IPS-1 membuat perhatian sebagian warga kelas, beralih ke arahnya.

"Gue kesini, cuman mau ngasihin buku paket punya lo sama Ningsih. Bu Arin guru perpus, yang nitipin ini sama gue," ujar Samudera pada Karina yang kini berdiri di hadapannya.

"Kok buku paket, gue bisa ada di perpus?" tanya Karina heran. Pasalnya buku paketnya jelas-jelas di taruh di kolong meja. Tapi tiba-tiba ada di perpustakaan. Tidak mungkin, buku-buku itu bisa jalan sendiri kan?

"Mana gue tau. Tanyain aja sendiri. Nih ambil, berat gue bawanya," desak Samudera tidak sabaran. "Ah lama lo! Biar gue aja yang simpen, di meja lo."

"Makasih." Karina berterimakasih pada Samudera. Namun tatapannya masih terfokus pada layar ponselnya.

Samudera tiba-tiba merebut ponsel yang ada di genggaman tangan Karina. "Apa hp kentang lo itu, lebih menarik daripada muka gue?"

"Balikin! Balikin gak?"

"Gue bakal, balikin setelah lo temuin gue besok pas jam istirahat," bisiknya sebelum meninggalkan kelas X-IPS-1.

"Samudera balikin!"

"Gue bilang temuin gue besok, istirahat pertama Rina." Samudera menatap Karina dengan tatapan hangat. "Ini juga sebagai pelajaran, karena lo cuekin gue."

Karina terbengong di tempatnya. Apa benar yang tadi itu Samudera? Karina sampai mencubiti pipinya sendiri. Karena tak percaya, yang barusan itu adalah Samudera.

"REVA!!" teriak Denata yang baru saja datang dari perpustakaan bersama Ningning. Kedua cewek itu lantas berjalan menghampiri meja Reva yang letaknya berada di paling ujung.

"Reva sinting! Lo yang nyembunyiin buku paket gue sama Karina di perpus 'kan?" tanya Ningning setengah membentak. "Maksud lo apa sih? Lo pikir enak hah? Di hukum sama Miss Liora gara-gara. Lo nyembunyiin buku paket kita?!"

Karina menarik tangan Ningning. Pasalnya cewek itu kalau marah. Pasti tak akan segan-segan mengeluarkan kata-kata pedas yang bisa, membuat orang sakit hati.

"Woyy jawab! Malah diem aja lo!" Ujang yang kesal juga, langsung menendang meja Reva. Sedangkan gadis malang itu sudah ketakutan. Apalagi anak-anak kelas mengerumuninya.

"Maksud lo apa, nyembunyiin buku paket gue?" tanya Karina lebih santai daripada Ningning.

"Karena lo bilang sama Frendi, kalau gue suka sama dia. Lo gatau gimana sakit hatinya gue waktu temen Frendi ngejek-ngejek gue," ungkap Reva.

"Bukannya bagus, gue bantuin lo. Bilang perasaan lo yang sebenernya sana Frendi?" balas Karina.

"Karena gue beda sama lo Rin! Lo cantik pasti cowok langsung suka sama lo! Beda sama gue. Yang cuman bisa pendem perasaan gue seorang diri, gue udah cerita sama Ningning, buat gak bilangin ini sama siapa-siapa." Reva menatap wajah Ningning dengan mata yang memerah menahan emosi. "Tapi lo malah cerita sama sahabat lo! Dan parahnya lagi lo bilang sama Frendi! Dasar mulut ember!"

"Tunggu-tunggu," ujar Denata sedikit berpikir. "Intinya Reva malah, karena Karina bilang sama Frendi, kalau Reva suka sama dia. Dan Reva marah sama Ningning gara-gara Ningning bocorin rahasianya. Itu sebabnya Reva balas dendam dengan ngumpetin buku paket Karina sama Ningning. Di perpustakaan?" tanya Denata membuat Reva menganguk.

Denata [Completed]Where stories live. Discover now