Prolog

28.8K 1.2K 25
                                    

Seorang laki-laki berusia 23 tahun sedang berada di halaman rumah bersama seorang balita berusia dua tahun. Si balita terlihat berjalan mendekati kucing anggora berwarna abu-abu yang sedang berbaring di atas rumput sambil mengibaskan ekornya ke kanan dan kiri.

"Jangan lari Kia, nanti kucingnya takut," tegur laki-laki yang sedang mengutak-atik motornya. Sambil sesekali melirik ke balita itu.

Balita itu menjerit senang saat ia mengusap bulu kucing itu.

"Kiara. Ngapain disitu?" tanya seorang perempuan yang usianya tak beda jauh dengan laki-laki tadi.

"Neka," ujar balita itu sambil menunjuk kucing di hadapannya.

Perempuan itu tertawa. "Itu bukan boneka, itu kucing. Makanya bisa gerak," ucapnya.

"Cing?"

Perempuan tadi berjalan menghampiri balita yang sedang penasaran dengan hewan berkaki empat itu.

"Ini kucing." Si perempuan ikut mengusap kepala kucing itu.

Kucing itu mengeong pelan sambil merenggangkan tubuhnya. Si balita langsung menjerit senang.

"Seneng banget ya Kia?" tanya si laki-laki.

Jika orang lain melihat kebersamaan mereka, pasti mengira bahwa mereka adalah kakak adik yang saling menyayangi satu sama lain. Padahal bukan, si balita adalah putri kecil mereka. Laki-laki dan perempuan tadi adalah pasangan suami istri muda.

"Kia pengen kucing?"

Balita itu mengangguk.

"Minta sana sama Papa."

"Pa," panggil si balita. Yang dipanggil hanya bergumam sebagai jawaban.

"Yi, Pa," pintanya.

"Kiara beneran pengen kucing?" Papa balita itu terdengar kaget.

"Emang kenapa?" sang istri melihatnya heran.

"Aku takut kucing, Sha, nggak mau aku pelihara kucing di rumah," jawabnya.

"Aku baru tau, seorang Farendi Ghaksan takut sama kucing. Kan dia lucu, imut. Kan aku suka kucing, jadi biar aku yang rawat." Sang istri memandang suaminya remeh.

"Kamu sama kucing masih lucu kamu, lebih imut kamu."

Balita tadi menarik ekor kucing yang sejak tadi dikibaskan ke kanan kiri.

"Jangan ditarik," tegur keduanya.

Meong, kucing tadi menyakar lengan kanan balita itu.

"Mama." Balita itu langsung menjerit karena kaget.

"Tuh kan, Kiara nggak usah beli kucing."

"Tapi Rendi, aku kepengen."

"Ayesha ku sayang, aku gak bolehin."

Kiara dan Mamanya—Ayesha langsung merengut. Sepasang ibu dan anak itu lalu bergandengan tangan dan masuk ke dalam rumah.

"Ngambek aja sana, lima menit nanti juga butuh."











Gimana sama prolognya?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Silakan beri saran dan masukan. Karena saya masih pemula.

See you next chapter 👋🏻👋🏻

Proses revisi ya, teman-teman. 🤗
Setiap bab, akan diposting secara berkala. Harap maklum dan terima kasih atas pengertiannya. ☺️

Young parents || Versi BaruWhere stories live. Discover now