6 • "Anak gue jadi sultan nih."

9.9K 577 38
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa 😊

Puasanya udah bolong? 🤧

Sejak pagi tadi, Kiara asik membuka toples. Mencicipi isinya, entah itu kue kering, keripik, dodol, jenang atau apapun.

"Adal!" seru Kiara saat mendapatkan satu bungkus Yupi berbentuk kadal. Langsung ia buka bungkusnya.

Selama disini, anak itu sudah pernah nyemplung selokan, masuk ke lubang sampah, ke semak-semak, demi menangkap seekor kadal. Tentu bersama Papanya yang sudah frustasi dengan kegilaan Kiara terhadap kadal.

"Papa anis?" Kiara berlari mendekati Papanya yang nampak mengusap mata beberapa kali. Ia mengusap-usap punggung Papanya yang duduk di atas karpet. "Cup, cup. Enda oleh anis."

"Salim dulu sama Papa, minta maaf," perintah Rendi.

"Aaf?"

"Ini lebaran, minta maaf sama Papa. Kamu suka buat Papa sakit badan, gara-gara cari kadal. Kamu suka buat Papa emosi, gara-gara enggak paham maksud kamu apa. Maaf dulu."

"Bayan?"

"Iya ... ini lebaran."

"Ooo." Kiara manggut-manggut. Pantas saja, tadi pagi ia diajak ke lapangan dan salat di sana.

"Kia, sini salim dulu sama Mama," ucap Ayesha.

Kiara mendekat dan mencium punggung tangan Mamanya. "Papa anis."

"Kaya anak kecil kan?"

"Hu'um. Nak ecil."

"Kia, lihat sini. Video call sama Aunty," panggil Rendi.

Melihat wajah Indah di layar ponsel, Kiara langsung mendekat. "Nunti ...."

"Ya ampun, baru beberapa hari. Udah gede aja kamu. Aunty kangen."

"Ia anen uga." Kiara menggoyangkan ponsel itu. Berharap Aunty-nya tercinta bisa keluar. "Nunti!"

"Eh, eh, jangan!" seru Rendi dan Ayesha.

Prak

Ponsel yang baru semalam Rendi beli, sudah tergeletak di atas lantai.

Ponsel Rendi yang lama dilemparkan ke arah kadal oleh Kiara. Pagi ini, dibanting karena setahu Kiara Aunty-nya ada di dalam ponsel.

"Yah ... usak," ucap Kiara. Memungut ponsel itu dan ia tiup.

"Nak," panggil Rendi. Kiara menoleh dan mengembalikan ponsel itu. Ayesha membungkuk, membisikkan sesuatu.

Meskipun terlihat bingung, Kiara mengulurkan tangannya. "Papa, Ia inta aaf."

"Papa maafkan."

"Usak."

"Iya rusak, enggak apa-apa."

"Papa anis apena usak?" tanya Kiara. Merasa kasihan dengan laki-laki itu.

"Kia, lihat deh. Om punya ini!" seru adik laki-laki Ayesha. Akbar berjalan menuruni tangga, sebuah angpau bergambar kartun Barbie di tangannya. "Buat Kia."

"Apa?" tanya Kiara setelah menerima angpau itu. "Itu dibuka dulu," jawab Ayesha. Langsung dirobek oleh Kiara. Isinya juga ikut robek.

Mata Kiara menatap uang yang terbelah menjadi dua itu. "Um?"

Yang memberi hanya bisa menatapnya datar. "Tahu gitu aku kasih ke kamu aja, Mba. Robek semua."

"Nah, wat eli enpon." Kiara memberikan uangnya pada Rendi. Dua lembar uang robek. Sebelah kiri semua.

"Wah, makasih, cantik. Pasti pas di konter, Papa dikira orang stres. Makasih banyak-banyak." Rendi menggunakan uang itu untuk kipas-kipas.

"Mama Sa, impan." Kiara memberikan sisanya pada Ayesha. Ayesha menoleh ke arah adiknya yang menonton televisi. "Uangnya robek semua? Merah semua?"

Young parents || Versi BaruHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin