35| Kejutan dari Taka

463 42 0
                                    

Perlahan kecemasan terhadap hubungan akan hilang, semesta mulai berpihak pada kita. Sekuat apapun ujiannya kalau memang sudah di gariskan akan selalu bersama.
≈≈≈

"Petiknya kencengan lagi dong, Ge!" cowok bermata sipit yang tengah memakan mi goreng itu berujar pada Geo. Menyuruh Geo agar dengan benar bermain gitarnya.

"Makan aja dulu, keselek entar mati." Geo menyahut jenaka.

Annara tertawa singkat, perempuan yang duduk di kursi panjang WB dengan Arjuna di sebelahnya itu merasa gelisah sedari tadi. Pikiran Nara teralih pada Galen, memikirkan niat jahat apalagi yang akan mantannya itu lakukan. Pasalnya pesan-pesan Galen tidak ada yang Nara baca, di buka saja tidak sejak kemarin.

Nara mendesah pelan, menoleh pada Arjuna yang terlihat tenang memperhatikan teman-temannya. Ponsel Nara terus bergetar, bagai di teror karena Galen terus menghubunginya. Menyebalkan sekali bukan?

Rase menggeser piring yang sudah kosong itu seraya meneguk esnya kemudian mengernyit heran ketika melihat Taka yang diam sambil tersenyum menjengkelkan.

"Ka," seru Rase menegur. "Lo lagi kenapa dah diem sambil senyum miring kayak gitu."

Taka menoleh, menaikkan alis lalu mengedik. "Gue punya kejutan buat lo semua," terangnya. "Termasuk buat lo, Juna."

Arjuna terdiam, tak mau banyak berpikir takut kalau Taka hanya iseng saja. Lagian kejutan apa yang di maksud cowok bermulut pedas itu?

"NARA!" suara itu, terdengar marah dan penuh penekanan membuat Nara mengangkat kepalanya dan detik itu juga merasa takut dengan kedatangan Galen ke WB. Cowok itu sungguh nekat.

"Ngapain lo?" tanya Arjuna sedatar mungkin.

"Harusnya gue yang tanya! Ngapain lo bawa cewek gue nongkrong di tempat tongkrongan kumuh kayak gini?!"

"Woi anjing mulut lo!" serang Manu yang baru datang, belum juga cowok itu turun dari motornya tetapi sudah tersulut emosi.

Galen tak menggubris, cowok itu malah menarik lengan Nara. "Ayo pulang!"

"Jangan sentuh cewek gue!" Arjuna menyentak tangan Gelen, beralih mengambil lengan Nara seraya menggenggamnya.

"Lo mikirlah anjing! Nara itu punya Juna dan elo gak tau diri banget asal ngaku-ngaku Nara punya lo!" Rase ikut berujar tak terima.

Galen mendesis, terkekeh sinis. "Lo nggak inget apa kata Nara saat itu?" peringat Galen pada Arjuna. "Lo itu anak pembawa sia—"

"Cukup!" sergah Nara cepat. "Lo terlalu pede, Len. Terlalu bodoh juga! Gue nggak mungkin dengan mudahnya menghina Juna kalau nggak ada maksud. Dan semuanya demi melindungi Juna sebelum lo berbuat lebih saat itu!"

Galen menggeram, matanya memerah. "Nar!"

"Apa?!" tantang Nara angkuh, ia berusaha memberanikan diri. "Gue capek pura-pura lagi! Berapa kali sih gue bilang kalau gue udah gak suka sama lo! Gue jijik dan muak sama drama yang selalu lo buat!"

"Ini kehidupan bukan panggung drama!" lanjut Nara membuat Galen tersulut emosi.

"Ini semua karena lo setan!" dengan lancarnya Galen menghantam wajah Arjuna hingga cowok itu terhuyung ke belakang.

"HEH BANGSAT!" teriak Manu spontan. "Kalau mau adu kekuatan ayo! Tapi nggak di sini, WB masih area sekolah gue bego."

"Lo terlalu sok jagoan, Len. Lo pikir hebat lo kayak gitu? Kita bisa aja habisin lo sekarang juga kalau kita nggak menghargai Juna sebagai ketua. Dan kita tau kalau Juna anti kekerasan," ujar Geo menahan kesalnya.

ARJUNARA [SELESAI]Where stories live. Discover now