Bab 5 (Bagian 2)

503 83 6
                                    



Bright mengangkat paha Win dan diletakkan di pundaknya, ia lalu mulai menjilati kemaluan Win dan mengulumnya, menghisap sambil memainkan testis Win yang menggantung. Win menggeliat, matanya terpejam menikmati sentuhan yang Bright berikan.

"Bri... Lakukan..." pinta Win, ia sudah tidak tahan.

"Sebentar, sayang."

Bright membuka celana yang masih menempel di tubuhnya, melempar celana itu lalu berbaring, "Suck it," perintah Bright.

Win merangkak mendekati Bright, memosisikan kejantanan Bright tepat di depan wajahnya yang manis. Kelinci itu langsung menghisap batang milik Bright, hanya setengah dari kejantanan Bright yang berhasil masuk ke dalam rongga mulut Win dan dengan bantuan tangan Win mulai menggerakkan kepala dan tangan, membuat Bright mengerang. Bright ikut menggerakkan pinggulnya dan menjambak rambut Win, memaksa kejantanannya untuk masuk ke dalam rongga mulut Win. Saliva Win membasahi tangan dan juga kejantanan Bright, sampai akhirnya Win menyudahi kegiatannya karena hampir tersedak oleh kejantanan dengan panjang kurang lebih 24 sentimeter itu.

"Win, Do it."

Win langsung berjongkok tepat di atas kejantanan Bright, memosisikan penis itu tepat di lubang miliknya dan dengan perlahan menduduki kejantanan Bright. Pekik tertahan dari Win sedikit terdengar saat kepala penis Bright berhasil menerobos dirinya, sampai akhirnya seluruh kejantanan Bright masuk ke dalam tubuh Win.

"Akh..." pekik Win saat Bright tiba-tiba mengentakkan pinggulnya, sedangkan Bright hanya tersenyum licik melihat kekasihnya yang sedikit kesakitan itu.

Tangan Win bertumpu di perut Bright, membiasakan dirinya sebelum bergerak, otot-otot rektumnya menjepit kejantanan Bright membuat Bright menahan desahan, kejantanan Win berkedut mengeluarkan pre-cum. Setelah merasa nyaman dengan posisinya, Win mulai bergerak, gerakan Win pelan, naik-turun, masih berusaha beradaptasi dengan kejantanan Bright yang ada di dalam tubuhnya dan mencari prostat untuk merasakan nikmat permainan ini.

Tempo dari gerakan Win mulai meningkat, ia menggoyangkan pinggulnya membuat dirinya dan Bright melenguh merasakan kenikmatan tiada tara. Sebentar lagi Win akan mencapai puncaknya, Win bergerak semakin liar, tempo dari entakkannya tak beraturan, menghantamkan kejantanan Bright ke titik kenikmatan dirinya. Desah Win makin keras, menyebutkan nama Bright berkali-kali, begitu juga dengan Bright. Sampai akhirnya cairan putih kental keluar dari kemaluan Win, napas Win terengah-engah, keringat membasahi tubuhnya.

Bright mengusap sperma yang mengotori perutnya, menelan cairan itu hingga tidak ada sisa. Bright lalu mencabut kejantanannya yang masih tertanam di tubuh Win, Bright belum mencapai puncaknya. Tubuh Win didorong dan dibalik, posisi Win sekarang memunggungi Bright.

"Are you ready?" tanya Bright pada kekasihnya.

Win mengangguk sebagai jawaban. Berlanjutlah permainan itu.

Setelah bermain selama empat jam, akhirnya Bright dan Win memutuskan untuk menyudahi kegiatan mereka. Mereka memutuskan untuk membersihkan diri dan setelah itu turun untuk mengisi kembali energi mereka sebelum benar-benar beristirahat. Tubuh Win di penuhi dengan banyak bercak kemerahan, tidak hanya di bagian tubuh atas, bagian tubuh lain hingga paha juga terdapat bercak yang sama. Begitu pula dengan Bright, walau bercak yang ada di tubuh Bright jauh lebih sedikit di bandingkan dengan yang ada di tubuh Win.

Win berjalan dengan sedikit pincang, walau sudah sering bermain dengan Bright, tapi tetap saja dirinya tidak bisa berjalan dengan baik jika bermain terlalu lama dengan kekasihnya itu.

Di lantai bawah ada Jane yang sedang menikmati acara televisi sambil menikmati camilan kesukaannya. Melihat Win yang berjalan seperti itu, Jane langsung mengejek kelinci itu dengan berkata, "Tolong kondisikan suara kalian saat kalian bermain, aku lelah mendengar desahan kotor itu selama empat berturut-turut," ejek Jane.

"Bilang saja kau iri, dasar perawan tua," balas Win.

"Apa katamu?" mata Jane membulat sempurna mendengar kalimat yang keluar dari mulut Win, Jane langsung melempar bantal yang ada di sampingnya ke arah Win dan dengan mudah Win menghindari bidikan itu.

Win menjulurkan lidahnya dan sebelum ia lari dari amukan Jane, Win kembali mengejek wanita itu, "Ups, aku lupa kalau kau sudah tidak perawan lagi," ucap Win lalu berlari menuju dapur dan tidak menghiraukan rasa sakit dan teriakan Jane. Bright hanya menggelengkan kepalanya, kedua orang itu (Jane dan Win) tidak pernah akur barang satu menit saja. Walaupun Bright sering saling melontarkan ejekan kepada adik perempuannya itu, tapi intensitasnya tidak sebanyak jika dibandingkan dengan adu mulut yang Jane dan Win lakukan.

Win sebenarnya sengaja mendahului Bright menuju meja makan, sebelum Bright sampai ke area dapur, Win dengan cepat mengirimkan pesan kepada Lin. Win harus segera menyusun ulang rencana, apalagi tes terakhirnya adalah untuk menangkap Luke dan Lin.

Setelah mengirimkan pesan kepada adik kembarnya, Bright sampai di meja makan dan mulai melayani Win. Bright tidak pernah membiarkan pelayan melakukan tugas mereka jika dirinya sedang berdua dengan Win. Dalam kondisi ini, para pelayan keluarga Ramida hanya berhak untuk membuat makanan, selanjutnya tugas itu akan diambil alih oleh Bright, memilih makanan mana yang akan ia tata di atas meja makan dan mulai melayani Win bagai seorang raja. Apalagi, mereka baru saja bermain. Win hanya duduk manis melihat Bright melayani dirinya dengan sangat baik, bahkan ia sampai lupa kalau sebenarnya yang ada di dalam kartu keluarga di keluarga ini adalah Bright dan bukan dirinya.

"Selamat makan, sayang," ucap Bright saat beberapa hidangan sudah tertata rapi di depan Win.

Dengan lahapnya Win mulai menghabiskan satu persatu piring yang ada di depannya, berbeda dengan Win, Bright makan dengan perlahan dan tenang, Bright hanya menikmati kekasihnya yang makan dengan lahap seakan-akan ia sudah tidak makan berhari-hari.

"Bri, ambilkan aku minum," ucap Win dengan makanan yang masih memenuhi mulutnya.

Bright hanya bisa tersenyum dan menuangkan segelas air putih dan memberikannya kepada Win. Win langsung menyambar gelas itu dan meneguknya.

"Ah... Terima kasih, sayang," ucap Win lalu melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda beberapa saat.

Bright hanya berdehem sebagai jawaban. Setelah usai makan, para pelayan yang tadi hanya berdiri mulai merapikan piring-piring kosong yang ada di atas meja makan. Win menepuk-nepuk perut yang benar-benar penuh dengan makanan yang dibuat para pelayan, dan sebelum meninggalkan area dapur, tidak lupa Win mengucapkan terima kasih kepada para pelayan karena sudah membuat makanan yang nikmat, Win juga memberikan pujian.

"Makanan buatan kalian memang yang terbaik, bahkan lebih baik dari makanan yang ada di restoran," ucap Win lalu memberikan jempol kepada para pelayan. Para pelayan itu hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Win. Sejak Win tinggal di rumah ini, mereka merasa lebih diperhatikan, sifat Win yang baik benar-benar membuat para pelayan menaruh hormat pada kelinci itu. Setelah itu, Win dan Bright kembali menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuh mereka.

Lin

Temui aku besok.

Akan aku berikan titik koordinatnya besok.

20.47

(terbaca)

Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersambung...



Kira-kira jalan ceritanya gimana, ya, aku confuse 😐
Btw, jangan lupa komentar, kritik, saran, sama vote.

[BL] Twins (The Murderer Sequel) ✔ || BrightWinWhere stories live. Discover now