Bab 16 (Bagian 2)

311 73 8
                                    



Amis darah mulai tercium di indra penciuman, darah dari orang-orang yang telah terkapar juga masih menetes. Setelah menghabisi sepuluh orang itu, Gun langsung berlari menuju tempat Win, sedangkan Ohm dan Bright mulai membersihkan mayat-mayat yang berserakan itu.

Luke dan sisa orang-orangnya bingung karena tiba-tiba yang dikejar menghilang dari pandangan saat pemuda itu terus masuk ke dalam hutan, hingga akhirnya Lin keluar dengan membawa Win yang sudah terikat dengan mulut yang dibekap.

"Mmmh..." erang Win dalam bekapnya, mereka masih bermain peran.

"Jika kau berani maju selangkah, aku tidak akan segan-segan memenggal kepala adik kesayanganmu ini," ucap Lin dengan tenang.

Luke mengangkat satu tangannya kemudian anak buahnya mulai menurunkan senjata mereka. Dan dari belakang, Gun, Bright, dan Ohm mulai membidik pistol dan menumbangkan enam orang. Luke langsung menoleh ke belakang saat anak buahnya ditembak begitu saja, kini anak buah Luke hanya tersisa 20 orang saja. Kini jumlah mereka seimbang.

"Lepaskan dia!" erang Luke.

Lin menyunggingkan senyum mengejek, "Jika aku tidak ingin melepasnya, kau akan melakukan apa?"

"Cih, jumlah kalian masih kalah jauh. Jika kau berani, lawan saja kami," ucap Luke bangga.

"Oh? Kalau begitu, aku harus memanggil bala bantuan kalau begitu," ucap Lin.

Setelah ucapan Lin tadi, anak buah dari anak Tuan Matsuda mulai menampakkan diri mereka. Dan hal itu membuat Luke membelalakkan matanya, tapi itu hanya sesaat sebelum terdengar suara derak kaki dari arah belakang. Bright, Gun, dan Ohm langsung menoleh ke belakang.

"Gun!" teriak Ohm.

Gun langsung kembali mengulur benangnya, lalu ujung lain dari benang itu ditarik oleh Ohm, kedua orang itu langsung berlari berlawanan arah, "Sekarang!" teriak Gun. Ohm dan Gun langsung menarik benang itu. Benang tipis itu langsung terbentang dan memenggal 20 orang yang berlari tanpa melihat benang itu terbentang. Sisa pasukan tambahan Luke terdiam saat kepala rekannya tergeletak begitu saja.

"Gun!" teriak Ohm sekali lagi sambil menganggukkan kepalanya, mereka berdua langsung berlari ke arah 40-an orang yang masih diam mematung.

Bright mengambil kesempatan itu untuk menumbangkan sisa pasukan yang ada bersama Luke dan menyisakan Luke seorang. Luke masih terdiam tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kejadian itu begitu cepat, aroma darah menguar ke mana-mana.

"Sialan!" teriak Luke.

Bright kini menerjang ke arah Luke, mereka berdua bertarung dengan tangan kosong. Kekuatan mereka seimbang, hal itu karena Luke belum memperoleh kembali kekuatan fisiknya. Tapi tetap saja mereka saling beradu tinju satu sama lain, keduanya mengerahkan seluruh tenaga.

Lin lalu membuka bekap Win, membiarkan Win bicara selagi Luke masih bertarung dengan Bright.

"Cepat, kalian bantu kedua temanku, Luke membawa banyak pasukan, habisi saja semuanya, setelah itu ikuti saja putra sulung Leo Ramida," ucap Win pada anak dari Tuan Matsuda. Pemuda itu memberikan anggukan sebagai tanda kalau ia mengerti dan langsung membawa anak buahnya untuk membantu Ohm dan Gun yang sedang menari menggunakan benang tajam itu.

"Lin, ayo kita pergi dari sini," ucap Win pada adiknya.

Saudara kembar itu langsung pergi diam-diam, Win membawa Lin ke arah di mana tadi ia masuk. Mereka berlari dengan Win berada dalam gendongan Lin sambil memberi arahan.

"Lin!" teriak Luke panjang saat melihat adiknya pergi, tentu saja Luke menganggap yang ada dalam gendongan sebagai Lin dan Win sedang membawa kabur adiknya itu. Dan baru kali ini juga Luke memanggil Lin dengan sebutan Lin.

[BL] Twins (The Murderer Sequel) ✔ || BrightWinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora