Part 12
Tiara hanya bisa menghela nafas, sebenarnya ia merasa baik-baik saja, karena ia tahu bagaimana kehidupannya sebagai publik figur. Sekuat apapun ia berusaha untuk tidak peduli dengan pendapat orang lain, hidupnya tetap akan dipenuhi dengan penilaian orang lain.
Menurut Tiara mengadu pada mertuanya akan sikap suaminya juga percuma, toh dia juga seorang artis yang banyak dikenal banyak orang. Menjaga jarak dengan Raja juga salah satu cara agar tidak menimbulkan kecurigaan mengingat Tiara menikah di usia muda. Jadi Tiara pikir, sikap Raja justru akan sangat membantu untuk pengalihan rumor dan asumsi publik.
"Aku enggak apa-apa kok, Kak. Meskipun aku harus turun sebelum sekolah atau keluar sekolah dulu baru bisa pulang, it's okey. Ini juga cara aku dan Pak Raja supaya enggak ada yang curiga, kalau kita itu murid dan guru yang sudah menikah." Tiara kembali menjelaskan perasaannya bila dirinya memang baik-baik saja, namun justru mendapatkan gelengan kepala dari Daffa.
"Kamu pikir, aku peduli dengan kecurigaan orang lain tentang pernikahan kamu dan Kak Raja? Enggak, Ra. Yang aku pedulikan itu perasaan kamu, kamu enggak seharusnya diperlakukan buruk oleh Kak Raja, kamu itu istrinya, bukan cuma salah satu murid di kelasnya dia mengajar."
"Selama di rumah, aku bisa melihat semuanya, bagaimana Kak Raja bersikap ke kamu. Semua itu sudah cukup buruk untuk kamu, bagaimana mungkin kamu berpikir bila menurunkanmu sebelum sampai di sekolah dan menyuruhmu untuk menunggu saat akan pulang itu adalah cara agar kamu dan Kak Raja enggak dicurigai banyak orang? Dan apa menurut kamu semua itu enggak keterlaluan?" tanya Daffa terdengar kesal dan geram, merasa tak habis pikir saja dengan pemikiran Tiara yang dangkal.
"Aku tahu, Kak. Tapi aku enggak apa-apa. Sudah ya, lebih baik sekarang kita ke UKS, kita jemput Pak Raja sekarang." Tiara meyakinkan Daffa yang tampak mau tak mau menuruti keinginannya, meski pada akhirnya Daffa mengangguk pasrah untuk mengiyakannya.
"Ya ...." Daffa menjawab singkat lalu melangkah mengikuti Tiara yang sudah berjalan ke arah temannya.
"Sha, aku harus izin pulang. Kamu bisa kan kasih tahu guru kita nanti?" tanya Tiara ke arah Nathasa yang mengangguk tak yakin.
"Iya, bisa. Tapi kenapa kamu harus izin? Kamu ada masalah ya?"
"Enggak kok, cuma ada kepentingan mendesak. Sama tasku tolong kamu simpan di lokerku ya? Aku harus cepat-cepat pulang."
"Oke, hati-hati di jalan ya?"
"Iya, terima kasih." Tiara tersenyum ke arah Nathasa yang masih tampak penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada temannya tersebut, meski pada akhirnya yang Nathasa lakukan hanya menatap punggung Tiara yang mulai menjauh dengan lelaki yang tidak dikenalnya itu.
"Mereka ada hubungan apa ya? Apa mereka benar-benar pacaran? Tapi kenapa Tiara harus izin pulang?" Nathasa menaikkan pundaknya lalu berjalan ke arah kelasnya untuk melakukan yang Tiara pesankan.
***
Tiara berjalan cepat saat memasuki ruangan UKS, di mana Raja berada di salah satu ranjang di sana. Setelah beberapa kali salah memasuki ruangan, akhirnya Tiara menemukan Raja tengah berbaring dengan wajah pucat dan mata terlelap.
"Pak Raja," panggil Tiara terdengar khawatir, membangunkan Raja yang mulai membuka matanya.
"Tiara, kenapa kamu bisa tahu saya ada di sini?" Raja berusaha membangunkan tubuhnya, Tiara yang melihat itu langsung membantunya dengan cara menahan tangannya. Sedangkan di sisi lainnya, Daffa hanya menatap Raja dengan mata datarnya, kedua tangannya bersilang seolah tidak ada kekhawatiran dari ekspresi wajahnya.
"Kebetulan saya melihat Kak Daffa tadi, Pak. Jadi saya tanya, ternyata Bapak sedang sakit ya, makanya tadi tidak mengajar di kelas." Tiara menjawab lirih, sedangkan Raja yang mendengarnya hanya menatap ke arah Daffa yang berdiri tepat di samping Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi muridku (TAMAT)
RomanceAwalnya, kehidupan Raja sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta berjalan biasa, bahkan terkesan datar-datar saja. Sampai saat ia di pindahkan di SMA ternama, semua juga berjalan baik pada awalnya, sampai saat ia dipertemukan dengan seorang mur...