SIXTEEN

4.4K 406 7
                                    


I am really×not bad.

Lagi lagi Sam tidak berangkat sekolah. Entah apa alasannya, cowok itu tidak pernah memberi tahu alasan yang tepat untuk Sherina.

Sherina menatap layar ponselnya dengan hampa. Sudah banyak pesan pesan yang ia kirimkan kepada Sam, namun tidak ada sedikitpun pertanda balasan dari sang empu.

Anda
Sam kenapa nggak berangkat lagi?

Anda
Hari ini pak Alex nggak hadir loh.

Anda
Kalo kamu berangkat kan asyik,
Aku ada temannya juga.

Anda
Ah gabut banget.

Anda
Kamu sama Angelina kompak banget.

Anda
Kamu nggak berangkat, dia juga
Nggak berangkat.

Anda
Nggak tau deh aku kayak ngomong
Sama siapa aja.

(Centang dua tapi nggak di balas.)

Dahlah nyesek banget.

Oh ya btw Angelina juga nggak berangkat ya. Sherina masih nggak tau apa alesannya Sam nggak masuk. Tapi yang pasti ya itu, mereka berdua sama sama nggak masuk dihari yang sama.

Hari ini ada jadwal olahraga. Tapi pak Alex tidak datang dan alhasil menjadilah jam kosong.

Meskipun seperti itu, ada atau tidaknya guru mapel, jika waktunya olahraga semua murid harus sudah berada disana.

Itu juga aturan tetap dari kepala sekolah. Tidak ada yang boleh bolos, ataupun mencari alasan lain untuk tetap berada di kelas.

Kelas Sherina mendapatkan jam pelajaran pagi. Jadi matahari pagi juga sehat tidak seperti matahari siang.

Sherina menyapu pandangan sekitar. Sesekali ia tersenyum kecil melihat asyiknya siswi lain yang tengah bermain bola voly.

Dari kejauhan juga Sherina bisa melihat Devina yang mulai berjalan mendekatinya.

Benar kata Tika, semakin banyak waktu bertemu dengan Devina, Sherina pasti akan terbiasa dan sedikit demi sedikit mulai mengenalnya.

Devina mengatur deru napasnya yang tidak beraturan. Lima menit yang lalu ia sudah aktif memainkan bola voly dengan teman yang lain.

Dan sekarang, sang empu tengah terkapar lemas ditribun bersama dengan Sherina.

"Devina, mau air? " tanya Sherina pelan.

Niatnya hanya menawarkan air mineral yang tadi ia beli di kantin. Tapi dengan sombongnya, Devina langsung menepis kasar tangan Sherina yang sudah menyodorkan botol air untuknya.

"Nggak usah sok baik. "

Sherina meremehkan ucapan Devina. Ia lebih memilih mengikat rambutnya, dan sibuk mengomat kamitkan mulutnya.

"Emang aku baik kok. " gumam Sherina yang masih bisa didengar jelas oleh Devina.

"Ngaku lo?"
"Iya kenapa?"
"Gue nggak suka." balas Devina.
"Siapa peduli juga. "

I AM really×not BAD [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang