THIRTY

6.1K 417 4
                                    


I am really×not bad.

Sherina mengacak rambutnya frustasi. Ia benar benar tidak menyangka jika Marisa akan tega melakukan hal ini.

"Sherina benci mama! Kenapa sih mama harus bohong sama Sherina?! "

Emosinya semakin memuncak ketika panggilan ponselnya tidak diangkat oleh Sam.

"Ini lagi Sam kemana sih nggak bisa dihubungin! "

Sangking kesalnya, saat ini Sherina membutuhkan sesuatu untuk dijadikan pelampiasan. Dengan cepat Sherina langsung melepas kacamatanya, lalu membantingnnya dengan kasar serta menginjaknya.

Sherina menghembuskan napasnya pelan. Gadis itu lebih memilih untuk mematikan daya ponselnya, lalu kembali melanjutkan langkah yang tidak tahu tujuan.

Entah malam malam seperti ini Sherina akan pergi kemana, yang pasti Sherina tidak akan meminta tolong kepada orang lain untuk malam ini.

Perutnya terus berbunyi. Seakan cacing didalam perut Sherina kini tengah demo meminta makan.

Sherina mencari dompetnya yang sengaja ia taruh didalam koper. Sherina tidak berani menyimpannya didalam tas selempang karna takut terkena jambret huhu.

Sherina menatap nanar kekrisisan uangnya. Semakin hari hanya ada pengeluaran tanpa pemasukan. Uangnya tinggal lima ratus ribu rupiah, dan mulai sekarang Sherina benar benar haru hemat cermat.

Perhatian Sherina berhasil teralihkan dengan warung pinggir jalan yang masih dibuka. Senyuman kecil diwajah Sherina berhasil di terbitkan oleh sang empu.

Sherina mendekati warung tersebut, "permisi?"

Seorang wanita paruh baya keluar, wanita seumuran Marisa, namun sang empu mengenakan kacamata tebal seperti Sherina lalu.

"Gimana neng? "Tanya wanita itu, sambil mengulurkan senyuman manis kepada Sherina.

Sherina mengambil beberapa roti, dan snack. "Teh hangat satu buk, sama ini." ujar Sherina sambil menunjukkan makanan ringan kepada sang empu.

Wanita paruh baya yang Sherina yakini adalah penjual itu mengangguk.

"Iya, sebentar ya. "

Sherina tersenyum kecil, ia mengambil posisi duduk di kursi kosong yang sudah disediakan dari warungnya.

Dua menit berlalu, Sherina sudah tenggelam kedalam lamunannya. Pikirannya berhasil terpenuhi dengan bagaimana kejadian satu jam kemudian yang akan terjadi.

Apakah Sherina bisa menemukan tempat tinggal, atau malam ini ia harus menjadi gelandangan sementara. Hm entahlah, terlebih uangnya yang semakin menipis selalu menghantui sang empu.

"Arrgh gini banget nasib aku. "

Tidak lama kemudian, wanita itu kembali datang. Ia membawa satu gelas teh hangat dengan.. Seperti mi rebus jika dicium dari baunya.

"Euum, maaf ibuk, Sherina nggak pesen mi rebus."

Wanita itu tersenyum kecil. Ia menyajikan pesanan Sherina, diatas meja.

I AM really×not BAD [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang