Chapter 22: Balqis

89 6 1
                                    

Sekitar sebulan aku di kelas sebelas, berbagai kegiatan sudah kulakukan. Mulai dari pelajaran yang tiada habisnya, laporan yang tiada hentinya sampai eskul yang tiada mengerti dengan keadaan kami.

Aku hari ini sedang dalam jadwal praktikum Mikrobiologi. Disaat orang lain senang dengan praktikum, aku malah sebaliknya. Entah kenapa praktikum itu satu hal yang sangat susah untuk kulakukan.

Saat aku keluar untuk melepas dahaga, terlihat Radit yang sedang berjalan dengan membawa kantongan berisi beberapa Snack dan air mineral.

Bisa kita tebak kalau dia dari kantin, bukan?

"Thir, kamu ikut Diklat rutin kan Sabtu ini?" Tanya Radit sesaat sebelum dia ke kelasnya.

"Iya, memangnya kenapa?" Balasku.

Radit lalu tersenyum senang, "Nggak, setidaknya aku punya teman saat dihukum nanti." Ucapnya lalu berjalan riang menuju kelasnya.

Aku hanya mengangkat bahu ku dan berjalan masuk kedalam lab kembali, namun Radit kembali dan membuatku mengurungkan niat ku.

"Thir!" Panggil Radit lagi.

"Ada apa?" Balasku malas.

"Kau kenal dengan Balqis tidak?" Tanya nya.

"Siapa itu?"

"Ah..sudah lah. Kau tak tahu." Ucapnya lalu kembali menuju kelasnya. Lama aku berfikir tentang perkataan Radit yang tidak jelas itu.

"Balqis?" Ku ulang nama yang disebut Radit tadi.

"Ya?" Balas gadis dengan kacamata bulat di hadapanku.

Aku yang kaget sontak sedikit menjauh dari gadis itu yang ternyata dia bersama dengan Raditah.

"Kamu manggil nama aku kan?" Tanya gadis itu dengan santainya.

"Ha?" Ucapku bingung.

"Astaga Thir, kamu melamun ya?" Ucap Raditah sembari sedikit menertawai ku.

"Eh nggak kok." Ucapku melawan pernyataan Raditah.

"Kamu kenal dia, Dit?" Tanya gadis itu kepada Raditah.

Raditah tersenyum sembari mengangguk, "Iya, aku sekelas dengan di kelas X."

"Ohh..pantes aja kamu langsung panggil namanya." Ucap gadis itu.

"Kamu melamun ternyata, aku kira kamu manggil aku." Lanjut gadis yang mengaku bernama Balqis itu.

"Hmm sekalian aja deh, kenalin nama aku Balqis, sekelas dengan Raditah." Ucapnya.

Aku bingung harus mengatakan apa, aku hanya membalas ucapannya dengan menyebut nama ku dan setelah itu mereka pergi menuju kelas mereka.

Aku kembali masuk kedalam lab dan berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi.

.

"Thir, jangan melamun terus." Ucap Agnes saat aku akan menuangkan media kedalam petridisk.

Aku yang kaget karena suara Agnes sontak menumpahkan kan media yang masih hangat itu di dalam laminar. Hal itu pastinya akan membuat pekerjaan ku semakin banyak, ya..aku harus membersihkan nya.

"Ya..tumpah, maaf Thir." Ucap Agnes. Gadis itu lalu pergi mengambil lap kain yang disediakan di dalam lab dan membantuku untuk membersihkan media yang tumpah itu.

"Ya nggak papa, ini biar aku yang bersihkan." Ucapku lalu mengambil kain yang berada di tangan Agnes.

Gadis itu tidak berkutik, "Aku minta maaf, thir." Ucap gadis itu lagi.

SadBoy [END]Where stories live. Discover now