Bab 15 : It's Me

1.8K 318 26
                                    

Sean pamit kepada orang tua Sera bahwa dirinya akan pulang. Tapi ketika Sean hendak ingin pulang ada mobil yang yang berhenti di depan rumah Sera.

Orang yang keluar dari mobil tersebut adalah Bara. Bara teramat syok mendengar kabar yang menimpa Sera. Padahal Sera pulang dari selesai bertemu dengannya.

Sean menghadang Bara yang ingin masuk dengan satu tangannya yang dia tempelkan di dada Bara.

"Sera waktunya istirahat, mending lo pulang." Usir Sean.

"Gue bakalan pulang. Kalau udah lihat Sera." Ucap Bara tidak memperdulikan larangan Sean. Sean menarik lengan Bara dan menatapnya tajam.

"Kalau lo nyatikitin Sera. Gue yang akan turun tangan buat nyakitin lo." Ancam Sean tegas.

Bara tersenyum sinis. "Kenapa gue harus nyakitin cewek yang gue sayang? Lo bilang kayak gini karena lo benci kan sama gue gara-gara Sera jadi pacar gue. Makanya kalau suka nyatain jangan di pendam. Pengecut." Ucap Bara dengan melepas tangang Sean dan berjalan dengan membentur bahunya.

Sean tersenyum mengejek. Tidak merasa sakit hati dengan ucapan Bara. "Lo cuman pacar, bukan suaminya. Sedangkan gue, gue yang akan menjad suami Sera." Ucap Sean dengan menepuk bahu Bara.

Tersenyum sinis pada Bara dan meninggalkan Bara dengan wajah yang merah.

Sean dengan langkah coolnya berjalan ke arah mobilnya tidak lupa kacamata hitam sebagai pelengkap bahwa Sean adalah orang yang tidak hanya cool saja tapi juga berkharisma dan penuh dengan daya tarik.

🍁🍁🍁

Sera malam ini menonton televisi. Menonton sebuah acara tentang pencarian bakat yang mana salah satu jurinya adalah Sean. Sera menatap pada layar kaca dengan seksama. Kepada orang yang berada di layar televisi saat ini yaitu Sean. Sean sedang memberikan komentarnya kepada salah satu peserta perempuan. Yang mana peserta perempuan tersebut adalah fansnya Sean dari dia kecil.

Gadis yang hanya beda setahun dengan Sera. Sera bisa menilai bahwa fans Sean tidak peduli jika dirinya tidak mendapat juara. Yang terpenting dia bisa berlama-lama melihat Sean. Terlebih gadis itu memang berada di bawah asuhan Sean.

Sera kembali memegang dadanya. Teringat akan degup jantungnya ketika Sean mencium keningnya. Bahkan Sera masih merasakannya sampai saat ini meskipun de gan hanya melihat wajah Sean dibalik layar kaca televisi.

Sera menduga bahwa ada yang salah dengan hatinya. Dia tidak mungkin menyukai Sean. Di saat dia sudah menyukai Bara. Kenapa Sera baru sekarang menyukai Sean ketika statusnya sudah menjadi pacar Bara.

Sera menggelengkan kepalanya, tidak mungkin. Sera berpikir ini mungkin hanya sebatas kaget karena sikap Sean yang begitu lembut padanya layaknya kepada seorang kekasih. Sera tidak mau terbawa perasaan. Sean sudah menganggap dirinya seperti adik sendiri. Sama seperti Sean pada Clara.

Sera kembali menatap pada layar kaca. Kali ini kamera tertuju pada Sean yang sedang fokus mendengarkan peserta yang sedang bernyanyi.

Sera mengambil handponenya menelepon Sera. Sera tahu Sean tidak akan mengangkat handphonenya. Dia sedang bekerja. Dan ini disiarkan secara langsung.

Kali ini yang memberi komentar adalah seorang perempuan penyanyi solo yang memberikan komentar.

Tak disangka Sean mengangkat telepon Sera. "Sera, kakak lagi live. Nanti waktu break kakak telepon lagi." Ucapnya dengan suara cepatnya dan memutuskan teleponnya sepihak.

Sean masih sempat menerima panggilannya dan menjelaskanya meskipun dia sedang sibuk.

Sera mengirimkan pesan pada Sean dan mengatakan bahwa jagoan Sera akan tampil sebentar lagi. Sera meminta untuk menitipkan salam padanya.

Sean membalas dan mengiyakan permintaan Sera.

Malam ini Sera tidur sampai malam sampai acara Sean selesai. Sean menepati janjinya. Menyampaikam salamnya pada peserta pria yang berasal dari Surabaya.

Jika Sean memang menyukainya kenapa Sean selalu nampak biasa saja. Seharusnya Sean cemburu. Ketika Sera menceritakan pada Sean bahwa dirinya sudah berpacaran dengan Bara. Sean bahkan merelakan begitu saja Sera pada Bara.

Tidak kesal ataupun marah. Tidak ada tanda-tanda Sean menyukai Sera. Sera tidak mau ke PD-an bahwa seorang Seandra akan menyukai dirinya.

Menjelang tidur ada dua pesan yang masuk dari Bara dan Sean yang mengucapkan selamat tidur padanya. Anehnya Sera malah menelpon Sean bukan Bara.

"Sudah tidur?" Tanyanya.

"Belum. Kak Sean mau pulang?" Tanya Sera dengan tidur menyamping dengan memeluk bantal guling.

"Iya, ini kakak mau pulang." Ucapnya terdengar lelah. Sera mencoba memgerti Sean dan ingin menyudahi teleponnya tapi Sean masih ingin berlama-lama teleponan dengan Sean.

"Kak Sean inget gak waktu kecil dulu Sera pernah hampir tenggelam." Ucap Sera memutar kenangan masa kecilnya ketika dia berumur tujuh tahun.

Waktu itu Clara dan Sera baru belajar berenang yang mendampingi adalah Bunda Syesil. Tapi waktu itu bunda Syesil sedang ke dalam mengambil handuk. Sera kecil nekat turun terlebih dahulu. Dia tidak mengira bahwa kolam renangnya begitu dalam.

Sera kecil panik karena kaki kecilnya tidak menyentuh dasar kolam dan dirinya kesulitan bernapas.

Lalu setelahnya Sera hanya ingat ada seorang anak laki-laki yang menolongnya. Anak laki-laki yang terus memanggil namanya. Memintanya untuk sadar. Sera hanya ingat kalau yang menolongnya adalah Saga.

Saga yang telah menolongnya. Karena waktu itu Sera bisa mengenali bahwa itu adalah Saga dari jaketnya. Jaket yang sering di pakai Saga, jaket yang memang kesukaan Saga. Lalu setelahnya Sean dan bunda Syesil datang bersama menolong Sera.

Mungkin sebab itu Sera lebih menyukai Saga karena Saga telah menolong Sera. Saga yang telah menyelamatkan hidup Sera.

"Iya kenapa?" Tanya Sean.

"Tidak ada. Waktu itu kak Saga yang menolong Sera." Ucap Sera dengan pandangan kosong menatap langit-langit kamarnya.

Sean terdiam mendengar ucapan Sera. Mereka sama-sama terdiam. Tapi masih saling terdengar desahan napas mereka.

"Kamu tidak mau tidur?" Tanya Sean setelah lama mereka terdiam.

"Boleh Sera meminta sesuatu?" Pinta Sera.

"Tentu." Jawab Sean singkat.

"Bisa nyanyikan Sera lagu kak Sean yang paling kak Sean suka. Anggap saja pengantar tidur Sera." Ucap Sera yang matanya memang sudah mengantuk.

Sean lalu menyanyikan salah satu  lagunya yang berjudul Jodohku. Lagu yang diciptakan Sean sendiri tentang sebuah kepasrahan hati kepada wanita yang dicintainya tapi masih ragu benarkah gadis yang disukainya adalah jodohnya.

Kemantapan hati dan kepasrahan hati tersirat dalam lagu itu. Lagu yang sering dinyanyikan oleh anak muda ketika mereka sedang putus cinta tapi tetap mengharapkan suatu saat mereka bisa bersatu kembali.

Jodoh yang tidak akan kemana dan akan bertemu dan bersatu di waktu yang tepat.

Setelah Sean menyelesaikan lagunya. Sera tidak merespon. Sean tahu kalau Sera sudah berada di alam mimpi.

"Selamat tidur, gadis kecilku." Ucap Sean tersenyum.

"Selamat tidur dan mimpi indah untukmu wanita yang aku harapkan kamu adalah jodohku." Ucap Sean lirih. Hanya suara napas tidur Sera yang menjawab dari perkataan Sean.

Sean menutup teleponnya. Terpejam sebentar. "Sera, yang menolongmu bukan Mas Saga, tapi aku." Ucap Sean pada dirinya sendiri.

❤❤❤

My Popular Idol (TAMAT/LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang