5. Too in Love

5.3K 440 4
                                    

Law tak pernah menyangka waktu libur yang sudah seminggu ini ia rencanakan begitu apik demi melakukan serentetan kegiataan romantis dengan sang kekasih malah berujung tak mengenakkan.

Awalnya memang cukup menyenangkan. Ia dan Luffy secara bersamaan bangun pagi sebelum jam beker mereka berbunyi; melakukan ritual pagi bersama seperti menggosok gigi bareng, cuci muka bareng, lalu mandi bergantian.

Setelahnya mereka sarapan pagi dengan roti bakar yang diolesi selai madu dan toping telur mata sapi buatan Law. Tak ketinggalan irisan daging panggang di atas roti bagian Luffy. Sebenarnya dulu Law tidak begitu suka roti, tapi semenjak tinggal berdua dengan tunangan imutnya, lelaki 27 tahun itu mulai terbiasa untuk memakan apa saja yang kekasihnya makan.

Keduanya bahkan sempat suap-suapan sambil berceloteh ringan membicarakan hal sepele seperti cuaca pagi itu, lalu kucing tetangganya yang melahirkan anak berjumlah tujuh ekor, sampai membicarakan rencana dari lanjutan acara kencan mereka seharian ini. Walaupun sebenarnya cuma Luffy saja yang mengatakan keinginannya, sedang Law hanya tersenyum simpul meng-iya-kan segala ucapan si manis.

Sebagai awalan, Luffy mengajak Law untuk bermain uno. Agar permainan lebih menarik dan menantang, mereka pun melakukan taruhan-taruhan ringan sebagai apresiasi kepada pemenang, sekaligus hukuman untuk yang kalah.

Sudah bisa ditebak, setelah babak yang lupa mereka hitung, Luffy terus-terusan kalah. Pemuda manis itu mengerutkan bibirnya sebal. Ia heran, kenapa tidak pernah sekali pun menang melawan si dokter bedah.

Pikiran picik tak masuk-akalnya serta-merta memberikan penghakiman tak berdasar, bahwa tunangannya sudah melakukan trik licik agar bisa selalu menang sehingga bisa mengerjainya. Padahal dasarnya Luffynya saja yang tidak pecus main.

Anak itu tetap tak terima terus-terusan kalah meskipun keinginan yang Law sebutkan tidak ada satu pun yang memberatkannya. Dari mulai ia disuruh menyanyikan lagu cinta untuk Law, menari tarian aneh untuk Law, menyuapi Law cemilan yang sebelumnya sudah pria tersebut siapkan, hingga yang terbaru ini Law hanya menyuruh Luffy mengecup bibirnya.

Dengan bibir masih mengerut jelek, Luffy mendengus cukup keras. Tentu saja hal itu membuat senyum Law terkembang. Luffy yang dalam keadaan ngambek pun tetap tampak begitu manis dan menggemaskan di matanya. Jadinya saat si pemuda lebih kecil mendekatkan wajahnya, bermaksud melaksanakan hukumannya, Law malah mencuri start dengan melabuhkan bibirnya lebih dahulu.

Luffy terkejut, matanya membulat sempurna bak bulan purnama sebelum mengatup perlahan, pasrah menerima lumatan-lumatan ringan yang berangsur menjadi hisapan-hisapan seduktif. Cukup melenakan, hingga lama-lama Law harus menyangga tubuh kurus sang kekasih karena terlampau lemas setelah diberondong dengan ciuman yang sangat menguras energinya.

Pemuda kecil itu cukup patuh meletakkan kedua tangannya di masing-masing pundak yang lebih tua, meremat kaus yang membungkus tubuh tegap sang dominan demi menyalurkan rasa nikmatnya akan ciuman liar yang ia terima.

Ia sampai mendesah dan mengerang ketika lidah Law meliuk erotis di dalam mulutnya, rematan di pundak Law pun segera berubah menjadi cubitan bertenaga kala si manis dibuat makin tak berdaya merasakan lidahnya dibelit untuk dihisap kuat-kuat.

"Mmph!"

Law baru saja mendorong tubuh kecil Luffy untuk dibaringkan di atas karpet depan televisi, tempat dimana mereka sejak tadi bermain Uno, agar ia bisa lebih leluasa mencumbu bibir semanis madu sang tunangan. Sayangnya konsentrasi mereka jadi terpecah gara-gara dikagetkan dengan sebuah nada dering teramat keras yang ternyata berasal dari ponsel milik Luffy.

Baik Law maupun Luffy langsung terengah kasar saat tautan bibir mereka terpaksa harus terpisah. Law bangun, secara perlahan dan lembut menarik tubuh ringan pemuda di bawahnya. Ia benar-benar kesal! Ingin rasanya mengirimkan tenung gelap kepada oknum kurang ajar yang sudah mengganggu kesenangannya.

Salahnya sendiri kenapa ia tadi tidak menyuruh Luffy menon-aktifkan smartphonenya. Kalau sudah begini kan dia yang rugi.

"Ah Usop..." sapa Luffy pada sang penelpon atau sebutlah pengganggu kencan bertajuk 'di rumah aja' antara dirinya dan Law.

Pemuda kecil itu bangkit dari duduk diiringi dengan helaan napas jengah dari Law. Sepertinya sang dokter bedah punya firasat tak mengenakkan melalui gerakan Luffy. Benar saja, pemuda imut itu langsung memberikan kode agar Law menunggunya sebentar sementara dirinya menyelesaikan urusannya dengan si teman masa kecil.

.

.

.

Barangkali sudah lebih dari tiga puluh menit Law dibuat menunggu dalam kejengahan. Tunangan super imut sayangnya juga super tidak pekanya masih saja sibuk bertelepon-ria dengan kawannya, yang ternyata bukan cuma Usop tapi juga Nami, dan Zoro.

Law akan maklum kalau mereka membahas mengenai tugas kuliah. Sayangnya dari penangkapannya tadi, para bocah itu cuma membicarakan hal tidak penting semacam game online yang tengah mereka mainkan akhir-akhir ini.

Sehingga menjadi tidak bisa ditolerir lagi ketika bukannya segera mengakhiri perbincangannya, si bocah D malah bergerak mematikan saluran televisi untuk diganti menjadi mode game virtual. Law menghentikan gerakan tangan Luffy yang hendak memasangkan sebuah heatset ke kepalanya. Sementara si bocah segera nyengir salah tingkah karena baru saja teringat dengan keberadaan sang tunangan.

"Sebentar saja," pintanya dalam mode memelas super menggemaskan.

Law nyaris luluh melihat sang tunangan memasang tampang bak anak anjing tersesat.

"Hentikan!" bentaknya galak. Sungguh berbanding terbalik dengan aliran darahnya yang segera berkumpul di wajah membentuk semburat kemerahan. Pria ini terlampau lemah bila disuguhkan dengan hal imut-imut terutama mahluk kurang-ajar di dekatnya tersebut. "Kalian kan bisa bermain kapan saja, sedangkan aku tidak bisa mengambil libur semauku hanya untuk bisa berduaan denganmu, apa kau lupa?"

"Tapi mereka sangat membutuhkan bantuanku untuk mengalahkan bos level 50." Luffy berbicara lirih, terdengar begitu memelas. Membuat Law merasa menjadi pihak yang sudah merugikan orang lain. Padahal jelas-jelas dirinya yang sedang dirugikan oleh kawan-kawan Luffynya.

"Boleh ya, ya, ya....sebentar saja." serang Luffy lagi. Ia memajukan wajahnya mendekati rupa bak kepiting rebus Law.

Pria itu pun tak punya pilihan selain mendesah keras sebelum mengiklaskan sang kekasih direbut oleh sekawanan serigala berbulu domba bernama Usop, Nami, Zoro.

"Baiklah, tapi sebentar saja!"

"Yatta! Arigatou Torao..." Pekik Luffy sambil membelitkan lengannya pada leher Law sebentar, "Aku janji cuma sepuluh menit saja, setelah itu aku milikmu sepenuhnya."

Chu!

Pemuda itu mengecup bibir Law sekilas sebelum kembali berkutat pada layar televisi yang sudah diubah ke mode game.

Law mengutuk kelemahan mutlaknya ini. Ia bersumpah lain kali dirinya akan lebih keras pada Luffynya.

Tapi lain kali itu kapan? Kenyataannya pria tampan itu tidak pernah sekalipun sanggup mengatakan kata 'tidak' kepada Monkey D Luffy.

-fin-

Makasih sudah membaca sampai akhir.
Aku berusaha bikin sesuai permintaan dari reader di part sebelumnya, dimana Law ngambil libur, dan LawLu manis-manisan di rumah. Maaf kalau masih kurang gula. Selanjutnya aku akan lebih berusaha☺semoga suka☺

Part ini mungkin masih ada lanjutannya, kalau aku sudah merelakan LuffyKU dibobol😁


15/11/2020

Marsmellow [Oneshoot] - LawLu🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang