8. Portagas D Ace

4.9K 321 20
                                    

Entah mengapa lelaki tampan, mapan, dan jenius macam Trafalgar D Water Law bisa sampai mengalami waktu terburuk dalam menjalani harinya. Katakanlah tak hanya sekali dua kali sang dokter bedah mendapatkan perasaan tersebut. Jika ia mengingat dengan benar, sepertinya itu bermula semenjak ia memutuskan untuk menjadikan seorang bocah yang usianya terpaut tujuh tahun di bawahnya sebagai miliknya.

Bocah itu, yaitu Monkey D Luffy dengan segala kenaifan adidayanya nyatanya langsung berhasil menjungkir-balik kehidupan tenang seorang Law. Semua terjadi karena si pria lebih tua terlampau mencintai yang lebih muda. Atau bahasa lebih tepatnya Law terlalu mendamba dan terobsesi dengan segala hal yang berhubungan dengan Luffy.

Pria akhir dua puluhan itu menjadi amat posesif jika itu menyangkut si bocah D. Seakan tak puas hanya dengan mengklaim hati Luffy, dirinya juga ingin menguasai pemuda manis tersebut seutuhnya; jiwa, tubuh, dan waktunya.

Sabtu sore itu merupakan puncak dari segala keresahan Law mengenai obsesinya untuk memonopoli Luffy hanya untuk dirinya seorang. Perasaan yang paling menonjol adalah Law punya pikiran tidak rasional dimana dirinya ingin mengunci Luffynya di dalam kamar agar tak seorang pun dapat menjangkau si manis miliknya!

Tak seorang pun! bahkan orang tua dan orang-orang terdekat Luffy lainnya.

Pikiran gila itu muncul tentunya tidak sekedar gara-gara sang dokter memang memiliki sifat yandere yang sudah mendarah daging.

Pria bersurai hitam yang saat ini dengan gesture alami atau dalam sudut pandang Law merupakan tindakan kurang ajar, cari mati, sembrono, tengah asik bercengkrama dengan Luffy,( Luffynya, pemuda manisnya, miliknya seorang) di apartemen mewah milik Law.

Portagas D Ace itulah nama sang pria tidak tahu diri.

Law mengenal Ace satu minggu setelah perkenalannya dengan Luffy sekitar sepuluh tahun lalu. Pria yang usianya hanya terpaut tiga tahun dari Luffy tersebut sejak dahulu memang tak pernah bosan membuat syaraf Law mengetat tajam, hingga yang bisa si pria jenius itu pikirkan hanyalah melenyapkannya seketika___tentunya andai dia tak memikirkan bagaimana Luffynya akan hancur sedemikian hingga, apabila Law benar-benar melakukan hal tersebut.

Ya, walau bagaimana pun bagi Luffynya, Ace sudah ia anggap sebagai kakak. Entah tentang pemikiran sang D lainnya? Yang jelas, Law bisa menebak hanya dengan melihat sorot mata Ace ketika menatap tunangannya, itu lebih sulit dijelaskan ketimbang Bartolomeo atau pun Boa Hancook yang jelas-jelas memperlihatkan rasa kekaguman mendalam terhadap bocah D-nya.

Ace sudah pasti tidak mungkin menganggap Luffy hanya sekedar adik kecilnya semata. Law amat yakin dengan hal itu. Lihat saja tingkahnya ketika bertemu dengan Luffy setelah sekian lama. Pemuda awal dua puluhan tersebut langsung memeluk adiknya sangat erat seperti ubur-ubur yang menempelkan diri ke karang laut. Belum lagi denga bibirnya yang langsung mendarat dengan tidak sopan di atas kepala sang adik. Demi dewa dewi kayangan, rasanya Law ingin menendang tubuh si cowok berbintik itu ke planet pluto saat itu juga, agar ia tak akan melihat batang hidungnya lagi di hadapan Luffy!

BRAK!

Dengan sengaja Law memotong daging di atas talenan begitu kencang sambil menahan urat-urat di sepanjang keningnya untuk tidak lepas dari sana. Otomatis mengalihkan perhatian Luffy dan Ace yang tengah bercengkrama, posisi Luffy duduk di atas pangkuan Ace, dengan Ace secara alami mengaitkan kedua lengannya ke perut yang lebih muda.

"Perlu bantuan?" Ujar Ace beramah tamah, masih enggan melepaskan kaitan lengannya di perut Luffy.

Law inginnya Ace menggantikan posisi mereka. Dia yang harusnya memeluk Luffy, sedangkan si pemuda berbintiklah yang harusnya berada di posisinya membuatkan makan siang untuk mereka. Tapi tentunya sang dokter hanya bisa membatin nelangsa!

Marsmellow [Oneshoot] - LawLu🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang