Chapter 16

89 5 0
                                    

Komandan Tung mengendarai Feng Li dengan gagahnya. Dia nampak sangat jantan dengan jubah hitam yang melambai tertiup angin.

Jiao Xi-ku mengikuti kuda putih itu tepat di belakangnya.

Kami berkuda di sebelah kereta yang membawa Xiao Er dan Bibi Ming serta sepupunya.

Sesekali dia akan menoleh ke belakang untuk memastikan keadaanku. Sesuatu yang kurasa sedikit berlebihan. Bagaimana pun aku juga seorang prajurit. Aku tidak selemah itu untuk kelelahan hanya karena berkuda seperti ini.

Setelah berkuda beberapa lama, akhirnya kami sampai di atas bukit. Tepat sebelum matahari terbenam.

Prajurit Kapten Kang langsung mendirikan tenda-tenda sementara untuk para wanita beristirahat. Sedangkan untuk para prajurit, kami akan tinggal di luar di bawah langit.

"Ji Un... Mau kemana kau?" cekalan di sikuku membuatku berhenti,

"Aku akan..."

"Kemari! Kau akan tidur di tendaku!" perintahnya tegas,

"Tapi Komandan..."

"Kau hendak membantah?"

Protesku langsung terbungkam melihat alis Komandan Tung yang terangkat dengan penuh tantangan.

"Ti... Tidak..."

"Bagus! Masuklah!" katanya sambil menunjuk pintu tendanya.

Dengan langkah berat, aku berjalan mendekati Komandan dan berjalan dengannya masuk ke dalam tenda. Aku bisa mendengar kasak kusuk dari para prajurit lainnya melihat hal itu. Namun aku berusaha mengacuhkannya.

Aku bernapas lega saat melihat bagian dalam tenda Komandan Tung sangat sederhana. Tak seperti tenda Xiao Er sebelumnya yang penuh kemewahan.

Suara kekehan geli terdengar dari belakang tubuhku membuatku menoleh dan mengangkat alis padanya.

"Apa yang kau pikirkan? Kau nampak begitu lega..." ledeknya,

"Tidak... Aku hanya..."

Kalimatku tertahan di bibir saat Komandan Tung menarik punggungku merapat di dadanya.

"Aku harus bersyukur bahwa kau bukan pembohong ulung..." bisiknya dekat di rambutku, "Jangan pikirkan apa kata orang-orang itu! Aku sudah bilang aku takkan mengijinkanmu menghilang dari pandanganku bukan?"

"Uhn..."

"Itulah kenapa aku membawamu..." katanya lagi sambil berjalan menjauh,

"Kenapa Komandan mengawal rombongan Xiao Er? Kau tak percaya pada Kapten Kang?" tanyaku padanya, "Kita bahkan telah meminta tambahan pengawalan... Apa kau masih tak percaya?"

Aku tak bisa menahan rasa cemas yang mencengkeram hatiku sepanjang jalan. Pengalamanku hampir menemui malaikat maut membuatku sedikit gentar.

"Apa yang kau rasakan saat bertemu penyihir Hitam?" tanyanya sambil menyentuh pipiku,

"Rasa takut dan tidak berdaya... Aku takut tak bisa melindungi Xiao Er... Dan aku merasa kekuatanku bukan apa-apa baginya... Seolah hanya dengan sekali kibasan ujung jubahnya, aku akan jatuh dan terlempar dari tempatku berdiri..."

Tangannya meremas bahuku dan membuatku mendongak menatapnya.

"Jadi kau pasti tau bagaimana perasaan mereka yang telah bertemu dengan prajurit penyihir itu..." katanya lagi,

"Kau cemas mereka akan terlalu takut jika penyihir hitam menghalangi mereka?" tanyaku pada Komandan Tung yang nampak begitu serius,

"Uhn... Perasaan manusia adalah hal yang rumit untuk dipahami. Ketika kau takut. Bahkan jika kau lebih kuat darinya, kau takkan bisa mengalahkannya. Rasa takutmu akan menjadi kelemahanmu..."

Mulan... The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang