• 02 •

74 17 66
                                    

"Selamat datang di neraka."









[ 𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 ]

Tik tok tik tok!

Suara jam terus berbunyi tiap detiknya, sore hari sudah berganti menjadi malam yang gelap dan sunyi.

Sekarang aku, Silvia dan Agatha sedang di sebuah perumahan. Target kami ada di salah satu kos-kosan tersebut, sangat jarang mendapatkan victim yang di tinggal di keramaian.

"Huwa! Ada toko kue! Key ayo cepat kesana!!"

Astaga, sudah nyaris 5 kali dia berkata seperti itu. Padahal aku berkata seperti itu agar dia mau ikut, aku hanya bisa menghela nafas berat. Cukup lelah sebagai pemimpin..

"Silly, tidak sekarang.."

"Dih! Katanya lu mau traktir, tokek!"

Sekarang aku malah di katain tokek, lagipula memangnya aku mirip tokek ya? Syukurlah Agatha hanya diam sambil meminum susunya.. lagi..

Terpaksa, aku yang sudah malas menanggapi si rambut ungu ini akhirnya menjejelkan sebuah permen manis ke mulutnya. Sementara sebagai penahan mulutnya dulu.

Aku menengok ke arah Silvia dan melihat dia menjadi tenang adem, bagus sekarang kita bisa melanjutkan misi kita tanpa ngangguan.

"Ayo, ikuti aku.."

"Key, siapa victim kita?" Tanya Agatha sambil membuang kotak susu bekasnya.

Aku juga kurang tau, tapi yang ku dengar dari Sarang dia seseorang yang ku kenal.. apa yang di maksud Sarang sampai menyuruh membunuh orang yang ku kenal..

"Dia seorang perempuan, dan kenalanku dulu.."

"Lu memiliki kenalan? Perempuan? Lu dah pernah pacaran?"

Silvia yang masih mengemut permen main menyambar begitu saja, ku pikir permen itu sudah cukup membuatnya diam. Astaga..

"Aku tidak tau, Sarang yang mengaturnya.."

Aku langsung berjalan mendekat ke kos-kosan tersebut di susul Agatha dan Silvia di belakang, keadaan di sini sangatlah sepi. Kurasa tak ada polisi yang patroli, ini akan jadi kesempatan emas untuk membunuh dan pergi dari sana.

"Aga, kau coba cek pintu depan dan Silly kau cek dimana target tinggal.."

Mereka berdua ngangguk lalu mengerjakan tugas masing-masing, tak perlu waktu lama Agatha kembali lagi.

"Pintunya di kunci, seperti berita tadi sore membuat pemilik kos-kosan ini menguncinya..."

"Begitu ya, bagaimana denganmu Silly?"

"Hah.. berhenti manggil gw Silly, tokek."

Padahal kau sendiri memanggilku tokek, entah darimana asal-usulnya..

"Kamar ke 4 lantai 2"

Lantai 2, berarti harus manjat pohon dulu.. astaga makin ribet bae..

"Baiklah, siapa yang mau manjat-"

"Kau" Ucap mereka berdua serentak.

Lebih baik aku loncat aja, nasib nasib.. aku hanya bisa menghela nafas berat lalu mengacak rambut hitamku. Baiklah, ku putuskan akan memanjat pohon.

"Kalian berdua jaga dan jangan sampai ketauan polisi atau orang yang ber patroli.."

Aku menaiki pohon dengan lincah, dan jongkok di tangkai pohon perlahan menyoba membuka jendela kamar nomer 4 tersebut.

• 𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 •Where stories live. Discover now