• 03 •

44 9 17
                                    

"Dia adalah seseorang dari masa laluku."









[ 𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 ]

"KYAAAAAAAAAA! HENTIKAN AAAA!!!"

12 kali, sudah 12 kali perempuan itu berteriak kencang meminta tolong. Rasanya kupingku ingin di potong agar tidak mendengar suara teriakannya.

"Key, bisakah aku merobek atau menjahit mulutnya??!"

Ucapku kesal menatap Key yang sibuk memasak di dapur, Key hanya diam menganggap ucapanku tadi hanyalah angin baginya.

"Felis, sudah ku bilang kan?"

"Apa?"

"Jangan sentuh victimku."

Ucapnya dingin dan tidak menatap ke arahku, heh lagipula aku hanya ingin merobek atau menjahit mulutnya saja tidak lebih. Para mem bahkan melakukan hal aneh ke perempuan itu, dia tidak mempermasalahkannya.

"Bullshit."

Ucapku kesal sambil mengarah ke TV di depan, Key berjalan ke arah sambil membawa sebuah bubur. Dia diam, wajahnya menatap ke arahku.

"Mau ku belikan wiskas?"

Krik krik krik

Apa maksudnya? Dia menghinaku? Kunci doang kok bangga, dasar sialan ingin mengumpat rasanya. Belum pernah makan sendal sih..

Aku hanya menghela nafas kasar, pusing dengan perkataan yang dia maksud. Dia langsung berjalan ke arah ruang bawah tanah dan masuk..

[ Key POV ]

Aku berjalan menuruni tangga, suara teriakannya masih terdengar tapi tidak terlalu kencang. Dua laki-laki berdiri di depannya menatap bingung kearah perempuan itu.

"Mad, Kira, apa yang kalian lakukan padanya?"

Mad, dan Kira menengok ke arahku. Menghela nafas lega, dan langsung berbalik badan.

"Dia bilang lapar, jadi kami memberikan dia ini."

Mad mengeluarkan kecoa hidup di tangannya, menunjukkan ke arahku melainkan Kira hanya mengindikkan bahunya. Mengartikan tidak masuk dalam masalah ini.

Aku menghela nafas, lalu menaruh bubur di meja sebelah perempuan itu. Menatap ke arahnya sejenak, lalu beralih ke Mad dan Kira.

"Kalian, balik ke atas."

Mad mengangguk dan langsung berjalan ke atas tangga melainkan Kira masih di tempatnya, aku memiringkan kepalaku.

"Tempat lu banyak senjata langka, kapan-kapan ajak gw yak"

Kira langsung berbalik dan berjalan ke arah tangga, aku hanya mengiyakan saja agar lebih cepat. Setelah Mad dan Kira naik keatas, aku menengok dan menatap perempuan itu.

Wajahnya pucat dan ketakutan, sepertinya karena kecoa dari Mad ya. Aku menaruh meja di depan dirinya, lalu meletakkan bubur di depannya.

Dia mengangkat kepalanya lalu menengok ke arahku, aku menyodorkan mangkuk itu.

"Apa.... Ini..?"

Ucapnya pelan dengan nada ketakutan, aku hanya menghela nafas.

"Bubur, kau lapar kan?"

"Tapi... Tanganku terikat.."

"Gunakan mulutmu."

Wajahnya terlihat tidak sudi memakan menggunakan mulutnya saja, aku hanya menghela nafas berat lalu berjalan ke arah tangga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

• 𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 •Where stories live. Discover now