VIII. Dinner

21.9K 3.6K 132
                                    

Oke, katakanlah Keigher manusia keji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oke, katakanlah Keigher manusia keji. Tapi ternyata dia juga cabul, mesum, dan segala sesuatu yang tidak baik. Bagaimana tidak, setelah dia melayani Keigher menuangkan anggur, pria itu lantas meminta pelayan membawa ceri dan menitahkannya untuk menyuapi dia!

Orang mesum! Cabul! Tidak beradab!

Pikiran Afsheen penuh dengan kata-kata itu saat ini. Syukurnya setelah sekitar lima kali mengirim ceri ke dalam mulut pria mesum itu, dia menyuruhnya mengenal istana dan tugasnya.

Dan akhirnya, di sinilah Afsheen berada. Di perpustakaan besar bersama kepala pelayan sambil membaca buku tata tertib istana. Ada juga tempat-tempat istana yang perlu diketahui.

Afsheen baru tahu bahwa di sini terdapat dua kepala pelayan. Satu pria dan satunya wanita. Yang menemani dirinya sekarang bukan kepala pelayan wanita sebelumnya, melainkan kepala pelayan pria. Dia terlihat berwibawa dan sopan, mengenakan satu kacamata bulat di mata kirinya.

Mata Afsheen terpaku pada halaman buku. Dia dengan ragu mengelus tampilan gambar yang tercantum.

“Sigil...” Tempat eksekusi favorite Keigher. Di website yang dia baca juga mengatakan bahwa Sigil sudah menjadi saksi bisu berbagai kejadian berdarah. Dan lebih parahnya sejak Keigher mengambil alih tahta. Bahkan lawannya yang telah mati pun kepalanya dia gantung di Sigil.

“Ada apa Nona?” tanya Kepala pelayan tersebut yang Afsheen ketahui namanya sebagai Aldric.

“Ini... Apakah Sigil berada di dalam istana atau di luar?”

“Sigil?” Aldric mengerut bingung.

“Ya. Tempat ini.” Afsheen mengangkat buku untuk memperlihatkan halaman yang dia baca sambil menunjuknya.

Kebingungan Aldric hilang diganti kekehan. “Itu dibaca Seegeel, Nona. Bukan Sigil.”

“Seegeel?” Afsheen terkejut sesaat. Dia sepertinya agak familier dengan sebutan itu. Mengerutkan keningnya, beberapa menit Afsheen habiskan untuk mengingat di mana dia mendengar kata tersebut.

“Ah!” Afsheen menggebrak meja dengan terkejut begitu mengingatnya. Bukankah kata ini yang dikatakan Keigher kepada Jendral Loth di hutan? Menggantung kepalanya di Sigil?

Afsheen merasa kedinginan. Pada hari pertama dia terjebak di dunia ini dia sudah menghadapi kekejaman Keigher. Bukankah di masa depan kematian akan datang kepadanya juga?

Dengan cepat gadis itu menarik napas. Bagaimana jika dia mati di sini? Apakah di dunianya dia juga mati? Dan yang lebih membingungkan, kenapa dia bisa terjebak di dunia kejam ini?! Pasti karena e-mail tidak jelas itu mengirimnya sejarah ini. Pasti!

Melihat Afsheen yang menunduk dengan kening diselimuti keringat tipis, Aldric memanggil, “Nona?”

Afsheen segera memulihkan ekpresinya dan bertingkah seperti sebelumnya. “Tidak apa-apa. Lalu bagaimana cara membaca kata ini?” Dia menunjuk kata Sorscha dan Elide untuk mengalihkan pembicaraan.

King of the CrueltyWhere stories live. Discover now