aunt

45 5 8
                                    

"Makasih yah, Bin, udah nganterin, sayang, deh." ucap gadis itu lalu terkekeh pelan, sedangkan laki-laki jangkung itu hanya merotasikan matanya.

Yena menyingkap karpet di depan pintu rumahnya, lalu dia menyerngit heran ketika tidak merasakan apa pun di bawah sana.

"Kenapa?" tanya Soobin sambil memerhatikan Yena meraba-raba lantai teras, gadis itu menatap laki-laki bermarga 'Choi' tersebut.

"Kuncinya hilang..."

"Kok bisa hilang?!" ujar Soobin dengan nada yang sedikit ketus. "Y—ya, gua nggak tau... gua nanya ke Bang Yeonjun dulu, deh, bentar."

Dengan panik, gadis itu mencari nama kakaknya kontak dan segera meneleponnya, tak butuh waktu lama, Yeonjun pun mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Apa lagi sih, Dek?" terdengar suara saudaranya yang agaknya merasa jengkel.

"KUNCI RUMAH NYA DI MANA JAMAL?!"

"L—lah, iya... kunci nya gua yang bawa, kunci yang satu lagi dibawa mama papa, hehe...."

Kepala Yena sudah panas mendengar ucapan kakak nya, ingin rasanya dia membuang laki-laki itu ke danau toba.

Tak mendengar jawaban lain dari adik nya, Yeonjun kembali berbicara di telepon.

"Lo tunggu aja bentar di sana, gua balik sekar—"

"Nggak usah."

Tut

Yena mematikan telepon nya secara sepihak, persetan dengan kesopanan, ia muak dengan tingkah laku kakak nya yang selalu berbuat sesuka hati.

"Bin, gua ke rumah lo bentar boleh nggak? Abang gua bawa kunci rumah." ujar Yena lirih.

"Tapi gua mau les online sama private teacher gu—"

"Please, Bin, bentar aja, lo nggak akan sadar gua ada di rumah lo..." ucapnya dengan nada memohon, laki-laki itu tampak risih dan menggaruk-garuk kepalanya kesal.

"Ck, yaudah. Tapi awas kalau gara-gara lo gua nggak bisa fokus belajar."

.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka pun sampai di rumah Soobin. Yena terkagum ketika melihat rumah Soobin yang tampak sangat megah itu, sampai-sampai mulutnya ternganga.

"Bunda gua lagi pergi, jadi maaf kalau lo nanti gua tinggalin sendiri."

Yena yang sedang mengamati rumahnya Soobin tiba-tiba kaget, "E—eh? Nggak papa kok, Bin, sumpah. Gua juga udah ngerepotin lo juga gini."

Tak lagi menggubris perkataan gadis tersebut, laki-laki itu membuka kunci pintu dan mempersilahkan gadis di belakang nya untuk masuk.

Ternyata tak hanya pada luarnya, tapi isi rumahnya juga begitu luas dan besar, gadis itu hampir tidak tega menginjak lantai rumah tersebut dengan kaus kakinya.

"Eum... lo di sini aja, nonton aja TV nya kalau lo mau, gua bakal les di kamar gua aja."

"H—hah? Gua nggak enak, Bin. Gua duduk di lantai dapur aja dah nggak papa rela gua."

"Ck, terserah lo aja dah, gua les dulu." Yena hanya mengangguk mendengar perkataan laki-laki itu.

Setelah dipikir-pikir, bahkan di rumah sebesar ini memang tetap bisa bosan jika yang dilakukan hanyalah duduk manis, sepertinya menonton TV boleh juga.

Yena pun menonton beberapa kartun favoritnya, tapi ia berusaha untuk tertawa seperti lumba-lumba, ia tidak mau gebetan nya merasa terganggu oleh kehadirannya.

Tetapi bahkan setelah menonton TV, ia tetap merasa bosan, jadi ia memutuskan untuk berkeliling di rumah Soobin, lagipula laki-laki itu tidak melarang apa-apa, bukan?

Sepasang manik mata gadis itu menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya.

Sebuah bingkai foto  Soobin saat ia masih kecil.

Ia mengambil bingkai foto tersebut dan mengamati wajah lucu nan imut laki-laki itu, tanpa sadar kedua ujung bibir gadis tersebut melengkung ke atas.

"Oy, gua udah selesai."

Yena hampir saja menjatuhkan bingkai foto tersebut ketika mendengar suara laki-laki itu.

"Kaget anjrit." ucap gadis itu sambil sedikit melotot, tidak mempedulikan perkataan gadis itu barusan, ia malah penasaran dengan bingkai foto yang dipegang gadis itu.

"Itu foto apa?"

"Oh, ini foto lo pas masih kecil... ternyata lo dulu gemes juga ya kalau diliat-liat" ujar gadis itu sambil tersenyum menatap benda tersebut.

Tanpa sadar pipi laki-laki itu merona.

"A—apaan sih, sini balikin!"

Laki-laki itu mau merampas bingkai tersebut, tapi ternyata gadis ini lincah juga, ia menghindar agar laki-laki itu tidak bisa mengambil bingkai tersebut.

"Kenapa, sih? Lagipula lo kan lucu di sini, nggak jelek kok." ujar gadis itu sambil terkekeh pelan.

"Gua jelek, udah pokoknya sini bingkainya, ah!"

"Nggak mau, wlee. Kejar gua kalau bisa!"

Selanjut nya terjadi lah adegan pengejaran layaknya Tom & Jerry.

Ckrek

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam. E—eh, tante?"

TO BE CONTINUED

duh maap baru bisa publish lagi, jadwalku padat nya subahanallah, ditambah ini hari pertama aku uts 😔🤲🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

duh maap baru bisa publish lagi, jadwalku padat nya subahanallah, ditambah ini hari pertama aku uts 😔🤲🏻

ditambah aku bakal ada uas bentar lagi jadi maaf kalau misalnya memang aku jarang banget update ya... tapi aiu usahakan bisa update kok hehe,

btw jangan lupa voment yh sist n bro 😎🤘🏻

stay safe n healthy too 👀💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

crush || 최수빈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang