Perjodohan

10 2 2
                                    

Kriiingg!

Bel sekolah sudah berbunyi akan tetapi gadis dengan seragam SMA yang dilapisi cardigan putih itu masih sangat santai memakan baksonya dikantin.

"Neng, udah masuk loh" ucap ibu kantin yang kesekian kalinya mengingatkan gadis itu.

Gadis itu hanya mengangguk lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
"Bentar bu, sayang kalo nyisa" ucapnya dengan santai.

Ibu kantin hanya menggelengkan kepalanya dan kembali merapihkan dagangannya.

"El, bisa cepetan gak makan-nya?"

Gadis itu tersenyum sambil menatap sahabatnya lalu mengangguk. Ia bangun mencomot satu bakso yang tersisa dengan tangannya.

"Ayo ke kelas" ucapnya dengan santai lalu memakan bakso ditangannya.

Kori, sahabatnya itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku temannya.

"Ri, pelajaran siapa nanti?" Tanya gadis itu.

"Eum...guru sejarah el" ucap kori sambil merapihkan seragamnya.

Tiba-tiba gadis itu menghentikan langkahnya lalu tersenyum manis menatap kori.

"Apa? Feeling gua gak enak nih" ucap kori dengan wajah datarnya.

Gadis itu tersenyum lalu merangkul pundak kori dengan semangat. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga kori lalu berbisik.

"Kita cabut dari sekolah yuk?" Bisiknya.

Kori menggeleng. Sudah ia duga tidak ada yang benar dipikiran sahabatnya ini.

"No" jawabnya singkat.

"Ayolah~ kita shoping gua yang bayarin, gimana?" Seketika kori menatap sahabatnya dengan wajah berbinar.

"Gas!"

***

Brak.

Gadis itu tersentak.

Setelah bolos dan pergi ke mall, ditempat pakaian dia bertemu kakak dan ibunya disana. Sangat sial bukan?

Berakhirlah dia dirumah dalam ruangan kerja ibunya.

"Moms?" Ucapnya dengan wajah bingung. karena melihat ibunya yang hanya diam sambil memijat keningnya setelah menggebrak meja.

"Moms fine-fine saja-kan? Oh, apa jangan-jangan tangannya cidera karna mukul meja tadi?" Gadis itu menutup mulutnya dengan wajah terkejut saat mengingat ibunya yang menggebrak meja.

"Jangan-jangan benar, mommy lagi nahan sakit karna mukul meja"

"Diam!" Bentak ibunya.

Gadis itu mengangguk lalu menggerakkan tangannya dibibir seperti menutup resleting.

"Oh astaga. Untuk apa kamu kesana?"

"Ya shopping lah moms-kan ke mall, abis itu kita ketemu pas aku lagi nyoba pakaian. Berarti aku lagi beli baju" gadis itu bersedekap lalu bersandar dengan santai di sofa.

Ibunya kembali memijit keningnya. Entah perilaku siapa yang sudah menurun ke anak bungsunya ini.

"Maksud mamah...kenapa kamu kesana? Kenapa kamu gak sekolah?, Angel" Dita menatap anaknya, menunggu penjelasan menyebalkan apa lagi yang keluar dari bibir anaknya nanti.

Gadis yang disebut namanya itu menunjukan cengirannya lalu menjawab ucapan ibunya dengan santai.

"Aku gak suka sama guru sejarahnya, moms. Dia banyak ngomong"

My Future Husband Is GeekyWhere stories live. Discover now