10. Keberanian

2.2K 318 3
                                    

Happy reading~~

Typo bertebaran!!!

~
~

~
~

Haruto mengayuh sepedanya, menatap lurus jalanan dengan bekal yang ia taruh di stang sepeda.

"Maafkan aku noona" gumam haruto penuh penyesalan. entah mengapa ia merasa tak berguna sebagai laki laki di keluarganya.

Untuk hari ini haruto mengantarkan bekal ibunya sendiri karna ia menyuruh noonanya untuk istirahat. Juga Ia belum bertanya penyebab luka lisa, jika ia lihat noona seperti tak mau menceritakannya.

Sejujurnya itu yang membuat ia merasa tak berguna dan kecewa, kenapa lisa tak mau berbagi cerita, dia menyimpan sendiri lukanya  seolah olah mampu menyelesaikannya seorang diri.

Haruto menghentikan sepedanya saat ia sampai di tempat kerja ibunya, memarkirkan sepeda lalu melangkah masuk kedalam toko kue. Sepertinya ia tak menyadari sepeda lisa yang sehun pinjam terparkir di sisi sepedanya.

Sehun yang kebetulan mampir ke tokonya masih dengan seragam yang ia kenakan, melihat haruto tak menyapanya seperti biasa mengernyit heran, anak itu hanya menatap lurus dengan wajah datar dan langsung masuk ke dapur.

~

"ibu"

"Eoh, anak ibu sudah datang"

Yoona melirik ke belakang haruto__
"Haru ya~ di mana noonamu, dia belum pulang sekolah?!"

"noona sudah pulang, dia bilang ingin langsung istirahat" hanya kalimat itu yang keluar dari haruto padahal haruto sudah menyusun beberapa kalimat yang sedikit panjang tapi ketika ia berhadapan dengan ibunya entah mengapa kalimat yang ia susun langsung hilang.

Yoona mengernyit menatap haruto heran.
Tumben__pikir yoona.

"I_ibu, ini bekalnya, ibu belum makan kan, haru akan menemani ibu makan sampai selesai"

Dengan cepat haruto mengubah topik pembicaraan, menarik pelan tangan ibunya menuju meja kecil.

Yoona tersenyum mengikuti intruksi anak bungsunya, membuka kotak makan berwarna kuning itu lalu menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Haruto menghela nafas lega karna yoona tak bertanya lagi, menatap sendu ibunya yang makan dengan hikmat.

~

~

setelah ibunya menghabiskan makanannya, haruto pamit pulang, melangkah keluar dengan wajah datar.

"Haruto!"

Haruto yang akan mengayuh sepedanya menoleh, tersenyum kecil saat sehun menghampirinya dengan kantong kecil di tangannya.

".. Emh, ini untuk noona mu, tadi aku lupa menanyakan keadaan kakinya jadi aku titip ini saja"

Haruto meraih kantong kecil di tangan sehun, melihat isinya lalu menatap datar sehun. Sehun yang mengerti tatapan datar haru pun tersenyum kecil. Meremat pelan bahu haruto.
"Bukan aku, aku bertemu di halte dalam keadaan seperti itu dan mengantar pulang menggunakan sepedanya" ucap sehun, menunjuk sepeda lisa yang terparkir.

Haruto mengurut pangkal hidungnya, menghela nafas kasar__" maafkan aku hyung, aku hanya sangat mengkhawatirkan noona dan noona belum menceritakan masalahnya"

"Mungkin dia tak mau kau dan ibumu khawatir, tak apa haruto ajak dia bicara perlahan, sampai dia siap menceritakannya"

Haruto mengangguk membalas ucapan sehun.
"Terima kasih hyung, Kalau begitu aku pulang dulu noona pasti menungguku"

MY LISA (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang