Cahaya terang sinar matahari yang menelusup masuk kedalam kamar bernuansa putih itu, membuat seorang gadis cantik dengan rambut tergerai berantakan terbangun dari tidurnya karna merasa terganggu.
Gadis itu adalah Alin, dia menoleh saat merasakan elusan lembut dikepalanya.
"Udah bangun? cewek kok bangunnya siang banget!" sindir orang itu tanpa menghentikan elusannya dikepala Alin.
Alin menguap, lalu kemudian beranjak duduk sambil menguncir rambutnya asal-asalan.
"Emang udah jam berapa?" tanya Alin, ingin kembali merebahkan tubuhnya namun Novan langsung mencegahnya.
"Mandi, kita ke rumah sakit sekarang" ucap Novan, membuat Alin mengerutkan keningnya bingung.
"Ngapain? Novan sakit?" Alin menempelkan telapak tangannya pada kening Novan.
"Kok gak panas? Emang Novan sakit apa? pusing?" tanya Alin bertubi-tubi.
Novan menghembuskan nafas jengah, dia harus banyak-banyak memiliki stok kesabaran untuk memaklumi sifat lemot Alin. meskipun gadis itu lemot dalam segala hal, namun tidak dalam hal pelajaran. harus Novan mengakuinya jika dalam hal pelajaran Alin masih unggul dibanding dirinya.
"Kita harus periksa keadaan baby. tadi pagi mama nelfon, mumpung kita lagi libur sekolah dia nyuruh kita buat ke pergi ke dokter kandungan. kandungan lo itu udah mau tiga bulan, tapi kita cuma baru sekali doang check keadaan baby didalem" ujar Novan menjelaskan.
Alin manggut-manggut mengerti, "gak kerasa ya baby udah mau tiga bulan didalem perut gue, perasaan baru kemarin gue tau kalo baby ada disini" ucap Alin mengelus perutnya yang mulai sedikit membuncit.
Novan tersenyum lalu menyingkirkan tangan Alin dari perut gadis itu, "kenapa sih?" tanya Alin sewot.
Cowok dengan kaos oblong berwarna putih itu tidak menjawab pertanyaan istrinya, Novan justru merebahkan kepalanya dipaha Alin lalu mengangkat baju tidur gadis itu sampai dada. saat Alin hendak menolak dan ingin kembali menurunkan bajunya kembali, Novan dengan cepat menyembunyikan wajahnya diperut gadis itu yang sudah tidak tertutupi kain apapun.
"Sebentar doang" gumam Novan memohon.
Alin menurut saja, meski dia tetap merasa canggung dengan posisi seperti ini. Alin juga sesekali tersenyum geli saat merasakan hembusan nafas Novan yang mengenai perutnya.
"Kira-kira didalam sana baby lagi apa ya Lin?" tanya Novan masih dengan posisi yang sama, dia terlalu nyaman berdekatan dengan calon anaknya.
"Mana Alin tau, mungkin baby lagi tidur" jawab Alin.
Alin bisa merasakan Novan menganggukkan kepalanya pelan, "menurut lo kira-kira baby cowok atau cewek lin?" tanya Novan lagi.
"Gak tau. baby kan masih kecil, jadi belum keliatan jenis kelaminnya" jawab Alin.
Novan lagi-lagi menganggukkan kepalanya mengerti, "gue nyesel pernah nyuruh lo buat gugurin baby, kalo seandainya lo nurutin apa yang gue suruh waktu itu. mungkin sekarang gue bakal jadi orang paling bodoh dan menyesal didunia ini" ujar Novan merasa bersalah mengingat masa lalu.
Alin tersenyum, lalu dengan tulus mengelus kepala Novan.
"Semua udah lewat, jangan di inget-inget lagi. yang pentingkan sekarang baby masih sama-sama bareng kita" ucap Alin lembut.
"Maafin gue ya lin, gue brengsek banget waktu itu. gue sama sekali gak mikirin gimana perasaan lo sama Jefri waktu itu, gue egois" ucap Novan dengan nada suara lemah penuh penyesalan.
"Iya Novan, udah ih jangan bahas-bahas itu lagi. udah lewat juga kan?" balas Alin.
"Tapi tetep aja, gue harus minta maaf. lo mau kan maafin gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENOVAN (END)
RomanceRenovan Dafa Septian & Alina Syafa Damara Dua orang asing yang tiba-tiba terikat dalam sebuah pernikahan. Novan yang memiliki sifat dingin dan tak tersentuh, kadang merasa bahwa Alin adalah penghambatnya untuk menikmati masa-masa remajanya. sementar...