Chapter 1

5.5K 364 3
                                    

-The Exorcist-

.

.

.

.

.

Pagi hari ini seperti biasa, kakak beradik Park sedang menikmati sarapan pagi mereka. Pada awalnya, semua nampak hening hingga tiba-tiba sang kakak membuka pembicaraan dengan mempertanyakan soal keputusan adiknya satu minggu lalu.

"Kau yakin akan bersekolah disana?" Tanya yang lebih tua.

"Iya, Hyung. Aku akan sekolah disana saja."

"Jimin ... Kau adikku satu-satunya. Satu-satunya keluarga hyung yang tersisa. Hyung tidak ingin kau meninggalkan hyung." Ucap yang lebih tua nampak cemas dan khawatir.

"Hyung ... Aku 'kan hanya akan sekolah di Busan, bukannya ingin meninggalkan hyung." Jimin mulai menatap serius sang kakak yang tampak cemas dengan sedikit peluh yang mulai menetes.

Entah mengapa perasaan Taehyung tidak enak jika membiarkan adik semata wayangnya itu sekolah di Marry Land High Schoolsekolah khusus putra yang cukup terkenal di Busan. Bukan terkenal karna prestasi atau pencapaiannya tapi terkenal karna hal mengerikan yang pernah terjadi disana. Dimana pernah ada salah satu siswa disana yang tewas mengenaskan tanpa diketahui apa penyebabnya bahkan hingga kini. Namun, anehnya sekolah itu tetap banyak diminati hingga kini—tak terkecuali oleh adiknya ini. Ia sendiri pun tak mengerti mengapa sekolah ini diberi nama Marrysebuah nama seorang wanita, padahal sekolah tersebut khusus putra. Entahlah, Taehyung tak mau repot-repot juga memikirkannya. Mungkin saja 'kan yang mendirikannya seorang wanita yang memiliki nama Marry?

"Kenapa kau ingin bersekolah disana? Kenapa tidak di Seoul saja? Hyung masih mampu kok membiayaimu sekolah di Seoul." Ucapnya sambil mengusap lembut tangan mungil sang adik.

"Memangnya ada apa sih, hyung kalau aku bersekolah disana? Sekolahnya biasa-biasa saja, kok." Ujar Jimin meyakinkan.

"Aku janji, aku akan sering-sering menghubungi hyung. Tidak akan sampai lost contact, aku janji."

"Hyung tanya, kenapa kau ingin sekolah disana?"

"Mmm tidak ada, hanya ... Teman-temanku juga sekolah disana. Mereka bilang sekolahnya luas, tempatnya nyaman, sejuk dan ahh pokoknya akan sangat menguntungkan sekolah disana. Ada asramanya juga, hyung."

"Hanya karna temanmu?"

"Mm ... Tidak juga kok. Ya ... Karna tertarik juga dengan fasilitas dan sistim disana dari cerita teman-temanku, hyung."

Bagaimana ini Tuhan ... Adikku....

"Boleh 'kan, hyung? Hyung? ... Tae hyung?"

"Ah, iya? Bagaimana?" Panggilan sang adik membuyarkan lamunannya.

"Aku boleh sekolah disana, 'kan? Aku pulang tiga bulan sekali, hyung."

"Apa? Tiga bulan sekali?" Ucapnya lemah setelah mendengar pernyataan Jimin.

"Apa tidak bisa tiga hari sekali saja? Satu minggu sekali?" Taehyung menautkan alisnya dan menatap cemas sang adik.

[END] The Exorcist [Kookmin]Where stories live. Discover now