prolog

14K 916 30
                                    

Amira menatap tajam kedua orang yang dihadapannya disertai dengan pandangan yang terluka. Mereka berdua adalah Monica beserta calon tunangannya Bayu. Dibelakang Amira sudah ada Rani dan Hermawan yang hanya diam menunggu mereka bertiga menyelesaikan masalahnya. Mereka tidak mau ikut campur yang justru akan memperkeruh suasana.

"Maksud Kalian berdua apa? Salah aku apa? Dan kamu Bayu kalau dari awal kamu sukanya sama Monica bilang sama aku, aku akan putusin hubungan ini jauh jauh hari, bukan kayak gini. Kamu bodoh apa gila? Besok hari pertunangan, dan kamu?" ucap Amira bergetar, dia tidak menyangka jika hari yang ditunggu-tunggu nya akan menjadi hari yang sangat menyedihkan. Lima tahun pacaran cuman jaga jodoh adik sendiri.

Bayu menatap Amira dalam, "aku cintanya sama kamu, aku gak bisa berbuat banyak karena Monica hamil anak aku."

Rani yang sedari tadi sudah menangis Kembali menangis dengan keras melihat kedua putrinya yang ia besarkan bersama hubungan mereka di ambang kehancuran.

Amira membuka mulutnya lebar-lebar jadi ini alasan yang sebenarnya.

Amira beralih menatap Monica yang sedari tadi hanya diam, "Mon?"

Monica mendongakkan kepalanya menatap Amira dengan tajam.

"Harusnya kakak itu sadar diri! Kakak itu hanya parasit di hidup Bayu! Harusnya kakak itu enyah dari kehidupan Bayu. Kakak itu gak cocok!" teriak Monica dengan nada yang meninggi.

Bayu berusaha menenangkan Monica yang duduk di sampingnya, bagaimanapun dia harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dia lakukan. Termasuk berkhianat kepada Amira, dia akan menerima segaka konsekuensi nya. Termasuk terpaksa menikah dengan Monica calon adik iparnya sendiri.

Amira menggelengkan kepalanya tidak percaya, "maksud kamu apa, yang harusnya parasit itu kamu! Kamu yang masuk ke kehidupan Bayu termasuk papa!"

Setelah mengatakan semua itu Amira berlari dan naik ke dalam kamarnya. Hermawan yang melihat putrinya hanya bisa diam. Dia berasa ada didalam dua belah tebing di sisi lain ada putrinya dan disisi lain ada putrinya yang lain.

****

Keesokan harinya Amira memutuskan untuk pergi dari rumah atas rekomendasi temannya yang ada di Jakarta. Namanya Fifi bekerja sebagai kepala Staf administrasi di salah satu Bank. Katanya teman dari pacarnya sedang mencari seorang asisten pribadi. Tanpa pikir panjang Amira langsung menyetujuinya. Karena dia ingin segera pergi dari sini. Semalam dia mendengar bahwa ayah nya menyetujui untuk pertunangan Monica dan bayu dilaksanakan besok yang harusnya menjadi hari bahagia Amira. Ternyata ayahnya sama saja. Selalu menyayangi Monica daripada anak kandung nya sendiri.

Amira membawa koper dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Pagi pagi sekali Amira ingin segera kabur lewat pintu belakang dengan persiapan yang benar benar matang. Semua orang jahat. Selalu menomorduakan nya termasuk ayahnya. Jika dalam kondisi seperti  ini ingin sekali dia bertemu dengan ibu nya dan mencurahkan segala isi hatinya. Namun itu percuma dia tidak tahu ibunya dimana.

Amira menyeret kopernya dengan pelan takut semua orang terbangun. Amira memilih Jam 4 karena di Jam seperti ini lah semua orang belum terbangun termasuk asisten rumah tangga dirumahnya.

Amira melangkah dengan sangat pelan takut jika ada yang melihat nya kabur dari rumah.

Setalah berhasil keluar dari rumahnya Amira bergegas menuju ke bandara dengan penerbangan paling pagi agar dia segera menghilang dari kota ini. Tentang pekerjaan yang ada disini Amira sudah mengatur semalaman, dia akan memberitahu lewat e-mail setalah sampai di Jakarta dan akan menonaktifkan seluruh jaringan media sosial nya.

Rencananya setelah ini Amira akan bertemu dengan Fifi di apartemen temannya itu, teman ketika masa KKN dahulu, Fifi akan membantunya bertemu dengan  calon bosnya, karena Amira sudah meninggal kan  seluruh ATM yang diberikan oleh ayahnya.

*****

Gimana tanggapan buat prolog hari ini?

Stay tune buat part pertama..

See you!

 Please Don't Go! [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang