Pulang Bareng Brian

63 40 60
                                    

"Ra cepet ngapa, masukin buku doang lama banget," Lyra sebenarnya juga kesal dengan Brian yang dari tadi menyuruhnya cepat-cepat memasukan bukunya kedalam tasnya.

Gara-gara rapat OSIS dadakan Aldebaran tidak bisa mengantar Lyra pulang ke rumah, jadi dengan terpaksa, ia harus menyruh Brian yang mengantarkannya, "udah!" Brian yang tadinya sedang bermain ponsel terlonjak kaget melihat Lyra yang tepat ada di depan matanya, sambil tersenyum manis yang Brian yakini itu hanya dibuat buat

"yuk," ajak Brian sambil meletakan tangan kirinya di Pundak Lyra, mirip seperti sepasang kekasih.

Mereka berjalan ke arah parkiran mobil dan tentu saja banyak siswa baru yang tidak tau persahabatan Lyra dan Brian menganggap mereka sebagai sepasang kekasih, "jangan dipeduliin kali Ra, biasa aja!" seru Brian karena melihat Lyra yang kelihatannya tidak nyaman disamping Brian

"Gimana bisa gue gak peduli, lo tau kan Bri gue gak suka dijadiin bahan perhatian," Lyra menutup pintu mobil Brian dengan sedikit keras, membuat Brian membelalakan matanya. Dia sedikit bernafas lega, untung saja kaca mobilnya tak pecah karena Tindakan Lyra

"Brian ganteng, Brian kalem," gumam Brian sambil mulai menghidupkan mobilnya dan menjalankannya keluar dari lingkungan sekolahnya

Semuanya hening hanya ada suara Radio yang terdengar di mobil itu, "berasa semobil sama si Al dah!" gumam Brian lagi sambil menengok kesamping dimana ia melihat Lyra tengah memainkan ponselnya

Brian paling tak suka dengan suasana seperti ini. Ia pun menghela nafasnya kasar, lagi-lagi menoleh ke arah samping melihat Lyra yang masih tetap fokus pada ponselnya

"gue gak mau mati muda Bri!" ketahuan, Brian ketahuan dari tadi melerik gadis di sampingnya itu. Lagi lagi ia menghela nafasnya kasar

"lagian kenapa si Ra dari tadi lo diemin gue banget, rasanta tuh gue kayak punya dosa besar sama lo," sebenarnya Brian ingin bertanya hal itu dari sebelum mereka pulang sekolah tapi masalahnya, Brian itu bukan tipe orang yang bisa membuka suatu pembicaraan yang serius.

"itu, tadi pagi gue jalan sendirikan rencananya mau liat-liat sekolah aja karna kepagian. Trus ada adek kelas yang nanyain gue pacar lo atau enggak, trus ada yang minta foto sama gue Bri kan aneh!" inilah yang Brian paling suka dari Lyra, umm... maksudnya sifat Lyra yang paling Brian suka. Karena menurutnya gadis ini selalu bisa mengutarakan semua hal dengan jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi

"trus masalahnya apa? Kenapa lo nyuekin gue? Kan gue gak nyuruh mereka buat bilang lo itu pacar gue."

Lyra langsung memutar badannya untuk menatap Brian yang sedang menyetir, jelas saja ditatap seperti itu ia merasa sangat kurang nyaman "kan lo sering Bri, post foto video yang sama gue, ehh... tapi lo juga sering sih post sama Hannah. Ya tapi gue gamau tau!" Lyra langsung pura-pura merajuk menyilangkan kedua tanganya di depan dadanya dan mengerucutkan bibirnya

"gue minta maaf ya Lyra anaknya om Danniel yang paling cantik," balasnya lembut sambil mengelus pipi kanan Lyra namun matanya tetap fokus ke jalan raya.

"gak mau Chatime dulu."

"Ra, bisa gak hobi lo jangan menyusutkan finansial gue?" ucap Brian membuat Lyra terkekeh kecil, dia lega sekarang sahabatnya ini tak marah lagi dengannya

"sekali-kali Bri lo traktir gue."

Brian menggeleng dengan cepat, "udah berkali-kali gak sih Ra? Lagian nih ya gue lagi nabung buat masa depan kita nanti."

Lyra yang ada di sebelahnya tiba-tiba melongo mendengarkan ucapan Brian, jujur Lyra sedikit kaget tapi ia tau sebercanda apa hidup manusia di sampingnya ini, "lah serius lo mau biayain hidup gue nanti, enak banget dong gue. Dapet uang dari suami, trus dari lo juga."

Brian tentu saya terkejut mendengar kesimpulan yang keluar dari mulut Lyra karena maksud Brian bukanlah seperti itu tapi, "maksud gu-"

Belum sempat Brian menjelaskan maksudnya ucapannya bahkan belum ada sebait malah sudah di potong oleh sahabat cantiknya itu,"tapi kayaknya gausah deh Bri uang lo kasih buat istri lo aja nanti, tapi sekarang buat traktir gue dulu." putus Lyra tentu saja dengan wajah senangnya mengetahui Brian akan sering meneraktirnya sekarang

"lo matre ya ra? Untung banget lo disukain cowok yang punya penghasilan."

"hah? Siapa?" teriak Lyra terkejut, dia sangat jarang mengetahui ada orang yang menyukainya. Namun sebenarnya banyak yang menyukainya tapi lebih memilih menyerah setelah tau siapa saja penjaga-panjaga gadis berambut panjang dan senyum manis itu.

"bapak gue!" balas Brian singkat lalu mengarahkan mobilnya ke pusat perbelanjaan untuk memberikan minuman kesukaan sahabat gadisnya itu

Lyra masih diam, antara mencerna kata-kata Brian atau ikut melihat cara Brian memarkirkan mobil yang tentu saja sama dengan orang lain namun kadang fokusnya memang akan terpecah jika mobil yang ia naikin sedang diparkirkan oleh pengemudinya

"Bri jujur nih ya, emang sih gue sering bilang gue suka om-om tapi itu semua bercanda Bri. Bilang ke om Vero ya gue masih suka yang muda lagian om Vero kan udah punya anak dua trus tante Dian juga masih cantik banget," Brian langsung tertawa mendengarkan penjelasan dari sahabatnya ini, dia itu pintar tapi kadang lemot kalau sama Brian.

"iya, nanti gue bilangin papa," ucap brian sambil mengacak rambut Lyra gemas seandainya ia bisa menjadikan gadis di sampingnya sebagai gadisnya mungkin Bryan akan menjadi laki-laki paling Bahagia

"tunggu disini ya? Gamau diliatin orang-orangkan?" Lyra tersenyum lalu mengangguk cepat sebagai tanda ia mengiyakan pertanyaan Brian.

Brian pun membuka pintu mobilnya dan keluar, sedikit berlari agar ia tidak terlalu lama di dalam dan membuat Lyra terlalu menunggu lama

"hati-hati Brian, love u," pekik Lyra sambil melambaikan tanganya dari dalam mobil tentu saja Brian yang berlari kearah depan tidak melihat lambaian tangan Lyra

Sambil menunggu Brian, tentu Lyra membuka ponsel pintarnya untuk sekedar melihat Instagram, dan beberapa chats yang masuk untuknya dan tentu saja chat dari Aldebaran yang menanyakan dimana keberadaanya 20 menit lalu

Al projen

Dmn?

Parkiran Al

Blm plng?

Parkiran mall hehe, lagi nunggu Brian beli chatime

Jgn srng2 mnum es!

Jangan sering-sering typing singkat!

Tentu saja pesan terakhirnya itu hanya di baca oleh pemerimanya. Lyra hanya tersenyum lembut melihat tingkah sabahatnya yang sangat cuek itu

Tok tok tok

Lyra langsung menoleh kearah jendela ketika ada seorang yang mengetuk jendela mobil Brian ada seorang laki-laki dengan pakaian hitam dari ujung kepala sampai kakinya

Jangan-jangan penculik? Jangan-jangan perampok? Jangan-jangan begal? Jangan jangan penjual orga-

Lyra yang terus melamun sambil memikirkan apa yang dilakukan pria itu di dekat mobil Brian akhirnya tersadar oleh kata-kata yang pria itu keluarkan, "mba, permisi mba kayaknya mobilnya terlalu mepet sama mobil saya jadinya saya susah masuk mobil," ucap orang yang berada di luar yang tentu saja membuat Lyra bernafas lega

Lyra langsung menurunkan kaca mobil yang tadi menghalangi mereka berdua sehingga ia dapat melihat pria itu, umm... tampan tapi hanya sedikit "aduh mas, maaf saya majuin dulu ya"

Dengan perasaan yang tak enak hati dan malu ia langsung membuka pintu mobilnya namun saat ingin medorongnya keluar malah di tahan oleh tangan pria itu, mungkin kita harus menyebutnya pemuda karena wajah yang masih kelihatan seperti 19 tahun

"percuma mba, gak akan bisa keluar, kasian juga nanti mobil saya lecet gara-gara kegesek," benar juga katanya, lalu Lyra harus berbuat apa? Kalau menelepon Brian, chatimenya bagaimana? Kalau pemuda itu menunggunya sampai dia dan Brian pulang pasti akan lama

***

TBC

hlou hlou datang lagi Lyra dan Brian aja yaa dulu hihi

btw jangan lupa vote comment yaa luv banyak banyakkk

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear AWhere stories live. Discover now