Chapter 39 (Revisi)

10.9K 1.2K 3
                                    

Author percepat aja ya, ceritanya liburannya udah selesai, mereka udah mulai masuk sekolah lagi:v
Happy reading ❤️
.

.

.

Hari ini adalah hari yg paling dibenci oleh para murid. Ada dari mereka yg karna ingin libur lebih lama lagi, malas upacara , apalagi mendengarkan pak kepsek yg ceramah panjang, sangat membosankan. Ditambah terik matahari yg menyinari pagi. Berbeda dengan gadis cantik satu ini, ia hanya melihat para murid yg tengah berdiri di lapangan melaksanakan kewajiban yg menurutnya tidak wajib, eh?
Ia bahkan melihatnya dengan duduk tenang di pembatas rooftop. Wow, hebat! Padahal sekolah nya bertingkat 4 dan lihatlah dia duduk di sana! Mungkin bagi orang yg depresi, tempat itu sangat cocok untuk bunuh diri, hmm.
Cukup lama ia melamun terdengar suara para murid berhamburan menuju ke kelas, ada juga yg pergi ke kantin terlebih dahulu untuk sekedar sarapan sebentar atau membeli minuman.
Gadis cantik itu pun menuju ke kelasnya, namun bukan melewati pintu rooftop lalu turun menuju ke kelasnya melewati tangga. Yg dia lakukan adalah.. melompat dari atas sana sampai ke bawah alias lapangan! Gila! Ini sih sama aja percobaan bunuh diri, sungguh nekat sekali. Namun lihatlah gadis itu mendarat dengan sempurna.

Hap

Aurora, gadis itu berjalan santai menuju kelasnya, tanpa mempedulikan tatapan beberapa siswa yg kebetulan baru saja ingin beranjak dari lapangan
Mereka semua yg terhitung sekitar 6 orang pun menganga lebar.

Itu Aurora?!

Gila gila

Berani banget asli ,gue aja merinding liatnya

Aurora sudah sampai di kelasnya yg sangat berisik. Namun ia tak mempedulikannya, biarlah mereka berbuat sesukanya dan happy always.
Aurora duduk santai di bangkunya tanpa memedulikan tatapan tajam abangnya.

"Dari mana aja dek? Kok Abang gak liat kamu di barisan? Kamu bolos ya? Huh dasar kamu nih ya upacara itu penting bla..bla..bla" cerocos Alan sambil terus menatap Aurora.

Aurora hanya menatapnya datar sambil menopang dagunya, tepat abangnya selesai berbicara ia baru membuka suara, "Udah bang? Gak capek apa kayak emak2 yg ada di sekitar komplek aja" ujar Aurora lalu menyenderkan kepalanya di pundak sang Abang lalu memeluknya dari samping.

Alan mendengus kesal, sudah panjang-panjang ia berbicara, namun lihatlah bagaimana reaksi adiknya yg super menyebalkan ini. Ia lelah sudah, tak ada gunanya menasehati adiknya ini, ia pun mengelus rambut adiknya lembut. Bagaimana pun ia sangat menyayangi adik satu-satunya ini, tanpanya mungkin ia tidak akan kembali seperti sekarang.

>Skip istirahat

Aurora dkk sedang makan di kantin, seperti biasa di bangku paling pojok.

"Eh katanya MOS buat anak baru besok yah?" tanya Raka begitu selesai dari makannya.

"Ho'oh tuh, moga aja ada cogan" ucap Vina sambil senyum-senyum.

"Ck sekarang ini juga banyak cogan kali" ucap Sean dengan nada tak suka yg dapat disadari oleh Aurora.

Aurora tersenyum, tak perlu diberi tau pun ia mengerti, ia sangat peka. "Lo gak perlu susah-susah cari, karna gue tau ada yg bakal ambil hati lo suatu saat nanti. Mungkin lo gatau karna lo gak peka, tunggu aja sist" ucapnya sambil tertawa kecil.

Vina mengernyit bingung, "Maksud lo ada yg suka sama gue?" tanyanya.

Aurora mengangguk mengiyakan. "Siapa? Kok gue gatau?" heran Vina. Diam-diam Sean mendengus, apa dirinya kurang perhatian? Memang selama liburan kemarin ia lebih dekat dengan Vina dan saat sudah pulang pun ia kadang mengajak Vina jalan-jalan meskipun hanya ke taman. Namun ia belum menyatakan perasaannya, tunggu waktu yg tepat katanya.

Aurora menatapnya datar, "Gini nih kalo orang yg gak peka" ucap Aurora geleng-geleng.

"OHHH GUE NGERTI!" teriak Vana dan Gyan heboh membuat mereka menatapnya tajam. Yg ditatap hanya menunjukkan cengiran khasnya.

"Gue tau siapa!" ucap mereka kompak lagi.

"Jadi dari tadi lo berdua lagi mikir?" tanya Alan yg diangguki mereka berdua. Memang mereka berdua terlihat seperti sedang berfikir, siapa siapa siapa itu yg ada dipikiran mereka. Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sahabat mereka sendiri yg menyukai Vina. Makanya Alan dari tadi merhatiin kok diem aja.

"Berarti kita cuma kembar muka aja ya, kepekaan aja lebih ada di gue ,nah lo kagak" ucap Vana bangga membuat Vina memutar bola matanya.

"Kenapa gak sekarang MOS nya? Kan biasanya bareng sama kakak kelas yg berangkat" tanya Gyan.

"Katanya author lupa terus males ngetik ulang jadi besok aja deh" ucap Vana setelah menghabiskan es jeruknya.

"Lah udah pikun toh?" tanya Sean.

"Kasian ,mana masih muda" ucap Alan sok sedih.

Gue cantik gue sabar-_

---------------------------------------------

Maap ye kalo bosenin, baru up juga soalnya lagi gak mood aja magerr rasanya:v
Vote nya guys

RACIO BadGirl & Childish Boy -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang