Lebih tinggi dari cinta

7 3 5
                                    

Ikhlas itu omong kosong,
yang ada itu terpaksa, lalu terbiasa.

•••

Ada yang pernah bilang padaku bahwa ada yang lebih tinggi dari cinta, yaitu ikhlas.

Dia mengatakan itu setelah dia berhasil melukai hatiku begitu dalam. Sakit sekali rasanya saat dia pergi, lalu … saat dia kembali, dia malah memintaku untuk ikhlas.

Aku sudah ikhlas. Sangat ikhlas.

Tapi perasaan tidak semudah itu untuk dibunuh, aku perlu waktu.

Walaupun sangat sulit untuk percaya, bahwa setiap janjinya adalah omong kosong belaka.

Aku mungkin telah salah memilih cinta, tapi aku tidak pernah menyesal sudah setia. Walaupun akhirnya aku harus terluka, tapi setidaknya karena luka itu, aku tau arti ikhlas yang sebenarnya.

Kita adalah dia orang yang dipertemukan, bukan disatukan.

Faktanya memang menyakitkan, dan aku dipaksa menerima oleh keadaan.
Seandainya…

Seandainya kita masih bersama hari ini, tidak akan ku lewati banyak malam penuh rindu.

Seandainya kita masih bersama hari ini, aku tidak akan pernah menangisimu begitu sendu.

Seandainya … kita masih bersama hari ini, aku tidak akan pernah dihantui oleh bayang-bayangmu.

Di setiap malam, saat hari mulai larut, aku kembali mengingat masa lalu.

Aku bukannya tidak menerima kenyataan bahwa kamu bukan untukku, hanya saja, hari itu … kenapa kamu harus meyakinkanku bahwa kita akan selamanya bersatu?

Hari demi hari berlalu,
Hari ku mulai terbiasa tanpamu.

Setelah dengan memaksa diriku, akhirnya aku mulai bebas dari rindu.

Kamu jahat, pada awalnya.

Hingga, di suatu malam, aku disadarkan oleh satu hal, oleh postingan iseng seorang teman di halaman sosial media ku.

Katanya, saat kita ditinggalkan, sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia yang meninggalkan. Tapi, salahkan dirimu sendiri yang terlalu bergantung pada harapan.

Dia benar, aku terlalu berharap.

Harusnya … semanis apapun kamu saat itu, aku sudah tau bahwa suatu saat, kamu akan pergi.

Tapi aku terlalu keras kepala, aku terlalu terpesona padamu. Hingga dengan mudahnya memberikan seluruh cinta yang aku punya. Karena itu, saat kamu pergi, tidak ada cinta yang tersisa.

Ikhlas katamu?

Omong kosong apa itu?

Mudah saja untukmu, karena aku yang terluka. Terluka karenamu, karena harapanku, karena ekspetasiku.

Hari itu, saat kamu kembali setelah melukaiku begitu parah, aku kira dengan hadirmu lukanya akan sembuh.

Ternyata salah, ternyata kamu berniat kembali menggores luka.

Aku memang mencintaimu, tapi aku punya harga diri.

Setelah terpaksa lalu terbiasa.

Aku siap melepasmu…

Seutuhnya.

•••

Udah ikhlas, kan? Ups! terbiasa maksudnya.

Sekali lagi, terima kasih.

Marcella Diva Nabila.

UNKNOWN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang