Perit

14 2 1
                                    

Masih terdampar kegelapan,
Tiap ruang yang kulewati.
Tiada cahaya tiada sinar sekalipun,
Dan kesejukan itu menyerap ke dalam sarafku.
Ia menyakitiku hingga ke pangkal,
Tajamnya ia masih sama seperti teriknya matahari khatulistiwa.
Membakar dalam kesejukan,
Membeku dalam kepanasan.
Walau waktu telah berlalu,
Parutnya masih tersisa.

Mengapa?
Persoalan itu masih tidak berbalas,
Walau malapetaka berkecamuk sekalipun.
Segalanya mula berkejaran,
Menyeksaku tanpa belas.
Segala silap dipikulkan ke bahuku,
Hanya kerna aku si pendosa.
Adakah dunia ini kota larangan,
Yang mengharamkan aku hidup di dunia ini lagi?

Rose's

Puisi Ragam HidupWhere stories live. Discover now