EPILOG

46 1 0
                                    

Berkali-kali ngulang karena nyusun epilog tidak semudah itu guys.

*Happy Reading*

Ara mengikat tali sepatunya usai berurusan dengan wali kelasnya, Bu Riska. Setelah membantu gurunya untuk mengurus nilai rapor akhirnya pukul 17.20 ia bisa pulang ke rumah.

Ale sudah tidak menghubunginya sejak dua jam yang lalu. Katanya cowok itu tengah menonton pertandingan basket bersama teman-temannya. Ara mencoba menelpon kekasihnya itu untuk menjemput namun tidak di angkat sama sekali.

"Kok nggak diangkat sih?" Keluh Ara berdiri dihalte bus

Tiba-tiba, sekumpulan pemuda berwajah bengis datang dari arah barat dan timur nya. Tentu saja bukan SMA merah-putih, tapi dari SMA Pancasila dan SMA Rajawali yang memang dari dulu suka bermusuhan.
Nasib karena sekolah mereka ada diantara kedua sekolah itu, sehingga kalau kedua sekolah itu tawuran SMA merah-putih pasti ikut terlibat.

Tanpa gadis itu sadari, ia berada ditengah-tengah kerumunan itu. Ara ingin berlari namun kedua kubu tersebut semakin dekat.

"Aaaa!" Teriak Ara menutup matanya

Hingga seseorang menarik tangannya untuk berlari ke arah yang entah kemana. Ara tak menolak, kakinya ikut berlari mengikuti orang yang membawanya itu meski entah kemana.

Keduanya berhenti dikala situasi sudah aman, "Kenapa gak lari aja sih?" Tanya cowok itu dengan napas yang tersengal-sengal

"Kan ada kamu." Jawab Ara tersenyum

Ale. Cowok itu tertawa lalu kembali menatap pacarnya itu serius. "Kalau ada tawuran, langsung lari. Bukan teriak ditempat," pesannya

Ara tersenyum. "Iya-iya, maaf."

"Ayo pulang aku antar."

"Ayo." Ara menggandeng lengan cowok berpostur tinggi dan tampan itu dengan raut yang sama sekali tidak ketakutan

Karena ia percaya, Ale akan selalu ada disisinya. Dan jika kalian tidak lupa, rasanya momen ini Dejavu. Dimana dulu Ale dan Ara bertemu untuk pertama kalinya disaat yang sama seperti ini.

"Kenapa disini? Bukannya kamu nonton basket sama teman kamu?" Tanya Ara mulai curiga

"Kan jemput kamu. Kamu telfon pas aku lagi nyetir. Tiba-tiba aja aku lihat kamu ditengah orang tawuran."

Keduanya berjalan menuju mobil bersama. Dan menikmati langit yang mulai menunjukkan warna jingga dan kebiruan, menandakan senja telah tiba.

Aku memang tidak bisa puitis
Tak bisa dideskripsikan lagi seperti apa perasaan ku kepadanya
Tak bisa ku ungkapkan lagi bagaimana paras nya yang selalu berada di kepalaku

Tapi yang pasti, dan yang bisa ku katakan kepadanya

Bahwa aku mencintainya

Karena dia bagian dari hidup ku

Masa lalu, sekarang, dan kedepannya.

°•°•°•°

Terima kasih sudah membaca 💜





ALARA [SELESAI]Where stories live. Discover now