Chapter 29

23 5 0
                                    

Sorry lambat, gak kerasa udah hari Kamis aja

Note : siapkan hati biar nggak tekanan batin ya wkwk

*Happy Reading*

Ara duduk dikursi penumpang belakang dengan wajah datar. Niat awalnya untuk membongkar rahasia Aira jadi tertunda karena sang biang sendiri ada didepannya, duduk disamping Malvin.

Siapa sangka, Aira akan ikut menjemputnya bersama Malvin. Padahal Ara sudah semangat 4 5 membongkar kebenaran.

Ara bisa saja langsung mengatakannya, namun sepertinya waktunya memang kurang tepat. Apalagi mereka sekarang ada didalam perjalanan. Kalau sampai mereka bertengkar, dan terjadi musibah misalnya kecelakaan kan gak lucu. Ara tak ingin kejadian itu terulang lagi. Sudah cukup sekali saja.

"Hm..Ra?" Panggil Malvin memecahkan keheningan

"Hm." Ara berdeham

"Aira katanya mau nginep." Ucap Malvin yang membuat mata Ara sontak melebar

"Boleh kan Ra?" Tanya Aira sambil menolehkan kepalanya ke belakang, kearah Ara

Tidak. Nggak mau. Nggak boleh. Itu adalah kata-kata yang Ara ingin ucapkan. Namun dibalik kaca Malvin tersenyum berharap agar dibolehkan. Ara jadi bingung jawaban apa yang akan diucapnya.

"Nggak boleh ya?" Tanya Aira dengan nada lesu

Malvin memegang tangan Aira sambil tersenyum, "Ara, serius Aira nggak boleh nginep?" Tanya Malvin

Ara menghembuskan nafas berat. "Emang kenapa? Rumah Aira kenapa sih?" Tanyanya dengan nada kesal

"Yaudah gak papa kalau nggak boleh." Ucap Aira sambil tersenyum pada Malvin

"Ra, gue mau ngobrol lebih lanjut nih sama Aira. Biarin dia nginep ya? Semalem aja. Gue janji gak bakal ngapa-ngapain kok. Mama juga udah izinin cuma katanya tidurnya di kamar Lo." Ucap Malvin dengan pandangan fokus ke jalanan

Rasanya bagaikan dihantam ratusan batu. Hatinya terasa sakit melihat orang yang ia sayangi begitu mempedulikan orang yang sebenarnya berniat jahat padanya.

"Kenapa Lo bodoh banget sih kak?!" Teriak Ara dalam hatinya

"Ra? Kok ngelamun sih?" Tanya Malvin karena adiknya tak merespon dari tadi

"Iya dibolehin." Putus Ara menahan emosinya

°•°•°•

Sepulang dari rumah Ale, Ara langsung rebahan dikasurnya sambil mendengarkan lagu yang diberi volume besar karena suasana diluar sangat ribut dengan suara tawa orang yang paling dibencinya.

Aira. Siapa lagi?

Semenjak pulang, Aira, Malvin, dan Mama berbicara diruang keluarga sambil tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan, Ara tak peduli sama sekali. Apalagi saat suara tawa Aira mulai terdengar, Ia langsung saja menutup kedua telinganya rapat-rapat dengan bantal.

"Kayak denger suara iblis aja Lo Ra." Ucapnya pada dirinya sendiri

Knop pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, Ara pun membenamkan matanya sengaja dan berpura-pura tidur. Ia tidak berniat melihat Aira sama sekali. Dan bahkan tidak berharap bahwa gadis itu yang datang.

ALARA [SELESAI]Where stories live. Discover now