BAB 9

5K 334 36
                                    

Kamu selalu memikirkannya. Tapi nyatanya, dia tidak selalu memikirkan kamu. Dia terlalu mementingkan dirinya sendiri. Dan hanya kamu yang berjuang sendiri. Jadi buat apa semua itu?

🐰

Emi berada dalam balutan blouse merah muda dan rok lipit putih. Kakinya bergegas melangkah ke mobil Alex. Kemudian dengan kasar dia membuka pintu depan, membuat Alex yang sedang melihat ponsel mendongak. Lelaki itu balas menatap tak suka pada Emi.

Emi kini duduk di sebelahnya. Wajahnya tampak kesal saat bersitatap dengan Alex.

"Apa liat-liat?! Ayo jalan!"

"Aku nggak yakin Natt bakal suka sama gadis norak kayak kamu." Alex tersenyum remeh, menelusuri penampilan Emi sebelum menyelipkan ponsel ke kantong kemeja, lalu menjalankan mobil dan menggerakkan persneling.

Satpam yang berjaga buru-buru merapatkan pagar ketika mobil Alex telah keluar sepenuhnya.

Sementara Emi tampak meradang di kursi karena hinaan Alex barusan. Kedua tangannya sontak meremas tas kerjanya, seakan-akan benda itu adalah wajah Alex. Jika seperti ini terus, dia bisa-bisa akan menua lebih dini karena Alex. Lelaki itu selalu saja memancing emosinya dan mencari perkara dengannya!

"Maksud kamu apa?" desis Emi jengkel.

Alex tidak menjawab. Pandangannya juga lurus ke depan. Tapi Emi ternganga waktu mendapati sudut bibir lelaki itu terangkat ketika fokus mengemudi dengan satu tangan. Seakan Alex telah menyiapkan rencana licik untuknya. Sebelum sempat Emi mengeluarkan isi pikirannya, Alex segera memutar setir dan menghentikan mobil dadakan.

Sontak Emi terlonjak ke depan saking tidak siapnya.

"Kamu bisa turun sekarang."

"Apa?" Emi menoleh cepat pada Alex.

"Belajarlah untuk jalan kaki. Sedikit lagi kamu juga bakal sampai ke kantor." Alex mengedikkan kepalanya isyarat agar Emi bergegas keluar.

"Kamu sudah gila?!" protes Emi sembari sesekali menatap jalanan di luar jendela. Jarak dekat katanya?! Ini masih jauh! Seumur hidup, Emi bahkan tidak pernah diperlakukan lelaki seperti ini! Dan Alex adalah yang pertama. Sungguh, lelaki itu benar-benar membuat kekesalan Emi kian hari makin meningkat saja!

Alex menyilangkan kedua tangannya di atas setir kemudi dan balas menoleh pada Emi dengan satu alis terangkat. "Kenapa? Hidup dalam kemewahan membuat kamu tidak pernah berjalan kaki?"

Emi diam sembari menatap sebal Alex.

"Lagian aku masih waras. Aku nggak mau orang kantor ngeliat kita bersama."

"Kamu..." Kalimat balasan Emi terputus. Karena Alex kini mendekatkan wajah ke arahnya secara dadakan sambil melotot, dan itu membuat tatapan sebal Emi seketika menjadi tatapan ngeri.

"Turun sekarang. Ada pekerjaan penting di luar yang harus aku tangani daripada kamu," desis Alex geram. Emi spontan meneguk ludah.

"Cepat!" bentak Alex di depan wajah Emi hingga refleks Emi terpejam sedetik saking kagetnya.

"Dan jangan coba adukan hal ini sama Papa kamu. Atau... kamu bakal tahu akibatnya," ucap Alex memperingati Emi ketika gadis itu sudah berdiri di luar dan menutup kasar pintu mobil Alex.

Emi lantas mengertakkan giginya. Satu tangannya mengepal kecil di sisi tubuh saat memandang kepergian mobil Alex yang melaju meninggalkannya di belakang. Awas saja! Emi akan mencari tahu kelemahan lelaki itu dan segera membalaskan seluruh perbuatannya!

Ya, Alex pasti memilikinya! Dan Emi harus menemukannya!

*

"Gue pikir lo nggak bakal datang," dengus David begitu membuka pintu apartemennya.

Accidental Marriageحيث تعيش القصص. اكتشف الآن