02. N (Don't understand )

1.2K 137 0
                                    


Hai hai

Im back

*

orang-orang tidak di izinkan mengambil jalan didepan ku

**

Super Car hitam tiba di pintu gerbang rumah Hanok tua dengan pagar bata coklat. Tanpa menunggu Lisa masuk tanpa ragu, sopirnya tak bisa berbuat banyak selain diam. Wanita berwajah Barbie hidup itu kesal menendang pintu dan sudah melemparkan tas Prada-nya entah kemana.

"Kakek buyut tersayang. Cucu mu datang. " Ucapnya dengan tenang meski amarahnya hampir meledak.

"kau datang. Sedang bersantai? Kau nampak tidak sibuk. "

Kakek tidak bisa berbohong dengan ekspresi wajah yang tersenyum canggung. Kakek buyutnya pasti tahu Lisa tak segan datang kapan saja.

" Kenapa sepertinya kakek sulit berunding dengan ku dulu." tuduh Lisa tanpa basa basi, memasang seyum miring khas nya.

Pria sepuh di seberang sana duduk bersandar di balik meja kerjanya. Ia menghela nafas. Beliau hanya menurunkan sedikit koran paginya. Menatap sang cicit yang nampak murka, Seperti yang sudah-sudah selalu begitu. Tidak banyak berubah.

"Bukankah ulah ayah mu."

"Jangan mencoba beralasan. kek. " Nafasnya naik turun tak beraturan.

"Dan Kenapa harus keluarga Oh."

Senyap, ruang kerja kakek menjadi lengang seketika. Berarti benar apa yang lisa duga. Kenapa mereka suka sekali mencampuri hidupnya, dulu Lisa pikir jika perusahaan kembali berjaya maka keluarga nya akan bangga akan pencapaian nya. Lisa salah keluarga nya akan terus mencampuri hidupnya.

Betapa naif-nya ia dulu, tapi sekarang sudah terlanjur. sudah lama lisa tidak terpaksa untuk bekerja seperti ini, karena Dia satu-satu nya harapan keluarga nya. Tidak ada yang akan lisa kecewakan, tidak ayah, tidak ibu, dan tidak kakek nya. Dan sekarang giliran dirinya sendiri yang merasa kecewa dan lelah.

Cengkraman pada sandaran sofa mengeras. Ia menatap kakek yang diam dengan senyum simpul nya.

"Astaga. Apa yang kau maksud sebenarnya. Nak. " di benarkan letak kacamata baca di hidungnya. Lalu berdeham.

"Terima saja. Lagi pula Mereka yang mendatangi rumah kakek tua ini untuk meminta restu. Jadi Jangan menuduh kekek tua ini. Apa kau belum sadar berapa usia mu. " senyum kakek memudar.

Lisa tidak cukup tua kek. Lisa baru 27 tahun hidup dengan segala sesuatu yang mudah. Butuh waktu yang lama untuk menikmati hidupnya sekarang bukan.

seperti dulu saat memarahi lisa yang tidak sengaja memecahkan genting tetangga. Ada sesuatu yang kakek maksudkan kali ini di balik senyum bersahaja nya. Tapi Lagi-lagi kakek tidak bisa dimengerti.

"tetap saja. aku bisa saja kabur tanpa kakek tahu. "

"anak nakal seperti mu mudah ditemukan. dalam sepuluh menit kakek akan tahu kau ada dimana. Kau mau mencoba nya? "

"Tidak bisa. kek. "

" Pulang lah."

" Lihatlah kerja keras ku diperusahaan hadiahkan aku sesuatu atau paling tidak halangi mereka." Lisa mengancam akan menghancurkan guci tua di depan pintu dengan tongkat golf.

"orang-orang tidak di izinkan mengambil jalan didepan ku, Jangan berani menuntun ku." ujar lisa lagi.

"Apa kakek punya alasan untuk menghalangi kalian? Dan ya Bagaimana kalau dia hadiahnya. Kakek bisa menawarkan apa pun , tapi hanya dia yang akan kau tolak saat ini. "

ANOTHER LEVEL Donde viven las historias. Descúbrelo ahora