Hujan dan Pertemuan. [Raja dan Raina]

10 4 0
                                    

Gadis yang sedang bermain hujan di halaman rumah itu bernama Raina. Raina Prasetya. Raina sangat senang dengan hujan. Ia akan menari sambil memakai jas hujannya, di halaman rumahnya saat hujan turun. Seperti sekarang, ia sedang menari-nari sambil tertawa senang dibawah derasnya air hujan.

Tiba-tiba, gerakkannya terhenti. Raina menatap mobil hitam yang berhenti di seberang rumahnya. Raina dengan penasaran berjalan mendekati pintu gerbang dan melihat siapa mereka.

"Wow! Cowok ganteng!" Serunya dibalik pintu gerbang yang tinggi. Raina tersenyum saat melihat cowok ganteng yang disebutnya tadi itu menoleh ke arahnya.

Laki-laki yang memiliki postur badan tegap itupun berjalan cepat ke arah Raina. "Hei! Kenapa kau hujan-hujanan? Cepat masuk ke rumahmu, nanti kau sakit!" Raina tertawa menanggapi. Alih-alih menurut, ia mengulurkan tangannya.

"Namaku Raina, nama kamu siapa?" Lelaki di hadapannya ini memutar bola matanya malas. Lelaki itu memindahkan payungnya ke tangan kiri, dan membalas ulur tangan Raina.

"Namaku Raja. Raja Alexander." Raina mengangguk.

"Kau kelas berapa?"

"Kelas 11."

"Sekolah dimana?"

"SMA Pelita. Baru pindah besok."

"Okai! Sampai ketemu besok!"

Raina berjalan berbalik arah dan meninggalkan Raja yang masih ternganga di luar sana. Namun, detik berikutnya Raja tersenyum melihat tingkah gadis itu.

"Ah! Namanya Raina. Cantik sekali seperti orangnya." Raja berbalik dan berjalan menuju rumah barunya. Ia tak henti-hentinya tersenyum.

Keesokan harinya...

"Bibi! Tolong ambilkan aku ikat rambut berwarna ungu di atas meja belajarku." Teriak Raina yang sedang memakai sepatu di teras rumahnya. Bi Nina, asisten rumah tangganya yang sudah mengurusnya sejak bayi, kini berjalan sambil membawa ikat rambut berwarna ungu dan juga ransel berwarna ungu muda.

"Ini non," Bi Nina menyerahkan barang-barang itu kepada Raina.

Saat sudah selesai, Raina berdiri dan menyalami tangan Bi Nina. "Aku berangkat ya, Bi." Raina tersenyum. Bi Nina sudah seperti ibunya saja. Ia kadang lupa dengan orang tua kandungnya.

Nyonya Prasetya dan Tuan Prasetya, saat ini sedang berada di luar negri untuk mengurus bisnisnya. Raina sudah biasa ditinggal bekerja seperti ini sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Ia akan diurus oleh Bi Nina, asisten rumah tangganya, dan Pak Reno, sopir pribadinya.

Oh, jangan lupakan Bang Riko, tukang kebunnya yang baik hati dan sangat asik.

Saat Raina hendak masuk mobil, ia melihat Raja yang juga hendak berangkat.

"Raja!" Raja menoleh kala mendengar namanya dipanggil. Ia tersenyum melihat Raina berdiri disana dengan senyum manisnya.

"Hai! Mau berangkat sekolah?" Raina mengangguk.

"Ok. Aku ramal kita akan bertemu di sekolah nanti!" Raina tertawa mendengar kalimat itu. Tentu saja mereka akan bertemu, mereka kan satu sekolah.

"Yayaya. Kita akan bertemu nanti." Raina berbalik menjauhi gerbang coklat yang tinggi itu.

"Sampai nanti, Raja-ku!" Raina mengedipkan matanya sebelah dan dibalas kekehan oleh Raja.

Sesampainya di sekolah, Raina duduk di tepi lapangan basket bersama sahabatnya, Carina. Raina tak henti-hentinya tersenyum membuat Carina bingung.

"Kamu kenapa? Lagi sakit ya?" Carina menempelkan punggung tangannya di dahi Raina. Gadis itu menepis tangan sahabatnya.

"Kata siapa Raina sakit? Raina lagi nunggu Rajanya Raina." Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, pundaknya ditepuk pelan oleh seseorang. Raina dan Carina menoleh kompak.

"Raja?" Raja tersenyum lalu menyapa Carina.

"Hai, namaku Raja. Nama kamu siapa?" Carina menyambut uluran tangan Raja.

"Carina." Singkatnya.

Raja mengangguk dan tersenyum. Ia menoleh ke arah Raina. "Anter aku ke ruang kepala sekolah yuk, Rain." Raina mengangguk. Ia berdiri dan mengajak Carina untuk ikut bersamanya.

Raja mengekor dibelakang Carina dan Raina. Ia terkekeh kadang karena melihat tingkah lucu dari dua gadis di hadapannya.

Setelah mengurus beberapa berkas di ruangan kepala sekolah, sekarang tiga remaja ini berjalan di koridor dengan Raja berdiri di tengah.

"Rain, benar kan? Kita bertemu kembali." Raja menampilkan muka sombongnya. Carina melongo melihatnya.

"Idih sok ganteng!" Carina menjulurkan lidahnya meledek Raja.

"Hahaha! Carina jangan ledek Rajanya Raina ya!"

Rajanya Raina...

"Cie Rajanya Raina. Jadiah nih?"

"RAJAA!!!" Raja dan Carina berlari meninggalkan Raina yang sedang mencak-mencak di tempatnya.

The end.

Dari Aku, Untuk Kamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang