Chap 22

976 80 30
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide asli milik thor
Genre : cinta, persahabatan, gender bender, crossdressing
Pair : sasusaku, narusasu, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan manga
Terkadang ooc
Cerita gaje, author amatir
Typo bertebaran

Happy reading


Berbagai macam makanan terhidang di meja makan. Entah itu rasanya enak atau tidak. Yang penting usahanya dulu dalam memasak. Rasa nomor dua meski rasa juga menentukan keberhasilan dalam memasak. Percuma masak makanan banyak jika rasanya kurang meyakinkan dan tak enak di lidah.

Seorang gadis bersurai raven pendek tersenyum tipis melihat hasil pekerjaannya dalam bidang memasak. Tadi ibunya membantunya memasak dan juga melihat resep yang ada di internet. Alhasil, masakan buatan tangan ala Uchiha Sasuke pun jadi.

Perlahan Sasuke mencicipi masakannya. Dan.. Senyum tersungging di wajah cantiknya. Walau hanya senyum tipis. "Ini enak! Si dobe pasti akan menyukai masakanku kalau dia ada di sini," ujar Sasuke tersenyum. Ia mengenakan kaos polos berwarna putih berlengan pendek dengan rok rempel pendek di atas lutut. Tak lupa apron berwarna merah muda dengan sisi berenda membuat penampilan gadis remaja itu semakin cantik. Padahal satu bulan lalu ia masih seorang lelaki tulen. Tapi kini ia telah bertransformasi menjadi sosok gadis yang sangat feminin.  Mantan kekasihnya saja kalah.

Tap tap. Sasuke terlalu sibuk mencuci perabot yang ia pakai memasak tadi hingga tidak menyadari seseorang datang dan langsung mencicipi masakan buatannya.

"Wow..ini enak sekali! Baru pertama kali masak saja sudah seenak ini. Kau memang istri idaman, teme!" puji seseorang yang sontak membuat Sasuke terkejut dan tanpa sengaja memecahkan gelas. Naruto lupa jika kemarin Sasuke masak di rumahnya.

Prang. "Na Naruto?!" seru Sasuke. Terhentak kaget.

Naruto yang berniat memberi kejutan kepada kekasihnya juga ikut terkejut. Terlebih saat mendengar suara gelas jatuh ke lantai yang pecah berkeping - keping.

Sasuke berjongkok untuk mengambil pecahan gelas di lantai. Namun jarinya berdarah terkena pecahan gelas tersebut. Reflek Sasuke meringis.

Secepat kilat Naruto langsung berjongkok dan menuntun Sasuke agar berdiri dan berjalan menuju wastafel yang hanya berjarak beberapa inci dari tempat Sasuke memecahkan gelas.

"A.. Apa yang sedang kau lakukan, Naruto?" tanya Sasuke masih kaget.

"Apa kau tidak lihat? Aku sedang membersihkan luka di jarimu. Kalau infeksi kan gawat," jawab Naruto dengan raut wajah cemas. Ia sedang membersihkan luka di jari telunjuk Sasuke dengan air dingin yang bersih.

"Ini hanya luka kecil, dobe. Lagipula aku bisa melakukannya sendiri," kata Sasuke merasa aneh. Ia tak menyangka Naruto akan datang.

Naruto memasang wajah cemberut. "Karena aku kau jadi terluka," ujar Naruto membereskan kekacauan aka pecahan gelas yang pecah di lantai.

"Naruto! Jangan lakukan itu! Biar aku yang lakukan!" cegah Sasuke. Tidak enak hati.

Naruto tersenyum. Ia memunguti pecahan gelas ke tempat yang Sasuke sediakan dengan cekatan. "Aku sudah terbiasa melakukan ini, teme. Kau diam saja ya. Aku tak mau kau terluka lagi. Hm?"

Sasuke diam. Ia merasa Naruto terlalu baik padanya. Padahal selama ini sikapnya begitu kasar terhadap si pirang yang telah menjadi kekasihnya itu.

Pecahan gelas telah bersih. Naruto yang membersihkannya. Ia terbiasa menyentuh barang berbahaya seperti jarum. Karena ia sering menjatuhkan jarum ke lantai. Jarum yang jatuh ke lantai pun jumlahnya tidak sedikit. Jadi Naruto memang sudah terbiasa.

Awas Ada Naruto! Prikitiew!(end) Where stories live. Discover now