#03

1.1K 81 0
                                    

Semua karakter di dalam cerita ini. Hak milik Masashi kishimoto-san

Sebelumnya...
Kecanggungan. Kegugupan. Kegembiraan. Semuanya bercampur aduk dalam diri Hinata. Bagaimana tidak. Inilah yang Hinata mau selama ini. Berjalan berdampingan bersama orang yang dia kagumi. Ibarat bunga yang sedang mekar. Itulah yang sekarang mewarnai hatinya

15 menit berlalu. Sampailah Naruto dan Hinata. Di Akademi Ninja. Mereka datang terlambat. Karena sesampainya mereka di sana. Iruka-sensei. Kelihatan sudah ada di kelas. Iruka-sensei lalu menghardik Naruto. "Hey Naruto!!! Dari mana saja kau?!!! Jam pelajaran sudah dimulai!!! Kau masih keluyuran saja!!!?". Sergah iruka-sensei.

Naruto berusaha memberi penjelasan. Tapi dia tidak enak pada Hinata. Maka dari itu dia menoleh pada Hinata. Di sisi lain karena melihat Naruto dimarahi oleh Iruka-sensei. Hinata menjadi merasa bersalah. Sebab karena dialah. Naruto menjadi terlambat masuk ke kelas.

"Baiklah. Kali ini ku maafkan kau. Tapi kalau kau buat sekali lagi. Awas!!!". Kata Iruka-sensei sambil mengancam. Sebenarnya Dalam Hati Iruka-sensei. Dia sebenarnya tidak tega memperlakukan Naruto seperti itu. Tetapi karena wibawanya sebagai seorang guru. Ia harus berlaku disiplin seperti itu.

Lanjutan...

Setelah didamprat oleh Iruka-sensei. Naruto hanya terdiam. Dia tidak marah akan dampratan Iruka-sensei. Karena dia tahu. Iruka-sensei melakukan ini. Demi menjaga wibawanya sebagai seorang guru. Sedangkan wanita berambut Indigo yang sejak tadi sedang bersamanya. Merasa bersalah. Karena. Dialah yang membuat Naruto terlambat. Dia menjadi tidak enak hati. Sementara Naruto hanya berjalan santai saja menuju mejanya.

Sesampainya dia di mejanya. Naruto langsung duduk bersebelahan dengan Sakura. Dan tentu saja di sebelah Sakura. Ada seorang Sasuke. Sasuke hanya terdiam membisu. Karena memang sejak tadi. Sasuke urung berbicara. Semacam ada sesuatu yang disembunyikan olehnya. Melihat itu Naruto mencoba menyapanya. "Hei Teme!!! Kau sedari tadi hanya diam saja? Kau seperti orang yang tidak punya kepedulian sosial. Sesekali Berbicaralah denganku. Atau dengan teman-teman yang lainnya". Kata Naruto tanpa koma.

Sasuke hanya terdiam. Dia tidak mau membalas perkataan Naruto tadi. Maka dari itu dia memilih diam. Akan tetapi Naruto terus saja memaksa seorang seperti Sasuke. Untuk berbicara. "Sasuke. Ayolah berbicara. Barang sepatah dua patah kata saja. Apa susahnya sih?". Kata Naruto.

Sasuke kali ini memang dibuat menyerah oleh Naruto. Bukan dalam pertarungan. Tetapi dalam adu debat. Sasuke berkata tetapi masih dengan nada dingin. Dan datar. "Hn... Ada apa? Apa yang kau mau dariku? Cepat katakan". Kata Sasuke dengan nada dingin khasnya.

"Aku cuma mau bilang. Kalau banyak gadis yang mengejarmu. Jangan kau layani dengan muka seperti itu. Tidak ada keren kerennya. Terutama pada seorang gadis yang terlalu bucinnya denganmu. Kau harus...". Belum selesai Naruto menyelesaikan kalimatnya. Sasuke telah memotong kalimat Naruto.

"Khe. Apa pedulimu? Itu bukan urusanmu. Jadi uruslah urusan masing-masing. Jangan penting kan urusan orang lain. Kau itu memang pecundang. Bisanya hanya mengurusi urusan orang lain". Jawaban menohok Sasuke.

"Lagipula. Gaya bicaramu ini. Seperti gaya bicara orang dewasa. Aneh kalau dibicarakan anak kecil. Seperti kau dan aku. Harusnya perkataan itu dibicarakan oleh orang-orang dewasa. Usia 18 tahun keatas. Agak kurang sopan kalau dibicarakan oleh anak-anak seperti kau dan aku". Kata Sasuke.

"Kau kenapa sih Teme? Setiap orang ajak bicara. Kau acuhkan. Setiap orang hendak mengakrabkan diri. Kau malah bersikap acuh tak acuh. Bahkan lebih terkesan menganggap remeh lawan bicaramu". Kata Naruto.

"Apa hakmu mengurusi aku?". Tanya Sasuke. Hatinya sudah tidak sabaran. Hal ini terlihat jelas. Ketika dia mulai meninggikan nada suaranya. Karena dirundung kekesalan. Sasuke pun menutup mulutnya rapat-rapat.

NARUTO THE RINNEGAN MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang