Nyatanya Tidak.
Suga melebarkan kedua kaki jenjang Jieun dan menarik pelan celana dan daleman sang istri. Jieun membantu mengangkat sedikiti pantatnya agar tidak Suga mudah melepaskannya.
Terlepas jua, Suga memposisikan Jieun sedikit ketengah meja makan agar lebih nyaman saat duduk. Jieun tau apa yang akan dilakukan suaminya. Dia pernah melakukan banyak adegan seks dengan pelanggan sebelumnya. Walau sejujurnya dia tidak pernah melakukan hubungan intim diatas meja makan. Dia hanya bisa melihat difilm-film yang di rekomendasi Taehyung.
Suga kini membayangkan menyedot cairan dari sedotan, ada cairan kental aromanya seperti kelapa muda yang pernah ia rasakan saat berada di Indonesia. Cairan yang menyegarkan terasa aneh ditenggorokan tapi sangat menyegarkan. Sensasi pertama memang aneh tapi manis, lalu ada yang menyarankan untuk menyeruput lebih dalam karena ada lapisan buah kelapa yang kenyal menempel di dinding dalam kelapa, jika perlu ia menggerok habis untuk mendapatkan sensasi luar biasa.
Aneh jika pusat selangkangan istrinya terasa seperti kelapa muda. Suga melakukannya sangat antusias, tentunya sangat berhati-hati walau dia tidak peduli dengan erangan Jieun yang semakin meninggi karena sedotan Suga yang semakin menggila, apalagi saat lidah itu bermain disana.
Jieun sudah kacau, dia menikmati permainan suaminya. Dia melewati puncak pertamanya tapi belum mendapatkan kepuasan yang sesungguhnya saat miliknya dipenuhi oleh batang milik Suga.
Sepertinya Suga memberi jeda karena Jieun tergelatak lemas diatas meja makan berukuran besar itu. Setelah dirasa cukup, Suga memasukkan kedua tangannya dibalik kaos Jieun, langsung menangkap gundukan kenyal seperti jeli.
"Aahhhh..." Lenguhan lolos diudara seakan tanda bahwa Jieun bersiap untuk bersuara kenikmatan.
Suga juga tidak sabar untuk menyesap gundukan itu. Penasaram bagaimana rasanya nanti. Dia masih pemanasan meremas dan meremas hingga tubuh Jieun sedikit terangkat memberi kesempatam Suga untuk melepas kaos Jieun. Dengan sigap lelaki itu melepas pengait dibelakang, dia tidak mau menunggu terlalu lama untuk melihat gundukan yang berukuran standar, tidak terlalu besar pun tidak terlalu kecil tapi cukup berada di genggamannya.
Rasanya tentu beda, mungkin karena yang disetubuhi adalah istrinya, seseorang yang sangat dicintai, sangat diinginkan dan sangat dia hormati, bagaimana tidak, Suga bahkan menunggu persetujuan untuk melakukan hubungan intim, tidak seperti dengan wanita sebelumnya.
Jieun kini sudah telanjang bulat, dan waktunya Suga juga menanggalkan pakaiannya. Mempersatukan kulit dengan kulit, menghangatkan.
Lelaki itu masih suka bermain, kini dia mencicipi benda kenyal itu, benar saja. Rasanya seperti ada vanila bercampur buah strauberi bahkan jika ditelisik kembali ada rasa coklat diakhirannya. Mungkin karena bulatan kecil berwarna coklat muda sehingga otaknya berpikir rasa coklat didunia tidak bisa mengalahkan milik sang istri. Dan herannya lagi, dari semua rasa ada rasa yang tak asing, seperto buah pepaya yang ia cicipi saat di Thailand. Suga memang perasa yang hebat.
"Sa-yang. Ma-suk-kan!!" Jieun memberi intruksi, dia sudah kewalahan dengan ciuman dan hisapan dari sang suami.
Perlahan Suga menuruti, ujung batangnya mencari lubang dan sedikit menggeseknya. Jieun semakin tidak karuan, walau dia sudah melakukan pelepasan, dia masih mencari kenikmatan lainnya. Puncak dari segalanya.
Jieun mendorong dirinya agar milik Suga melesat masuk. Kini Jieun merasa hangat, sesuatu yang dinanti akhirnya bisa terpenuhi. Suga bereaksi menggoyang-goyangkan dan Jieun mengikuti permainan. Hingga menaikkam tempo dan Jieun terlihat melakukan pelepasan kembali.
"Sayang, aku i-ingin. Ahhhh!" Belum sempat meneruskan akhirnya cairan Jieun keluar tapi Suga enggan berhenti, dia mencari puncaknya. Jarak beberapa detik setelah mengguncangkan tubuhnya ke tubuh istrinya yang terkulai lemas, akhirnya dinding rahim Jieun terpenuhi dengan cairan milik Suga.
Keduanya merasa puas.
Suga merasa kedua kakinya butuh istirahat tapi tidak berniat melepaskan miliknya. Dengan tubuh telanjang bulat, Suga mengendong Jieun dengan batang yang masih memenuhi ruang Jieun. Suga berjalan santai tak peduli jika para pelayan melihatnya. Sepertinya tidak akan karena Suga sudah memerintahkan pelayan untuk tidak menganggu dan berseliwaran didapur dan area dekat kamar.
Sesampainya di kamar, Suga menjatuhkan tubuh Jieun diatas kasur secara perlahan.
"Sayang, kamu sangat hebat." Kata Jieun, kagum.
"Apa kamu mau lebih?" Tanya Suga.
"Hamili aku sayang." Jawab Jieun.
Suga melepaskan diri dan membuat Jieun menungging dengan perpegangan ranjang. Suga akhirnya melakukan permainan dengan doggy style, Jieun tidak tau bahwa rasanya menyenangkan dengan pose seperti ini. Terlebih yang melakukan adalah suaminya. Erangan dan desahan menggema dikamar. Banyak cairan yang bercampur. Mereka sama sekali tidak mempedulikannya, selama masih kuat, baik Jieun dan Suga akan melewati malam yang panjang dengan berbagai gaya hubungan intim yang berbeda.
******
Pukul 11 siang, walpaper jendela memperlihatkan keindahan matahari, sangat menganggu membuat Jieun terbangun. Matanya masih sayup melihat sang suami yang masih setia memeluknya. Seakan-akan takut kehilangan.
Jieun menggerakkan kepala mencari kenyaman didada bidan suaminya. Ada rasa gemas ingin memeluk seperti anak kecil, diurungkan niatnya takut menganggu Suga yang terlelap seperti kucing manis.
Setelah menyadari beberapa hal saat terbangun, termasuk sadar bahwa dia masih telanjang dengan suaminya, sadar penampilan ranjang ukuran besar itu berantakan, sadar aroma cairan yang menyatu semalam. Jieun membuka selimut yang menutupi dada dan tersadar bahwa banyak tanda merah disana. Dia hanya menggeleng tak percaya bahwa Suga menandakan kepimilikannya dimana-mana bahkan dileher Jieun yang pastinya nanti sudah disembunyikan.
Jieun tidak marah, dia hanya suka cara Suga memberikan cinta dari hubungan sakral semalam. Jika mengingat kembali, membuat pipi Jieun memerah. Ada rasa ingin mengulanginya.
Suga memiringkan tubuhnya kearah Jieun, tangannya melingkat kedaerah perut bagian bawah membuat Jieun menegang.
"Aku tau dia sengaja membuat agar aku menegang dan meminta kembali." Pikir Jieun.
Jieun mencoba menjauhkan tangan Suga dari daerah sensitifnya. Namun pergerakannya membuat Suga menjatuhkan lengannya tepat dibagian miliknya. Jieun terbelalak.
"Astaga!" Jieun hanya membungkam mulutnya sendiri.
"Selamat pagi sayang." Suara Suga serak sambil menggosok-gosokkan tangan disana.
Tanpa perintah kedua kaki Jieun sedikit terbuka, memberi isyarat bahwa dia menginginkan permainan lagi. Tak peduli permainan semalam membuat dirinya susah terbangun karena ada rasa perih.
"Pagi juga sayang." Kecupan mendarat dihidung mancung dan kecil Suga.
"Apa kamu sengaja membangunkan gairahku? Hmm."
"Aku masih ingin." Jawab Suga tersenyum manis.
"Kalau begitu, ayo kita lakukan dikamar mandi." Bisik Jieun.
Mata Suga yang tadinya sayup langsung terbuka mendengar jawaban Jieun.
Tidak peduli pagi, siang dan malam, sepertinya hari ini akan sangat panjang untuk melakukan kegiatan pembuahan.
*****
Jangan tanya aku nulis apa yah😂
Aku juga heran kenapa jempolanku nulis beginian. Astaga.
Besok yang manis2 ajah deh. Eh pastinya dibumbuhi pembuahan biar Jieun hamil Suga kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
FanfictionLENGKAP Sulit bagi seorang yang telah direnggut kebahagiaannya untuk berjalan normal kembali. Dia terlalu lama berlari, berjalan terseok-seok mencari tempat aman. Namun darah yang tertinggal saat bersembunyi membuatnya kembali dalam dunia gelap. ###...