tiga

908 190 14
                                    

Ruangan yang ingin ditunjukkan Draco Malfoy padanya, ternyata adalah perpustakaan, dan disana sangat menakjubkan.

Y/N menghabiskan setidaknya dua jam disana, menyisir sepanjang sejumlah ribuan buku di dalam rak buku raksasa, menjulang sampai langit-langit.

Draco berterbangan di sekitar perpusatakaan besar, kadang lambat kadang secepat cahaya, menunjuk beberapa rak-rak, atau mengirim buku untuk terbang pada Y/N untuk ia tangkap, membuat Y/N berjanji untuk membacanya, dan semua yang Y/N lakukan dengan Draco membuatnya sangat gembira dan itu semua terasa sangat aneh.

Y/N tidak bisa menahan untuk tidak memikirkan ironi pahit, bahwasanya pertama kali dan satu-satunya teman yang ia miliki adalah seorang hantu yang tinggal di rumahnya.

Atau Y/N yang tinggal di rumahnya?

Mending tidak usah memikirkannya terlalu dalam.

Saat ibunya pulang ke rumah dan Y/N mendengar namanya dipanggil, dia bertukar pandang dengan Draco dan dia hanya nyengir, melayang mundur masuk tembok dan meninggalkannya sendirian hanya sesaat sebelum ibunya membuka pintu masuk dan matanya membesar melihat perpustakaan besar.


_______________________


Musim panas berlalu, lebih cepat dari yang Y/N kira.

Y/N perlahan terbiasa mendapat ekstra penghuni di rumahnya dan dia sudah menerima fakta bahwa dia, faktanya, tidak memimpikan semua itu.

Draco akan nyelonong ke kamarnya begitu sering saat dia tahu ibu Y/N tidak ada disana, memberinya peringatan dan meminta izin dari balik dinding, dan lalu menamani Y/N sementara dia perlahan membereskan sekitar. Beberapa kali Draco protes saat Y/N mengubah letak furnitur dan menjentikkan jarinya untuk mengembalikannya ke tempat; di lain waktu, untuk menggoda Y/N, Draco menongolkan kepalanya dari langit-langit. Y/N akan memekik pada Draco, yang mana terkadang membuat ibunya berlarian mengeceknya, lalu Draco akan menghilang begitu saja dengan tersenyum jahil dan kedipan mata.

Draco juga senang muncul dari dinding untuk menakutinya saat Y/N berjalan di koridor.

Sekali, saking jengkelnya, Y/N bahkan mencoba untuk memukul bahu Draco seperti yang akan ia lakukan pada manusia. Dia hanya mendapat sensasi siraman air dingin di sekujur tubuh dan tangannya menembus bahu Draco sementara dia membalas Y/N dengan seringaian.

Mereka bicara tentang buku, dan Y/N menunjukkan gambar-gambarnya pada Draco. Di lain waktu mereka bermain. Y/N mulai terbiasa dengan cara Draco menggerakkan barang-barang tanpa menyentuh. Dan untuk pertama kalinya Y/N menyadari bahwa dia tidak kesepian, dan untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, Y/N merasa dia tidak lagi ingin sendiran setiap saat. Dan dia berharap bahwa Draco benar-benar hidup.

Semalam sebelum sekolah di mulai, Y/N duduk di kamarnya dan sedang menggambar saat dia mendengar ketukan di pintu kamar. Draco, yang sedang bertengger di samping Y/N dan menontonnya membuat sketsa dengan seksama penuh ketertarikan, mengedipkan mata pada Y/N, melayang terbang ke sisi dinding dan menghilang secepatnya. Y/N menggelutukkan gigi terganggu tapi sebelum dia meneriakinya untuk keluar, ibunya sudah masuk.

"Hai, sayang," sapanya ramah. "Itu adalah gambar yang bagus." Ibunya memperhatikan dengan penuh kebanggaan selama beberapa saat dan memberi Y/N senyuman. "Siap untuk hari pertama besok?"

"Terimakasih. Dan aku sangat siap lebih dari apapun," Y/N menjawab, menghela nafas kecil. Y/N bergeser sedikit, menandakan pada ibunya bahwa tidak apa jika ia ingin duduk dengannya di atas ranjang.

Ibunya jelas terlihat sangat gembira dengan tawaran tersebut, dan duduk perlahan di tepian, menoleh untuk menatap Y/N. "Aku tahu sangat berat mengulang semuanya di saat tahun terakhir," kata ibunya lembut. "Dan aku tahu mungkin kau masih marah padaku karena itu. Aku benar-benar minta maaf, honey. Tapi aku tahu semuanya akan baik-baik saja." Tangannya melingkar ke bahu Y/N dan dia memberi Y/N senggolan jahil, suaranya jadi terdengar menggoda. "Dan siapa tahu? Mungkin disini kau akan menemukan lelaki baik."

INCORPOREAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang