Claire'13

7.7K 1.7K 368
                                    

Claire keluar dari kamar tamu yang ada di apartemen Nolan dan menghampiri Nolan yang berada di dapur, Claire sudah mengganti bajunya dengan baju yang dibeli oleh Nolan.

Claire duduk berhadapan dengan Nolan di meja makan untuk memakan makan siang mereka yang baru saja dibeli.

"Serius lo bisa abis makan sambel sampe dua bungkus?" Nolan menatap dua bungkus sambel yang dikenal sangat pedas yang Claire tuangkan ke mangkuk.

"Abis lah, namanya gue suka pedes."

Nolan beralih menatap satu kaki Claire yang naik ke kursi dan itu membuat Nolan tidak bisa berkata-kata, baru kali ini ia melihat perempuan cantik duduk dengan seperti itu.

"Gak masalah, 'kan?" Claire menunjuk kaki kanannya yang naik ke kursi dengan ditekuk dan tangan kanan yang berada di atas dengkul.

Jujur saja Nolan speechless, Nolan tertawa. "Gue kaget sih, tapi kalo lo nyaman kayak gitu, lanjut."

Claire mengangguk dan makan dengan menggunakan tangannya.

"Kayaknya lo anak yang bebas ya? Gak diatur-atur."

Claire tertawa keras hingga kepalanya mendongak dan Nolan terkejut melihat sebutir nasi keluar dari mulut Claire saat Claire tertawa tadi.

"Anak yang bebas lo bilang? Posisi duduk gue ini posisi yang paling dibenci sama nyokap gue, karena nyokap gue gak ada makanya gue duduk kayak gini."

"Lo keliatan gak jaim gitu, gak malu-malu, nurun nyokap lo?"

"Bokap sama nyokap gue gak jauh beda, gue galak, kasar, terus barbar dari nyokap gue, gak tau malu dan sedikit pelit dari bokap gue."

Nolan mengangguk.

"Lo beneran di maafin? Gue liat lo cium Friska."

"Karena cuma cara itu yang bisa bikin dia maafin gue, daripada gue jadi cowok dia? Mending dicium aja, itu juga sekedar."

Claire mengangguk, "oke, tinggal Roy."

Nolan menghela napas, "waktu gue tinggal sehari lagi. Semoga aja Roy mau maafin gue."

Claire sedikit mengerutkan dahi, "apa itu semua bener? Lo bakal mati kalo tugas lo gak selesai selama tujuh hari? Pengen percaya tapi gak pengen."

"Gue juga gak percaya, kalo beneran gak lucu gue mati, lebih bagus dilakuin."

"Buru, anterin gue pulang." Claire beranjak dari kursi karena ia sudah selesai makan.

-Claire-

Claire menatap bergantian Nolan dan Celine. Nolan terlihat canggung juga bingung karena laki-laki itu terus diperhatikan oleh Celine.

"Umur kamu berapa?" Celine tidak henti-hentinya memperhatikan Nolan dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Delapan belas, Tante."

"Beda setahun doang berarti sama Ai."

Nolan mengangguk sambil tersenyum.

Celine menatap Claire dan terkejut karena baru sadar jika Claire tidak memakai pakaian sekolah, "kenapa pake baju itu?"

"Mami ih, udah mulai lemot mulai pikun juga. Kan tadi hujan terus Nolan bawa motor!" Claire menatap sejenak pakaian yang dibelikan oleh Nolan.

"Kenapa kamu ajak anak saya hujan-hujanan? Apa gak bisa teduh dulu gitu di mana? Gimana kalo anak saya sakit? Saya izinin Ai deket-deket sama kamu tapi bukan berarti kamu gak peduli dong sama anak saya."

Claire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang