Claire'32

9.3K 1.8K 350
                                    

Tubuh Claire masih gemetar di mana Claire sudah berada di lama mobil dengan wajah yang sangat pucat membuat supir pribadinya kebingungan dan saat ditanya, Claire tidak mau menjawab.

"Non, non kenapa? Mukanya pucet banget."

Claire mulai menangis, "tel-telfon mami. Telfon mami!" Claire memejamkan mata sambil memukul-mukul kepalanya.

"Hah? Non, kenapa ini? Abis ngapain tadi? Ada yang jahatin non?"

"Ki-kita, pulang, pu-pulang!"

Supir pribadi Claire langsung menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobil sambil melirik Claire dari spion depan di mana Claire menangis ketakutan.

Claire berhasil pergi dari ruangan di mana insiden mengerikan itu terjadi, Claire berlari dengan kaki yang gemetar sampai Claire terjatuh beberapa kali saking takutnya dan untung saja Claire berhasil masuk ke mobil walaupun kini ia sedang ketakutan dengan bayangan pisau menancap di dada Zea terus menghantui pikirannya.

-Claire-

Celine memeluk erat Claire setelah mendengar cerita Claire di mana Claire sedang duduk dengan wajahnya yang masih pucat, sesekali Claire juga menangis.

"Ai, takut, takut banget."

"Jangan takut, Ai gak salah. Sama sekali gak salah, Ai juga korban di sini."

"Bukan itu, Ai keinget gimana pisaunya."

Celine mengangguk dengan cepat, "udah diem. Ai boboknya sama mami, daddy."

"Daddy ke mana?"

"Ke TKP, uncle Archie sama onti Rora udah tau karena daddy yang kasih tau."

"Gimana kalo onti Rora sama uncle nyalahin Ai? Ai jedotin kepala Ai ke dagu Zea terus pisaunya..."

"Sssttt, Ai gak salah. Gak salah!" Celine mencium kening Claire.

"Mami." Claire menyembunyikan wajahnya di leher Celine sambil menangis dan ketakutan. Claire menjauhkan wajahnya dari leher Celine ketika mendengar suara pintu terbuka dan Justin lah yang datang.

"Gimana?" Tanya Celine.

Justin diam sambil memperhatikan Claire sejenak lalu menghela napas, Justin menggeleng. "Zea gak ke tolong."

"Mami!" Claire menangis hebat dengan rasa takut yang kain bertambah, Claire takut jika ia disalahkan namun di satu sisi merasa kehilangan karena Zea.

Celine juga ikut menangis dan memeluk begitu erat Claire, "Ai gak salah, Ai gak salah."

-Claire-

Suara tangisan yang semula terdengar kini sudah mereda, suara tangisan itu hanya berasal dari Aurora. Aurora seorang yang menangis kencang melihat Zea terbujur kaku dengan kain yang menutupi tubuh gadis malang itu sedangkan yang lainnya hanya sesekali mengeluarkan air mata.

Nyawa Zea tidak tertolong karena pisau menancap tepat di jantung Zea, dokter sendiri yang mengatakan jika Zea meninggal di tempat kejadian perkara.

"Ai, polisi mau minta keterangan sama Ai." Ucap Celine.

"Gak mau, gak mau." Claire menangis sambil menggeleng dan memeluk Celine.

"Hei, polisi cuma minta keterangan, Ai diminta untuk jadi saksi." Timpal Justin.

Claire tetap menggelengkan kepala.

"Sama mami, mami bakal temenin Ai."

Claire terlihat mulai tenang.

Claire [COMPLETED]Where stories live. Discover now