Bab Tak Berjudul 12

340 30 0
                                    

Saat Shu dipukul, dia hanya bisa berpikir betapa lemahnya pukulan itu. Bahkan tidak cukup baginya untuk mengerang atau berdarah. Pemimpin gengnya mundur selangkah melihat bahwa Shu bahkan tidak bereaksi terhadap pukulannya, dan bahkan tidak bergeming.

"Hahah!" Gengnya tertawa saat mereka melihat bagaimana Shu dipukul. Pemimpin geng itu memandang mereka dengan mata dingin menyebabkan mereka berhenti tertawa.

Shu kemudian terkekeh dan menyeringai. "Begitukah? Haha! Bahkan nenekku bisa memukul lebih keras darimu!" Shu tertawa saat geng itu memerah karena marah.

"Menurutmu siapa yang kau bicarakan juga ?!" Kata salah satu dari 5 raksasa saat dia memelototi Shu.

Para siswa di kafetaria bingung dengan apa yang sedang terjadi. Mereka semua melihat bagaimana Shu ditinju tetapi tampaknya pukulan itu bahkan tidak menyakitinya.

"Dengan siapa aku berbicara? Yah aku sedang berbicara dengan orang besar ini" kata Shu sambil menunjuk orang yang telah memukulnya.

"Soalnya aku sudah mengira itu akan menyakiti. Aku berharap akan dikirim kembali dengan darah yang keluar dari wajahku, tapi tidak! Pukulannya bahkan tidak bisa membunuh lalat, apalagi merusaknya." Kata Shu, menyebabkan siswa di kantin tertawa.

"Ha ha ha!"

"Lemah!"

Kelinci menutupi tawanya mendengar Shu mengatakan ini.

Pria berkulit tinggi itu memiliki pembuluh darah yang keluar dari kepalanya. Dia mengertakkan gigi dan mengepalkan tinjunya.

"Apa kau tidak tahu siapa dia ?! Dia akan menjadi petinju profesional suatu hari nanti, termasuk kita! Dan kau menghina dia di depan kita!" Kata orang lain dari 5 raksasa. Kelima raksasa itu kemudian mengangkat tinjunya dan mengambil posisi.

"Ho? Petinju profesional katamu? Pfft hahaha kamu pasti bercanda kan ?!" Kata Shu sambil menertawakan mereka yang membuat mereka semakin marah.

"Kami tidak bercanda! Kami akan menunjukkannya dengan mengalahkanmu!" Kata raksasa lain saat mereka semua melayangkan pukulan ke Shu.

Shu sudah melihat hal ini menyimpang menyebabkan mereka meninju dinding bata.

"Ahh!"

"Ugh!"

"Tangan saya!"

Keempat raksasa itu jatuh berlutut saat mereka memegang tangan mereka dengan kesakitan. Darah mulai keluar dari kepalan tangan mereka. Shu terkekeh melihat ekspresi wajah mereka.

"Oof! Itu pasti sakit" kata Shu.

"Kamu!!" Kata pria jangkung itu sambil membombardir Shu dengan lebih banyak pukulan. Shu terus menghindari pukulannya dengan menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil tetap tersenyum di wajahnya.

"Kamu serius berpikir kamu bisa menjadi petinju profesional seperti ini?" Kata Shu dengan nada mengejek dalam suaranya. Pria jangkung itu kemudian gemetar karena marah mendengarnya.

"Ahhh !! Mati !!" Kata pria jangkung itu sambil melontarkan pukulan keras ke arah Shu. Namun Shu berhasil menangkap tinjunya yang menyebabkan pria jangkung itu melebarkan matanya.

"B-bagaimana?"

"Sederhana kok. Namun aku tidak ingin menjelaskannya pada yang lemah" ucap Shu sambil menyeringai.

Para siswa kagum pada bagaimana Shu bisa menghindari mereka berlima dengan mudah. Mereka semua bersorak untuknya kecuali mereka yang bingung yang kebanyakan adalah pria yang ingin dia dipukuli.

"Ayo Ouma Shu!"

"Kya! Dia menatapku!"

"Bajingan itu! Beraninya dia!"

Guilty Crown: True KingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt