10

7.2K 631 24
                                    

Minggu pagi Tatiana terbangun lebih awal dengan perasaan yang tidak menentu. Sedih adalah perasaan yang mendominasi hatinya saat ini.

Bagaimana tidak, hari ini adalah hari lamaran Abdul dan wanita pilihannya yang bernama Yuli. Sungguh mengecewakan sekali mendengar berita semacam ini.

Tatiana kira dia kuat dengan semua ini, tapi nyatanya dia tidak sekuat yang dirinya pikirkan. Dia lemah saat dihadapkan pada kenyataan menyakitkan seperti ini.

Lelaki yang begitu ia cintai melamar wanita lain seminggu setelah mengakhiri hubungan mereka yang baik-baik saja. Tatiana merasa dikhianati. Padahal dia tau alasan Abdul mengakhiri semuanya, Abdul tidak menginginkan istri yang status sosialnya berada diatas pria itu.

Ketakutan pria itu sangat tidak beralasan dan terdengar sangat bodoh ditelinga Tatiana. Dia pikir setelah sekian lama mereka bersama, ketakutan pria itu akan menghilang. Tapi nyatanya tidak. Waktu yang begitu lama bagi keduanya seakan tidak berarti apa-apa bagi Abdul.

Tatiana memandang kembali layar ponselnya, disana ada pesan dari adik Abdul yang terus setia memberikannya informasi penting. Nur memang baik, Tatiana akan mengirimkan hadiah untuk mantan calon adik iparnya itu.

Sementara sang kakak, si Abdul brengsek itu tidak lagi pernah menghubungi Tatiana. Jelas itu pertanda bahwa tidak ada lagi harapan untuk mereka berdua. Dan Tatiana bukan wanita yang akan mengemis melalui pesan singkat atau panggilan telpon, dia akan membiarkan Abdul dengan keputusannya. Untuk sesaat. Karena Tatiana akan menjalankan rencana liciknya. Dia tidak akan membiarkan Abdul bahagia setelah mencampakkan dan mematahkan hatinya!

Tatiana akan melaksanakan rencananya hari ini. Dia sudah bertekad untuk menjebak Abdul. Niatnya sudah sangat bulat dan tentunya dengan keyakinan yang penuh. Menurut perhitungan dokter, minggu ini adalah minggu subur bagi Tatiana.

Selama seminggu terakhir ini Tatiana selalu rajin meminum vitamin khusus yang diberikan oleh Dokter Percipal kepadanya, dia juga rajin berolah raga.

Dia terkadang mengunjungi gym untuk menghabiskan sorenya, atau berkuda saat ia tidak mempunyai jadwal meeting yang padat di pagi hari.

Bertekad dengan sepenuh hati untuk membuat Abdul sengsara saat ini adalah tujuan Tatiana. Lelaki itu akan merasakan terluka dengan cara yang berbeda.

Tatiana kali ini tidak akan berbelas kasih, dia bisa menjadi licik dan jahat jika diperlukan. Dia bisa menyakiti Abdul lebih dari yang pria itu lakukan.

Tatiana akan mewujudkan segala mimpi buruk yang selama ini ditakutkan pria itu. Dia akan menginjak harga diri Abdul dengan sangat hebat. Menjebak pria itu dengan licik pastinya akan membuat Abdul marah dan merasa dipermainkan. Apalagi jika Tatiana berhasil hamil, Abdul pasti akan lebih marah. Itu yang dikejar Tatiana, dia menunggu saat itu.

"Permisi bu, chef yang nyonya panggil sudah tiba." Salah seorang asisten rumah tangga Tatiana datang menghampiri.

"Suruh langsung siapkan makanan." Perintah Tatiana sambil berdiri dari posisi duduknya. "Nanti setelah makanan siap dan meja sudah ditata, kalian bisa langsung meninggalkan apartemen dan ke rumah utama, saya sudah perintahkan pak Huda untuk antar kesana."

"Baik bu." Jawab si asisten dengan patuh lalu berjalan pergi meninggalkan Tatiana.

Wanita itu menuju balkon apartemennya. Ponselnya ia tempelkan ke telinga, Tatiana tengah menghubungi Abdul.

Ia mendengar nada panggilan tersambung, untung saja nomornya tidak di blokir oleh Abdul.

"Halo?" Terdengar suara Abdul diujung sana.

Dia begitu merindukan Abdul. Suara pria ini masih bisa menggetarkan hatinya.

"Abdul, ayo bertemu."

"Tatiana-"

Truely, Madly in Love!Where stories live. Discover now