16

6.3K 561 9
                                    

Tatiana tengah menikmati makan siang bersama kedua orang tuanya disalah satu restoran Italia ternama. Mereka berada disalah satu ruangan VVIP, karena sang ayah ingin membicarakan sesuatu.

Awalnya mereka membicarakan tentang rencana Tatiana untuk mengakuisisi salah satu perusahaan pembuatan senjata api. Dia berdiskusi dengan kedua orang tuanya untuk menggelontorkan uang dalam jumlah yang besar agar perusahaan itu lebih maju lagi.

"Tatiana, apa kamu tau bahwa Ovia saat ini menjalin hubungan dengan Hendro?" Tanya Ayahnya dengan nada menyelidik.

Pembicaraan serius mereka mengenai masalah bisnis berubah.

"Hendro? Setahu aku, mereka nggak berhubungan lagi." Jawab Tatiana.

Hendro adalah mantan suami pertama sang adik, Ovia. Mereka menikah saat keduanya masih sangat muda, saat itu usia Ovia baru menginjak usia dua puluh tahun dan Hendro berusia dua puluh satu tahun.

Hubungan menggebu-gebu keduanya bermuara pada pernikahan yang hanya bertahan selama enam bulan karena Ovia merasa bosan dan terkekang menjadi seorang istri. Emosi keduanya masih sangat labil ketika itu.

"Mama dapat info kalau mereka terlihat beberapa kali bersama." Sang Ibu memberi informasi pada Tatiana.

"Yang Tatiana tau, Hendro sudah menikah dan saat ini memiliki seorang anak. Mungkin hanya urusan pekerjaan Pa, Ma."

"Ovia membeli sebuah apartemen dengan nama Hendro Hardiman."

"What?!" Tatiana tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ayahnya barusan.

"Dan Ovia berangkat ke Jepang bersama Hendro dan anak pria itu. Papa nggak mengerti dengan jalan pikiran adik kamu itu, Tatiana. Papi tidak suka kalau dia berhubungan dengan pria beristri." Jelas sekali terdengar nada tidak suka dari sang Ayah.

Tatiana hanya bisa diam. Dia melihat kedua orang tuanya bergantian dengan tatapan dan senyuman serba salah. Jujur dia tidak tau mengenai berita itu dan Ovia tidak pernah bercerita tentang masalah pribadinya akhir-akhir ini karena kesibukan mereka masing-masing.

"Nanti Tatiana akan bicara sama Ovia." Tatiana berkata pada kedua orang tuanya.

Mereka melanjutkan santapan.

"Oh iya, bagaimana kabar Abdul? Apa kalian belum ada rencana menikah?" Kini pertanyaan sang Ibu sukses membuat Tatiana tersedak pasta yang baru saja akan ditelannya.

Buru-buru wanita itu menyambar gelas berisi air putih dihadapannya dan segera meneguk habis air di dalam gelas tersebut.

"Abdul baik. Dan dia akan segera menikah." Jawab Tatiana akhirnya, berusaha santai dan tenang dengan jawabannya.

Kedua orang tuanya terlihat saling melemparkan tatapan satu sama lain. Tatiana bisa melihat kening kedua orang tuanya berkerut ketika akhirnya mereka mengalihkan tatapan kearah sang putri sulung.

"Kalian putus?" Tanya Ibunya tidak percaya.

Tatiana hanya bisa tersenyum kecut sambil mengangguk.

"Apa dia selingkuh?! Papa akan menghajarnya jika berani menduakan kamu!"

Tatiana tertawa, tawa yang terdengar sangat sumbang dan menyedihkan.

"Pa, aku akan lebih senang menghajar Abdul dengan tanganku sendiri jika benar Abdul berselingkuh. Tapi sayangnya pria itu tidak berselingkuh."

"Jadi?!" Kedua orang tuanya kompak bertanya.

Sebelum menjawab, Tatiana menarik dan menghembuskan nafas dengan pelan.

"Abdul tidak bisa menikahi wanita seperti seorang Tatiana Atmojo."

"Konyol!" Sang ayah terdengar berdecak kesal. "Jika dia akan menikah, maka kamu juga seharusnya menikah. Papa akan kenalkan kamu dengan anak teman papa."

"Aku masih mau Abdul, Pa." Jawab Tatiana dengan yakin.

Kini sang ibu yang tiba-tiba tertawa. "Keturunan Atmojo, mirip sekali dengan Papa kamu."

Dua wanita kesayangan David Atmojo itu tertawa, sementara sang kepala keluarga masih terlihat tidak senang dengan fakta bahwa hubungan sang putri sulung kandas. Menurut David, Abdul dan Tatiana sangat cocok. Dan dia sangat setuju dengan hubungan keduanya dan mengira bahwa hubungan itu akan berakhir di pelaminan.

"Papa akan bicara dengan Abdul-"

"Sayang, Tatiana itu sudah dewasa. Dan sebaiknya kita tidak perlu mencampuri urusan pribadinya." Sang istri mengingatkan suaminya.

Tatiana setuju dengan perkataan ibunya, Abdul akan menjadi urusannya dan dia tau apa yang harus dilakukannya.

Karena tidak ingin membahas lebih jauh mengenai kandasnya hubungan percintaannya dengan Abdul, Tatiana kembali mengajak kedua orangnya membahas mengenai bisnis. Dia ingin mengalihkan perhatian sang ayah yang memang terkenal posesif pada putri-putrinya.

Tatiana bahkan ingat ketika David Atmojo memukuli Heru saat tau bahwa pria itu menghamili sang anak angkat, Endang. Bukan hanya sang ayah yang murka, Tara Atmojo juga melampiaskan kemarahannya pada Heru dengan mengomeli pria itu semalaman. Tatiana yakin bahwa Heru lebih baik menerima pukulan dari seorang David Atmojo daripada harus mendengarkan seorang Tara Atmojo yang mengomel.

Selesai makan siang dengan kedua orang tuanya, Tatiana kembali ke kantor. Pekerjaannya menumpuk dan nanti malam ia harus menghadiri acara makan malam dengan beberapa rekan bisnisnya.

Dia harus mengesampingkan masalah pribadi untuk beberapa hari belakangan ini karena pekerjaannya memang sedang banyak. Ada beberapa bisnis baru yang membutuhkan perhatian lebih darinya. Bahkan minggu depan Tatiana harus berangkat ke Washington D.C untuk mengurus beberapa hal mengenai pengembangan perusahaan senjata api miliknya. Dia akan melakukan kerjasama dengan perusahaan asal Amerika untuk bisa memajukan bisnisnya.

Tapi Heru tetap mengabarkan beberapa perkembangan pada Tatiana mengenai Yuli.

Tatiana sudah mengingatkan Heru bahwa keinginannya harus dipenuhi. Heru awalnya tidak setuju dan mengatakan bahwa Tatiana gila dengan rencananya yang hanya akan mempertaruhkan reputasi rumah sakit itu jika menempatkan seorang perawat biasa pada tampuk kekuasaan.

Heru kembali menawarkan solusi lain yang akhirnya diterima oleh Tatiana. Tapi tetap Tatiana ingin Yuli mendapatkan fasilitas dan gaji yang tinggi. Dan tentunya semua itu disanggupi dan dipenuhi oleh Heru.

Tidak sulit bagi sang sepupu untuk bisa melakukan itu. Untuk sementara waktu Tatiana menyerahkan urusan itu pada Heru. Sementara dia harus fokus pada beberapa pekerjaan dan bisnisnya yang kian berkembang.

Selain kesibukannya mengurus pekerjaan, Tatiana juga disibukkan menjadi pembicara di beberapa acara besar. Dan Tatiana juga sering dimintai wawancara oleh beberapa majalah bisnis besar. Dia adalah salah satu wanita dengan kekuatan bisnis yang besar ditangannya dan itu menarik perhatian beberapa media.

Dan setidaknya semua kesibukan ini membuatnya sejenak melupakan patah hati yang tengah melanda wanita cantik itu. Sesaat Tatiana bisa berdamai dengan hatinya.

****

Hay hay semuanyaa...
Hari ini masih ada promo beli 4 pdf harga 50k dan 12 pdf harga 100k masih berlaku ya, kalian bebas pilih judul.

Ini untuk daftar pdf yang ready :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane

Cuzz bagi yang berminat bisa langsung chat author ke 082286282870 yaaa...

XOXO


Truely, Madly in Love!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt