[27] Semakin Rumit

104 22 2
                                    

Hari kembali seperti biasanya, menghadiri kelas di kampus dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para dosen.

Bedanya, mulai semester ini Seulgi menjadi lebih mandiri. Tak ada lagi sosok Jungkook yang mengantarnya ke kampus hingga pulang ke apartemen. Tak ada lagi Jungkook yang begitu mengkhawatirkannya.

Bahkan saat melintas pun tak ada sapaan darinya ataupun dari Seulgi sendiri.

Sejak Jungkook menghindar, Seulgi juga mulai kesal karena kelakuan Jungkook yang tak ia ketahui alasannya.

Ia ingin sekali bicara dengannya.
Ia rindu dengan Jungkook yang selalu menemaninya di saat Seulgi merasa kesepian kehilangan Yoongi dan ditinggal oleh Taehyung ke Amerika.
Ia rindu berdebat dengan Jungkook yang keras kepala.
Ia rindu dengan Jungkook yang selalu mengkhawatirkannya.

"Kenapa kau jadi tidak seperti biasanya? Ada apa? Kau bisa cerita denganku." Tanya Jaebeom yang sudah lama memerhatikan sikap Seulgi sejak awal perkuliahan.

"Ya! Kenapa kau jadi perhatian begini denganku? Biasanya kau menyebalkan."

"Menyebalkan apanya, enak saja. Dia tidak sadar apa yang menyebalkan sejak dulu kan dia. Dasar!" Batin Jaebeom.

"Biar kutebak, apa ada hubungannya dengan Jungkook? Kenapa kalian tidak pernah berangkat ataupun pulang bersama lagi?"

Sejujurnya Jaebeom tahu apa masalah di antara mereka dan itu sangat jelas di mata Jaebeom sampai ia begitu yakin dengan pikirannya tentang mereka berdua.

"Mau mampir di cafe? Barangkali minum Es Americano buatan Bambam akan menjernihkan pikiranmu." Lanjut Jaebeom.

"Ah iya benar. Ah kau ini, kenapa baru mengingatkanku sekarang? Ayo, nanti kita kesana bersama!"

"Iya nona Seulgi. Heuh, dasar."

***

-Def Cafe-

Bukannya memesan Es Americano, Seulgi malah berubah haluan untuk memesan Chocolate Frappe dengan Strawberry Cheesecake.

"Huah..." Seulgi menghela nafas besar.

"Kau tidak bekerja?" Tanya Seulgi pada Jaebeom yang masih menemaninya.

"Dibanding bekerja Aku lebih mengkhawatirkanmu. Kau kenapasih akhir-akhir ini? Harusnya kau lebih semangat setelah bertunangan dengan siapa lagi namanya? Aduh pokoknya itulah. Young and Rich." Ledek Jaebeom.

"Sejak kapan kau jadi khawatir dan cerewet seperti ini? Ah, kau jadi mengingatkanku pada lelaki menyebalkan itu. Aku benar-benar kesal dan tak habis pikir dengannya."

"Jungkook kan?"

"Hm."

"Dia membuatku frustasi Jae. Bagaimana Aku bahagia dengan pertunanganku sementara hubunganku dengan sahabatku merenggang? Terlebih Aku tidak tahu alasannya kenapa dia menghindar dariku."

"Bagaimana menurutmu?" Lanjut Seulgi.

"Kau tidak merasa bahwa Jungkook menyukaimu?" Tanya Jaebeom dengan nada bercanda.

"Kau bicara omong kosong lagi. Mana mungkin dia menyukaiku. Baginya Aku hanya sahabat yang berharga kan?"

"Tidak ada yang tidak mungkin. Ah kau ini percuma saja pintar tapi kau tidak mengerti perasaan orang lain." Ledek Jaebeom yang membuat raut wajah Seulgi seketika berubah menjadi murung.

"Mian Seul."

"Aku hanya ingin bicara dengannya Jae..." Matanya mulai berkaca-kaca dan akhirnya membasahi pipi chubby nya.

Then, Now and ForeverWhere stories live. Discover now