°•02•°

21 4 0
                                    

•Happy Reading•

Typo? Sorry guys

°
°
°


Sebulan sudah seorang Angkasa Valentio Xavier meninggalkan segalanya dan hanya menyisakan kenangan-kenangan indah saat ia masih hidup. Dan sudah sebulan juga Bintang dengan sang Bunda tak pernah akur seperti dulu. Ralat, Rena lah yang selalu menjaga jarak antara dia dan juga Bintang. Terkadang Rena selalu mencari sebuah titik permasalahan antara dirinya dan juga salah satu kembar Xavier ini. Berbeda dengan Rasi. Dia selalu memenangkan hati dan juga selalu mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Seperti biasa, karena ini adalah hari Selasa, Bintang dan Rasi tengah menelusuri koridor yang tampak ramai disekolah nya. Tanpa sengaja Bintang menabrak pundak seseorang. Gadis itu mendongak, menatap kagum kearah lelaki beriris biru yang tampak seumuran dengannya.

"So-sorry," ucap Bintang meminta maaf.

Lelaki itu tak melakukan perubahan apapun terhadap mimik wajahnya. Datar. Satu kata yang berhasil membuat Bintang terheran-heran melihat lelaki satu ini.

"Lo anak baru ya?" Rasi bertanya seperti itu kala ia tak pernah mengetahui keberadaan lelaki itu.

Lelaki yang tak sengaja ditabrak Bintang tadi hanya berdeham. Bintang tersenyum manis menatapnya. "Rasi kekelas aja duluan! Bintang masih ada urusan sebentar," ucapnya.

"Yaudah Rasi ke kelas duluan ya?" Pamit Rasi seraya mengelus pelan Hoodie merah jambu yang digunakan Bintang.

"Iya, hati-hati kakak." Seru Bintang yang membuat Rasi terkekeh pelan. Setelah Rasi pergi meninggalkan dua insan yang masih terdiam dalam sunyi.

"Gue tau Lo bisa!" Ucap lelaki itu tiba-tiba.

Jadi ini kah alasannya mengapa belum beranjak dari tempat itu? Bintang mengernyitkan dahinya, ia belum terkoneksi dengan apa yang lelaki itu bicarakan.

"Nggak usah sok nggak tau," wah sungguh lelaki dihadapannya ini bisa meramal kah? Atau malah cenayang? Pikir Bintang.

"Gue bukan peramal atau sejenisnya kayak yang ada dipikiran Lo!" Sarkas lelaki itu.

Bintang akhirnya paham dengan apa yang dibicarakan lelaki satu ini. Senyuman terbit di bibir ranum Bintang. Gadis itu menarik pergelangan tangan lelaki dihadapannya dan membawanya menuju tempat dirinya menyendiri.

••oOo••

"Ngapain Lo ngajak gue ke Rooftop?" Tanya lelaki itu.

"Kita belum kenalan, panggil aja Bintang," ucap Bintang sambil mengulurkan tangannya kearah lelaki dihadapannya itu. Memyalami tanpa minat lelaki itu berucap, "Langit."

Bintang tersenyum lalu kembali menatap keindahan kota dari atas. "Bintang yakin Langit bisa lihat mereka sekarang," ucap Bintang dalam hati.

Langit memutar bola matanya malas, "tanpa Lo bilang gue udah lihat mereka dari awal kita masuk Rooftop ini kali," sarkas Langit walaupun juga dalam hati sih.

Langit menatap sekeliling, dirinya terjengkang kaget kala ada sesosok roh lelaki yang tiba-tiba duduk disampingnya sambil menampakkan senyuman. Langit menghela nafas panjang, ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Gue tau kalian bisa lihat gue," ucap roh itu.

Awalnya Langit tampak pura-pura tak melihat keberadaan sosok halus itu. Karena ia sudah malas dengan apa yang akan roh itu lontarkan nanti.

DISINTEGRATEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz