O.6

153 44 4
                                    

Brak!

Felix mendobrak pintu tersebut tanpa mendengarkan teriakan Hyunjin.

Pintu kini terbuka lebar. Mata Felix pun melebar.

Ini benar-benar diluar ekspektasinya.

Felix pikir ia akan melihat ruangan yang penuh dengan bercak darah namun ternyata tidak. Yang ia dapatkan hanyalah kamar biasa yang ditempati seorang gadis remaja.

Ia juga mendapati seorang gadis sedang duduk manis di meja belajarnya yang kini menatap Felix dengan tatapan syok.

Hwang Yeji.

"Lo ngapain sih, Lix?!" Sembur Hyunjin lalu mendorong Felix.

"Lo.. kakak adek an sama Yeji?"

Mendengar itu, Hyunjin menghela nafasnya kasar, "Kembar."

"HAH?" Pekik Felix kaget.

"Gue sama dia cuma gamau ada yang tau kalo gue sama Yeji kembaran! Ah, sekarang kebongkar deh" Kata Hyunjin kesal.

"Jadi waktu itu lo ga ngebiarin Jisung buka pintu ini gara gara ini kamar Yeji dan lo gamau Jisung tau?"

Sepertinya memang begitu. Dengan posisinya yang sering bertengkar satu sama lain, diantara anak kembar ini tidak ada yang mau mengaku dan tidak mau ada yang tau kalau mereka adalah saudara kembar.

Padahal jelas sekali di sekolah banyak yang mekaui kalau mereka sangat mirip dan seperti saudara kembar, namun mereka masih mengelak.

"Jisung lagi. Jisung siapa sih?!"

Felix kembali mengusak surai hitamnya, "Diantara gue, lo, Jeongin, sama Seungmin yang suka warna merah siapa?"

"Jeongin."

"Yaudah ayo kerumah Jeongin!" Kata Felix lalu menarik pergelangan tanga Hyunjin keluar rumah.

"JI, MINJEM KEMBARAN LO, URGENT!" Teriak Felix sebelum akhirnya menutup kembali pintu utama kediaman keluarga Hwang.




















































































































































"Pelan pelan buset!" Ucap Hyunjin memaksa Felix untuk berhenti lalu menarik paksa pergelangan tangannya, "Lo kenapa sih?!"

"Ini soal pembunuhan. Pembunuhan Han Jisung."

Hyunjin memasang wajah bingungnya. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi pada Felix. Pertama, ia tiba tiba datang kerumahnya lalu mendobrak pintu kamar kembarannya setelah itu menariknya keluar rumah dan sekarang membicarakan soal pembunuhan.

"Bercanda lo ga lucu, Lix. Gue gakenal Ji—"

"GUE NGGA LAGI BERCANDA!" Geram Felix lalu buru buru mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan pada Hyunjin postingan terbaru si pelukis satu warna, "Ini Han Jisung! Temen lo! Temen gue sama Seungmin, Jeongin juga!"

Hyunjin merebut ponsel Felix lalu membantingnya tanpa berkata apa apa, "Omong kosong!"

Felix mengusap wajahnya frustasi, "Makanya ayo cari Jeongin! Sampe lo liat lukisan aslinya ingatan lo langsung balik soal Jisung!"

"Kenapa Jeongin?!"

"Karena lo bilang dia suka merah! Lukisannya cuma satu warna, WARNA MERAH!"

"Lo pikir yang demen merah di dunia cuma Jeongin doang?! Gimana kalo emang pembunuh nya orang lain yang ga kita kenal?!"

Felix merogoh sakunya mengambil secarik kertas yang ia temukan di kamar Jisung tadi sore, "Cepet baca."

Hyunjin merebut kertas tersebut dari tangan Felix lalu membacanya serius hingga selesai.

"Lo sempet nuduh gue ya makanya lo dobrak kamar Yeji?"

"Yaiyalah! Jisung pernah bilang ke gue kalo dia curiga sama lo"

"Ah sial, apa apaansih gue pusing!"

"Sekarang mau lari sendiri atau mau gue seret?"

"Daritadi juga udah lo seret tolol!" Ucap Hyunjin lalu berlari duluan meninggalkan Felix yang terkekeh kecil sebelum akhirnya menyusul Hyunjin.






































































































































































"Lo berat," Keluhnya yang sedang membopong temannya di punggungnya, "Lagian kenapa bisa sampe begini sih?! Cerita ke gue atau kita ke kantor polisi aja ya?"

"J.. jangan banyak ngomong jangan banyak tanya.." Sahut temannya lemas, "Kita ke tempat yang gue arahin aja kalo bisa secepatnya.."

"Kemana sih?"

"Gue bilang jangan banyak tanya.. dia bahaya." Ucapnya, "Abis ini belok kanan,"

"Tapi.. dia siapa?"

"Bacot..."

Ia menghela nafas pasrah, kalau begini mana bisa dipaksa?

Beberapa langkah setelah itu mereka mulai mendengar suara derap langkah seseorang– ah tidak, sepertinya dua orang tengah berlari kearah mereka berdua. Tak lupa mereka juga berteriak.

"ITU DIA! JEONGIN WOY!"

Jeongin yang mendengar namanya diteriaki ingin sekali menoleh. Ia hafal betul pemilik suara itu, namun temannya langsung memegang kedua pipinya agar kepala Jeongin tetap menghadap ke depan.

"C-cepetan! Jangan dihirauin..!"

"JEONGIN LO MAU BAWA SEUNGMIN KEMANA BANGSAT?!"




chaotic banget ya chapt ini?
btw udah nebak blom kira kira pembunuhnya siapa?

RED PAINT. | Stray Kids maknae line [✓]Where stories live. Discover now