O.8 [END]

180 42 1
                                    

"Kim Seungmin udah melemah.. ga seru, paling bentar lagi juga mati sendiri" Monolog Felix sambil mondar-mandir, "Yang Jeongin atau Hwang Hyunjin?"

Felix berjalan menghampiri Jeongin dan Hyunjin, "Jeongin enak banget ya bobo nya? Jeongin duluan aja gimana? Kayaknya seru hehehehe"

Felix mengeluarkan pisau lipat dari saku nya. Yang Hyunjin tau, pisau tersebut memang tipis namun ketajamannya tidak main main. Hyunjin sampai tidak berani dan tidak mau melihat temannya disayat.

"J-jangan.." Suara lirihan terdengar dari arah Seungmin membuat Felix menghentikan aksinya yang padahal belum ia mulai sedikitpun.

"Masih idup?"

"Jangan bunuh mereka berdua, bunuh aja gue.."

Felix memutar bola matanya kesal, "Gabisa gitu dong nanti mereka ngelapor gimana?"

"G-gue bisa ngehapus ingatan mereka.."

Mendengar itu Felix baru ingat kalau Seungmin mempunyai pengalaman mempelajari ilmu terlarang. Yang menghapus dan melenyapkan identitas para korbannya pun Seungmin.

Itu sebabnya kalimat Seungmin dapat membuat Jeongin tidak menghentikan langkahnya tadi. Seungmin mencantumkan mantra didalam perkataannya.

"Gaboleh"

Hyunjin, Seungmin, dan Felix secara bersamaan menoleh kearah Jeongin yang tiba tiba bersuara dengan kepalanya yang masih tertunduk.

Felix berdecak, "Jangan bikin gue mikir dua kali,"

Jeongin mengangkat kepalanya lalu menatap Felix, "Lo pikir gue bego? Lo pikir dengan ngeliat temen gue yang luka luka dan malah minta anter ke tempat sepi ga bikin gue curiga?"

"Maksud lo apaan?"

Jeongin menyeringai masih sambil menatap Felix remeh. Lalu beberapa detik kemudian mulai terdengar sirene mendekati markas tempat mereka disekap.

NINU.. NINU..

"Brengsek lo Jeongin,"

Selagi mobil polisi masih mendekati markas, Felix buru buru mengambil barang barang yang penting baginya lalu memecahkan kaca jendela belakang.

"Gue gabakal berhenti sampe disini." Final nya sebelum akhirnya meninggalkan markas.

Brak!

Pintu utama didobrak paksa oleh salah satu anggota polisi yang berjalan paling depan sambil mengacungkan senjata yang digenggamnya.

"Periksa seluruh tempat, cari korban yang masih hidup"

"Pak! Ditemukan dua korban masih hidup dan satu sekarat!"

Terdengar beberapa polisi membopong Seungmin yang sepertinya tidak sadarkan diri, sedangkan beberapa lainnya menghampiri Jeongin dan Hyunjin untuk membukakan ikatan di pergelangan tangan dan kakinya.





























































































































































































































































Hyunjin perlahan membuka matanya mendapati langit langit bercat putih. Hyunjin tau betul ia sedang berada di rumah sakit.

Hyunjin berusaha menolehkan kepalanya ke kiri melihat Jeongin yang masih belum sadar— ah tidak, sepertinya dia lebih dulu sadar daripada Hyunjin. Anak itu tidur bukan pingsan. Ia mendengkur.

Hyunjin menghela nafasnya sedikit lega. Ya. Sedikit.

Mengingat kalimat terakhir yang diucapkan Felix membuatnya tidak dapat sepenuhnya lega. Felix bisa saja kembali dan meneror mereka bertiga.

Tak lama kemudian Hyunjin dapat mendengar pintu bilik terbuka dan derap langkah beberapa orang mendekati Hyunjin.

Hyunjin dapat melihatnya. Satu dokter, satu suster, dan satu lagi pria berseragam polisi.

Dokter dan suster memeriksa keadaan Hyunjin terlebih dahulu baru setelah itu mereka keluar dan mempersilahkan seorang polisi itu berbicara pada Hyunjin.

"Saya Bangchan dari kepolisian," Katanya namun tidak disahut sedikitpun oleh Hyunjin, "Saya bersyukur kamu tidak tidur terlalu lama, jadi saya bisa mendapatkan beberapa informasi"

"Saya baru bangun udah mau ditanya tanya aja?" Celetuk Hyunjin.

Bangchan terlihat menggaruk tengkuknya, "Kalau begitu mau menunggu dulu?"

"Ngga, cuma bercanda kok" Jawab Hyunjin, "Tapi saya mau nanya duluan. Berapa lama saya ga sadarkan diri? Trus kenapa bapak tidak bertanya pada Jeongin? Kelihatannya dia lebih dulu sadar dibanding saya. Oh iya satu lagi, bagaimana keadaan Kim Seungmin?"

"Ah itu, kamu tidak sadarkan diri cuma sehari kok. Kalau soal temanmu, katanya kamu lebih ngerti semuanya, jadi dia cuma suruh saya tanya kamu"

Hyunjin memutar bola matanya malas. Pikirnya, Jeongin hanya beralasan. Hyunjin tau Jeongin paling malas berurusan dengan hal seperti ini.

Bangchan kembali melanjutkan, "Lalu Kim Seungmin, luka nya yang paling parah, dia juga kehilangan banyak darah. Kemungkinan dia akan koma selama beberapa minggu."

Mendengar itu Hyunjin tercekat. Merasa bersalah karena sadar bahwa Seungmin yang paling tersiksa.

"Kalau begitu kamu bisa jelaskan bagaimana si pelaku?"

Hyunjin mengangguk lalu mulai bercerita, "Namanya Lee Felix."

"Dia berkepribadian ganda."

End.






Hai. Pendek banget yah cuma 8 chapter? Tapi dibuat pendek emang niat sejak awal sih. Soalnya kalo dibuat panjang suka pusing sendiri trus akhirnya gadilanjutin:')

Makasih udah mau mampir dan baca sampe akhir(づ ̄ ³ ̄)づ  Segitu ajaa..

ʕ ̳• · • ̳ʔ
/ づ♡ =͟͟͞͞♡ Wuff u💖

©smollix —March2021

RED PAINT. | Stray Kids maknae line [✓]Where stories live. Discover now