"Aku tidak menyangka kau bisa seperti ini? setelah semua yang sudah Jiyong Oppa berikan padamu?" Jennie menatap sengit pada Lisa yang saat ini hanya bisa duduk diam memandangi tangan yang ada di pangkuannya."Apa yang dia janjikan padamu? Apa yang dia miliki sampai kau bisa berbuat bodoh seperti ini? —Kau tahu? banyak sekali wanita di luar sana yang memimpikan berada posisimu sekarang? di cintai dengan sangat besarnya oleh seorang Kwon Jiyong. Kau benar-benar sudah gila!" Lanjut Jennie.
"Jennie, sudahlah. Kau terus memarahi Lisa sejak kau datang kemari. Kau tidak kasihan padanya?" Jisoo mencoba menengahi.
"Buat apa aku harus kasihan padanya yang tidak tahu di untung? Aku ingin kau segera menyelesaikan apa pun urusannya dengan pria urakan itu."
"Jennie, Cukup! Kenapa kau terus memojokkan Lisa? Kenapa kau tidak coba bertanya apa yang terjadi dari sudut pandang dia? beri Lisa kesempatan untuk menceritakan apa yang Dia rasakan pada pria itu, ini bukan kapasitas kita untuk terlalu ikut campur akan hidupnya, hidupnya adalah pilihannya." Jisoo berjalan mendekat kearah Lisa yang tertunduk bagaikan seorang pesakitan.
"Tidak bisa, Eonni. Tidak ada penjelasan yang masuk akal untuk Lisa bisa memilih pria itu dibanding Jiyong Oppa!"
"Kenapa kau yang menentukan untuk itu? Apa hubungannya dengan dirimu atas apapun yang Lisa pilih? Kau terlalu berlebihan."
"Eonni, Kumohon sudah..." Lisa mencegah perdebatan antara Jisoo dan Jennie menjadi semakin memanas, Lisa merasa begitu bersalah karena menyebabkan dua orang yang Ia cintai menjadi berdebat sengit hanya karena kesalahan dirinya.
"Aku pamit! kuharap kau bisa bersikap dewasa, Lisa-ya. Jiyong Oppa tidak pantas kau perlakukan seperti ini." Jennie bangkit dari duduknya dan melangkah dengan gagah; pergi meninggalkan dorm mereka.
"Kenapa Jennie Eonni begitu marah?" Rosé yang sejak tadi hanya diam menyaksikan luapan emosi Jennie terhadap Lisa akhirnya buka suara.
"Mungkin karena Dia menyayangi Lisa dan Jiyong Oppa. Entahlah aku juga pusing melihat sikapnya yang berlebihan itu." Jisoo mendekat pada Lisa dan memberikan pelukan pada Adik terkecilnya itu.
"Sikap galaknya sudah seperti seorang istri yang sedang melabrak selingkuhan suaminya, —Lucu." kelakar Rosé sekenanya.
"Lisa, apa kau mau makan di luar? Jjajangmyeon?" Jisoo mengalihkan kesedihan Lisa dengan mengajaknya makan diluar.
"Ayo, Aku juga mau Eonni. Ayo Lisa-ya, lupakan urusan percintaanmu sebentar, perutku sudah lapar." Rosé dengan tenaga supernya menarik Lisa untuk ikut bangkit dan berangkat pergi makan malam bersama Jisoo.
🗝🗝
Suasana pagi ini sedikit mendung karena hujan yang mengguyur kota seoul sejak semalam. Udara dingin bercampur tetesan halus dari rintik hujan yang masih berusaha turun ke bumi; membuat sebagian banyak orang memilih untuk kembali ke dalam selimut; sama seperti Lisa yang kebetulan tidak ada Jadwal pekerjaan apapun untuk hari ini, Lisa hanya ingin menghabiskan waktu dengan beristirahat dan bermain dengan anak-anaknya.
Hubungan Lisa dan Jennie pun belum kunjung membaik, meskipun dari pihak Jiyong sendiri sudah menghubungi Lisa sejak kemarin Lusa. Bukan, Lisa bukan sok jual mahal, hanya saja rasa bersalahnya yang besar terhadap Jiyong membuatnya sungkan untuk menerima ajakan darinya untuk memulai semuanya lagi dari awal.
Masih ada perasaan yang mengganjal di hati Lisa tentang kedua pria yang ada di hidupnya; Jiyong yang sudah jelas-jelas Lisa kenal baik sejak 5 tahun yang lalu dengan Ian yang baru seumur jagung. Keduanya seakan memiliki tempat yang berbeda di hatinya; katakan Lisa serakah, tapi hingga saat ini Lisa belum bisa memilih. Lisa belum bisa melepaskan kedekatannya dengan Ian; tetapi Lisa pun tidak ingin hubungannya dengan Jiyong berakhir. Ternyata...waktu sebentar atau lama pun tidak bisa menjadi tolak ukur akan kemana hati Lisa akan berlabuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dope Lovers
RomanceAku masih tidak percaya bahwa aku sekarang sendirian. Aku hancur berkeping-keping, tapi kau tidak tahu. Betapa berharapnya aku, kau tidak meninggalkanku. Tapi Kudengar kau terlihat bahagia sekarang. Jadi jangan kau khawatirkan aku, karena aku baik-b...