34

3.5K 194 15
                                    

"Tetap semangat walaupun terlihat banyak masalah di kehidupan mu. "

Gadislucu.


*

**

Satu harian ini, Ara sama sekali belum membuka ponselnya. Ara sengaja untuk menghindar dari semuanya. Dirinya masih belum siap dengan semuanya. Setiap kali mandi, Ara selalu saja mengingatkan sesuatu itu. Ah rumit untuk dijelaskan.

Pagi ini, Ara sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ara langsung turun kebawah untuk menemui sang Mamah dan Papahnya. Sudah 2 hari, sang Papah Mamah berada dirumah.

"Kamu sarapan dulu ya sayang,"

Ara menganggukkan kepalanya. "Ara mau roti selai coklat aja Mah,"

Lisa langsung mengolesi selai coklat dan memberikan roti itu kepada sang anaknya. Ara  menerimanya dan memakan roti itu dengan lahap. Raka, sebagai Papah Ara langsung tersenyum karena merindukan sosok anaknya.

Setelah selesai sarapan, Raka langsung mengantarkan Ara ke sekolah dengan memakai mobilnya. Dengan senang hati Ara langsung menerima ajakan sang Papahnya yang akan mengantarkan pergi ke sekolah.

"Jangan bandel ya, inget belajar yang bener." Raka mengusap rambut anaknya dengan sangat sayang. Ara mengangguk kecil dan langsung menyalimi tangan Raka. Setelah sudah, Ara keluar dan berjalan ke arah gerbang sekolah.

"Ara," lambai seseorang dari belakang, rupanya itu Cahyo. Dengan rasa canggung Ara tersenyum dan membalas lambaian tangan Cahyo. Cahyo berlari dan menepuk pundak Ara.

"Elo gak papa?" tanyanya kepada Ara, karena Ara hari ini terlihat pucat dan tidak seperti biasa. Ara yang merasa bahwa tidak enak badan mengerutkan dahinya. "Iya nih, padahal Ara udah pakai lipbam tetap aja bibir Ara pucat gini,"

"Lo sakit?" tanya Cahyo lagi kepada Ara. Bahkan telapak tangan kanan Cahyo sudah berada di kening Ara. Ara menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok,"

"Badan elo panas tapi."

"En——"

"Jadi tadi elo berangkat sama Cahyo?" sahut seseorang dari belakang. Ara menoleh dan mendapatkan seorang laki-laki tinggi dan tampan. Itu kan Aryo, kekasihnya. Dengan cepat Ara menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah Aryo.

"Enggak."

"Bohong!"

"Ara berangkat sama Papah.."

"Apa Cahyo selingkuhan elo?" tanyanya dengan wajah yang sangat amat datar.

"Enggak, kamu salah paham!"

"Sama aja, kemarin elo ngehindar kenapa? Mau sama Cahyo?" tuduhnya semakin tidak-tidak. Ara menahan tangisannya dan menggelengkan kepalanya. Cahyo yang melihat itu langsung menghembuskan nafas kasarnya dan mengajak Ara untuk pergi dari sini.

"Ayok Ra, dikit lagi mau bel." Cahyo menarik Ara dan di anggukki oleh Ara. Aryo berdecih berjalan ke arah kelasnya dengan tatapan tajam. Padahal hari ini, Aryo akan belajar untuk acara olimpiade antar kelas yang akan disegerakan minggu depan.

Ara langsung duduk di bangkunya dan menatap ke depan dengan tatapan kosong. Lolipop langsung menepuk pundak Ara agar lamunan Ara buyar.

"Elo kenapa Ra?"

"Hah?"

"Ada masalah?"

Dengan cepat Ara menggeleng, Lolipop tidak boleh tahu tentang itu. "Enggak kok, Ara pusing aja kepalanya makanya ngelamun gini," alasannya.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang